Setelah dari makam, mereka bertiga kembali ke rumah masing-masing dengan diantar oleh Guanlin.
Orangtua mereka tampak biasa-biasa saja. Padahal mereka baru saja kembali dari dunia virtual yang memertaruhkan nyawa mereka.
Malamnya, Heejin tidak bisa tidur dengan nyenyak. Sekalipun ia sudah kembali, ia masih memendam banyak pertanyaan soal ATTACK Game ini.
Ia menatap langit-langit kamarnya. Kemudian Heejin teringat sesuatu. Dia mengambil ponsel miliknya di meja nakas.
Dengan harap-harap cemas, Heejin mencari sebuah nama di ponselnya. Tapi, harapannya pupus ketika tidak menemukan nama yang ia harapkan.
"Hyunjin... Memori tentang dia bener-bener udah dihapus dari dunia ini," pikir Heejin.
Dia pun mencoba mencari nama Renjun di ponselnya, tapi hasilnya nihil. Heejin membuka galeri ponselnya.
Kemudian ia menemukan fotonya dengan Guanlin dan Haechan. Tunggu dulu. Seharusnya Renjun, Hyunjin, Nakyung, dan Mark juga ada di foto ini!
Heejin kembali mencari foto yang berkaitan dengan keempat temannya itu.
Fotonya dengan Hyunjin saat kencan di taman kota. Tapi, wajah Hyunjin tidak ada di foto itu. Hanya ada wajahnya.
Lalu, fotonya dengan Mark dan Haechan ketika menyiapkan kejutan ulangtahun untuk Hyunjin. Tapi, di situ hanya ada dirinya dan Haechan.
Semua foto itu masih ada, tapi tidak dengan keempat temannya. Mereka benar-benar sudah dihapuskan dari dunia ini.
Heejin hanya bisa tersenyum miris, "Harus secepet itukah pertemanan kita?"
Esok harinya, mereka semua sudah kembali ke sekolah masing-masing. Dan semua melakukan hal yang sama, menanyakan nama teman mereka yang sudah gugur kepada orang lain.
Dan tentu saja jawaban orang-orang yang mereka tanyai itu rata-rata, "Hah? Siapa?" "Nggak kenal tuh,"
Bahkan kemarin malam, Haechan sempat menghampiri orangtua Hyunjin dan bertanya-tanya soal Hyunjin.
Tapi jawaban orangtua Hyunjin benar-benar membuatnya terpuruk, "Kami kan tidak memiliki anak kandung, Haechan. Apa kau lupa?"
Haechan mengernyit. Jika orangtuanya tidak ingat akan Hyunjin, lantas kenapa mereka tahu siapa dirinya? Bukankah orangtua Hyunjin mengenalnya sebagai teman Hyunjin?
Tidak ambil pusing, Haechan kembali bertanya, "Ah benarkah?"
"Iya. Tapi, beberapa hari yang lalu kami mengadopsi seorang anak lelaki,"
"Siapa?"
"Hwang Yunseong,"
Haechan mengangguk, "Ah baiklah. Maaf mengganggu,"
Di sekolah, Heejin, Guanlin, dan Haechan makan siang bersama. Tidak ada pembicaraan tentunya, mereka masih merasa kehilangan.
Sepulang sekolah, Heejin memutuskan untuk kembali Jeongseon sendirian. Dengan menaiki bis membutuhkan waktu sekitar 4 jam untuk sampai di halte terdekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] ATTACK's Series: ATTACK ✔
Hayran Kurgu[红] First Book of ATTACK's Series "This game is about survive or die. Never trust anyone." Berawal dari sebuah surat aneh yang membawa mereka ke dalam dunia virtual. Dan ingatlah bahwa semua ini tidak sesederhana yang mereka kira. Waktunya 1 minggu...