Hilarious | Jaeyong ✓

07. Cappucino

Karena aku belum bisa move on dari Cover Song Jaehyun semalem dan video reaction by dispatch, here's the Jaeyong FMV version lol.

Sebelum mulai, ayo kita follow akun ini. Supaya authornya rajin update cerita baru, ehe.

Happy reading!

•••

Taeyong yang tengah berdiri diambang pintu kamar Naeun menghela napas panjang. Setelah menghabiskan waktu bersama sang suami juga putrinya di restoran dan memakan hot pot dalam suasana canggung, kini mereka akhirnya bisa sampai di rumah. Ia harus menjelaskan semuanya pelan-pelan, pikirnya.

Naeun tertidur pulas sejak dalam perjalanan pulang. Namun, baik itu Jaehyun maupun Taeyong tak ada yang berani memulai pembicaraan tentang pesan Sehun.

"Kenapa kau masih berdiri disitu?" Jaehyun menghampiri suami kecilnya sebelum menutup pintu kamar Naeun. "Masuklah ke kamar, aku ingin minum kopi dulu."

"Bisakah kita berbicara sebentar, Jaehyun?" Taeyong menahan lengan lelaki berlesung pipi itu.

"Sudah larut malam, istirahat saja sana. Kita bisa membicarakannya besok," Jaehyun mengecup kening suami kecilnya lalu bergumam. "Good night."

Jaehyun melangkahkan kakinya ke dapur. Tenggorokannya benar-benar butuh cairan caffein yang amat ia gemari akhir-akhir ini. Jaehyun harus menyalahkan Johnny, pria jangkung itu lah yang meracuni nya hingga ia tertular menjadi penikmat akut kopi.

Bahkan, Jaehyun telah membeli mesin pembuat kopi. Ia sangat senang membuat espresso untuk kemudian dicampurkan pada cappucino juga moccacino buatannya.

Lelaki berlesung pipi itu pun mengambil kopi bubuk dalam laci pantri. Menyiapkan portafilter sebelum menuangkan bubuk caffein itu disana.

"Jaehyun."

"Astaga!" Jaehyun tersentak hingga sebagian kopi dalam portafilter yang belum ia pasang pada mesin kopi tumpah diatas pantri.

"Kenapa kau belum tidur?" Jaehyun berdecak sebelum membersihkan kekacauan akibat rasa kagetnya.

"Aku juga ingin minum kopi," Taeyong berkata sebelum memeluk tubuh suaminya dari belakang.

Jaehyun lantas menyunggingkan senyum tipis lalu kembali melanjutkan kegiatannya dengan si mesin kopi kesayangan. Sembari menunggu espresso itu selesai, sang aktor berbalik hingga kini ia dan Taeyong saling bertatap muka.

"Kenapa?" Jaehyun menyeringai.

"Seharusnya aku yang bertanya kenapa," Taeyong menjatuhkan bahu. "Biasanya kau akan marah jika aku didekati pria lain. Tapi kenapa sekarang kau bertindak seolah tak terjadi apa-apa?"

"Jadi kau berharap agar aku cemburu lalu memukuli si wajah gepeng itu?" Jaehyun melipat lengan sembari bersandar pada pantri dibelakangnya.

Taeyong berdecih. "Tidak, karena aku tahu kau yang akan berakhir di rumah sakit jika Sehun memukulimu."

Jaehyun tertawa pelan, namun Taeyong sudah tahu betul membedakan setiap tingkah suaminya. Ia tahu kali ini tawa sang aktor tidak datang dari hati. Taeyong lebih senang melihat Jaehyun mengomel dan memarahinya daripada bersikap seolah ia baik-baik saja seperti sekarang ini.