06

896 144 33
                                    

The Killer. Atau jika diartikan, "Pembunuh". Mereka adalah sekelompok remaja yang terkenal setelah terjadi perang di Korea 2 tahun yang lalu.

Mereka membantu pemerintah membasmi semua lawan. Sejak itu, pemerintah langsung meresmikan mereka sebagai sebuah kelompok layaknya tentara kecil.

Mereka sangat ahli dalam menggunakan senjata dan bela diri. Waktu perang itu terjadi, mereka bisa membasminya dalam waktu 3 hari, tentunya dengan bantuan tentara lain.

"Mereka semua sekolah di Seoul National School nggak sih?" tanya Heejin.

Sontak semuanya mengangguk. IHS dan SNS, keduanya sekolah terfavorit di Korea.

"Kok gue jadi parno. Tu sekolah kan jaraknya cuman 1 km dari IHS. Entar jelas target utamanya mereka kita," kata Hyunjin.

"Hhh... Udah deh nyerah gue nyerahhh..." kata Haechan.

Guanlin dan Nakyung hanya bisa menggeleng pasrah, "Gila sih. Tu anak temen papa gue semua," gumam mereka.

The Killer seluruhnya merupakan anak CEO atau pejabat. Visual mereka juga tidak bisa dibantah.

Tapi karena mereka lebih memilih untuk bertarung dibandingkan meneruskan perusahaan keluarga, sebagian dari mereka sudah diusir dari keluarga mereka sendiri.

Bae Jinyoung, Wang Yiren, Kim Yohan, Chou Tzuyu, Na Jaemin, Yeh Shuhua, Choi Soobin. Tidak mungkin tidak ada yang mengetahui ketujuh orang itu.

"Ok karena kita udah tau musuh terkuat kita—mending kita nyerah aja," celetuk Haechan.

"Setuju pake banget," balas Hyunjin sambil meringis.

Renjun menggeleng, "Nggak. Kita nggak bisa mundur. Kita nggak tau apa yang bakal terjadi sama kita kalo kita malah ngehindar,"

"Tapi realistis aja nih ya. Lo serius mau ngelawan 63 orang? Belom lagi musuh dari creator nya. Ini emang virtual, tapi nyawa kita bener-bener ditaruhin," balas Haechan.

"Gue juga tau. Kalo misal lo takut, kenapa lo nggak mundur sendiri aja?!"

"I'M NOT AFRAID!" bentak Haechan.

Sisanya langsung berusaha menengahi, "Udah stop stop. Tengkaran nggak akan nyelesain apa-apa!" kata Nakyung.

Mereka semua memisahkan Haechan dan Renjun serta berusaha meredam emosi masing-masing.

"Udah jun. Tenang dulu. Gue tau lo masih shock atau mungkin sedih, tapi lo juga harus bisa ngontrol emosi lo," kata Hyunjin pelan.

Sedangkan Mark berusaha menenangkan Haechan, "Udah chan jangan emosi. Lo udah jadi penyemangat grup, nggak seru kalo lo malah emosi gini,"

Setelah beberapa saat, emosi keduanya sudah mulai surut. Tanpa aba-aba mereka langsung bermaafan, karena mereka tahu, pertengkaran akan membuat grup mereka berantakan.

"Udah nih ya. Lain kali tolong jangan ada yang tengkaran lagi. Kalo ada yang mau diomongin, secara baik-baik aja," kata Guanlin.

Semuanya mengangguk, "Ok kita lanjut aja ya,"

Tak terasa 1 hari telah berlalu. Sekarang hari Minggu pukul 18:46. Mereka bertujuh sedang berlatih di sistem virtual war yang dibawa Nakyung.

"Perhatiin lawan! Jangan cuman madep depan, bisa aja ada yang nyerang lo dari sisi lain!" teriak Nakyung.

"Cari kelemahan lawan. Kalo udah ketemu langsung serang aja,"

Sebelumnya, Nakyung sudah memberikan masing-masing softlens scanner yang bisa menganalisis kelebihan dan kelemahan lawan, posisi rekan satu tim maupun tim lawan, dan masih banyak lagi fungsinya. Tak lupa airpods sebagai sarana komunikasi.

[1] ATTACK's Series: ATTACK ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang