23. Hold

5.4K 1K 184
                                    

Taeyong tak mampu menyembunyikan lengkungan bak bulan sabit di bibirnya. Kedua iris nya lantas tak pernah terlepas dari dua objek yang mencuri atensinya. Setelah menghentikan Jaehyun tadi, akhirnya disinilah ia, keluarga kecilnya juga sang Ayah dan Ibu mertua saat ini. Di salah satu meja restoran dengan berbagai macam makanan kesukaan sang dominanㅡyang dibuat oleh Tuan Jung.

"Jaehyun-ah, apa kau ingin nasi lagi?" Tanya Tuan Jung.

"Tidak, terima kasih." Jaehyun berkata sebelum meneguk air disampingnya. Ia kemudian menoleh pada Taeyong sejenak dan dibalas senyuman bangga oleh suami kecilnya itu.

"Ayah, aku ingin tambah." Taeyong menyodorkan piringnya pada Tuan Jung.

"Astaga, kenapa kau rakus sekali?" Celetuk Jaehyun.

Tuan Jung terkekeh. "Tidak apa-apa. Menantuku ini sedang hamil," katanya sebelum kembali menyodorkan piring kepada Taeyong. "Makanlah apa yang ingin kau dan bayimu makan, nak."

Taeyong mengangguk antusias sebelum kembali melahap makanan dihadapannya. Jaehyun yang melihat hal itu refleks tersenyum, melihat suami kecilnya makan dengan baik saja membuat ia merasa kenyang meski hanya memakan satu porsi nasi.

"Setelah ini pergilah ke rumah yang satunya," ucap Yuri ditengah-tengah aktivitasnya menyuapi Naeun. "Kalian dan Naeun lebih baik beristirahat disana selama dua hari di Ulsan."

"Tapi Naeun ingin tidur dengan halmeoni," ucap Naeun lalu mencebik.

Gemas dengan tingkah cucunya, Yuri mencubit pelan pipi Naeun lalu berkata. "Baiklah, untuk malam ini Naeun menginap disini," Ia kemudian melirik Jaehyun dan Taeyong dengan tatapan nakal. "Appa dan Daddy sepertinya juga butuh waktu berdua malam ini."

"Ah, Bibi peka sekali." Taeyong refleks mengucapkan kalimat itu sebelum menepuk bibirnya sendiri. "Maksudku, Naeun memang sangat merindukan kalian. Jadi biarkan saja malam ini Naeun menginap di restoran."

Tawa renyah memenuhi meja itu. Taeyong benar-benar menjadi pemecah kutub es yang menghalangi Jaehyun dan Ayahnya, Tuan Jung. Meskipun sang suami masih terlihat acuh dan selalu memasang tampang datarnya dihadapan pria paruh baya itu, namun Taeyong sudah merasa bersyukur karena Jaehyun akhirnya perlahan luluh.

Setelah menghabiskan waktu seharian bersama keluarga kecil juga Ayah dan Ibunya, mulai dari makan bersama hingga bermain ditepi pantai yang tak jauh dari tempat itu, kini Jaehyun melangkah pelan ke arah dapur. Diam-diam ia memerhatikan pria paruh baya yang tengah mencuci piring. Tuan Jung tersenyum sembari membilas peralatan makan dihadapannya. Sangat nampak kebahagiaan dari raut wajahnya.

"Biar aku yang menyelesaikannya," ucap Jaehyun lalu menghampiri sang Ayah.

Tuan Jung lantas melebarkan mata. Ia menoleh dan kembali tersenyum sumringah pada anaknya. "Tidak perlu, sebentar lagi ini akan selesai." Katanya, "Sebaiknya kau dan Taeyong pergi ke rumah yang ada di Jung-gu sekarang. Suamimu pasti sangat kelelahan."

"Baiklah," balas Jaehyun datar sebelum berbalik membelakangi sang Ayah. Sebelum melanjutkan langkahnya, ia berucap. "Carilah pegawai baru, jangan pelit dan serakah. Apa kau ingin mati secepatnya karena bekerja terusan-terusan seperti ini?"

Meski ucapan Jaehyun terkesan kasar, namun Tuan Jung paham jika anak semata wayangnya itu sedang mengkhawatirkannya. Ia sudah sangat hapal dengan tingkah Jaehyun; terlihat acuh namun dibalik sikapnya itu ia menyimpan rasa peduli.

"Taeyong-ah, ayo kita ke rumah yang ada di Jung-gu." Ucap Jaehyun saat sampai dihadapan si submissive yang tengah melahap ceker ayam pedas layaknya camilan bersama Yuri. Sedangkan Naeun yang berada ditengah-tengah dua orang dewasa itu hanya mampu memasang tampang ketakutan.

Hilarious | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang