22. Ulsan

5.3K 1K 93
                                    

Jaehyun memandangi suami juga putrinya yang tengah merusuh di ruang tengah. Sedari tadi Naeun dan Taeyong begitu antusias merapikan barang-barang yang akan mereka bawa ke Ulsan. Ia menghela napas panjang sebelum menghampiri dua malaikatnya.

"Dad! Ayo kita pergi sekarang!" Naeun berseru ketika mendapati Jaehyun berdiri disamping sofa. "Naeun ingin bertemu halmeoni dan harabeoji secepatnya," sambungnya dan mendapat anggukan antusias dari Taeyong.

Mendesis pelan, Jaehyun mencengkeram perutnya sebelum bersimpuh dihadapan Naeun dengan wajah kesakitan. "Ah, kenapa perut Daddy tiba-tiba sakit ya?" Ia melirik Taeyong sekilas. "Sayang, bisakah kita pergi ke Ulsan Minggu depan saja?"

Naeun yang pada dasarnya sangat tidak tega melihat kedua Ayahnya kesakitan lantas memasang tampang khawatirnya. Anak perempuan itu mendekati sang Ayah lalu memeluk bahu Jaehyun. "Daddy tidak boleh sakit," ucap Naeun lirih. "Ayo, Naeun mengantar Daddy ke kamar."

"Tidak boleh!" Taeyong bangkit dari posisinya sembari berkacak pinggang. Ia menatap suaminya berang lalu berkata, "Berhentilah membual, Jung Jaeyuk. Kau sudah berjanji akan membawaku dan Naeun ke Ulsan hari ini!"

"Tapi Daddy sakit, Appa," Naeun menyela ucapan Ayah kecilnya.

Taeyong memutar bola mata. "Tidak, Naeun-ah. Daddy tidak sakit," Ia menunjuk wajah Jaehyun. "Lihatlah, bibirnya masih berwarna merah, tidak pucat seperti mayat."

"Itu karena kau menciumku sangat lama saat kita mandi bersama tadi," Sela Jaehyun sebelum membekap mulutnya. Ia melebarkan mata lalu menyengir kuda pada Naeun yang menatapnya juga Taeyong heran. "Ta-tadi Daddy membantu Appa mandi, di punggung nya banyak daki yang tidak bisa dia bersihkan sendiri."

"Apa katamu, sialan?!" Taeyong tanpa sadar berteriak sembari mengumpat. Ia kemudian berdeham lalu tersenyum lebar pada Naeun. "Tadi Appa juga membantu Daddy membersihkan kakinya yang bau itu, sayang. Jadi kami mandi bersama."

Naeun mengangguk paham. Ia menggulirkan mata ke arah Jaehyun diikuti senyum tipis, meski raut kecewa diwajahnya pun tak bisa bersembunyi. "Jadi... Apa kita tidak mengunjungi halmeoni dan harabeoji hari ini, Dad?"

"Kita akan mengunjungi mereka, sayang." Taeyong berkata lalu mendelik tajam pada suaminya. "Cepat bangkit dari posisimu sebelum aku memasukkan ceker ayam kedalam bajumu."

"Taeyong..."

"Jangan mengajarkan Naeun untuk ingkar janji," Lelaki manis itu melipat lengan. "Kau sudah berjanji, jadi cepat tepati atau kau akan mati."

Jaehyun menghela napas pasrah. "Astaga, sebenarnya kau ini suamiku atau bukan." Gumamnya sebelum beranjak malas. Ia mengerucutkan bibir lalu menggendong Naeun yang kembali memamerkan senyum sumringah. "Daddy sebenarnya sakit, tapi kita akan tetap ke Ulsan demi Naeun."

"Thank you, Daddy!" Naeun memekik lalu mencium pipi kanan Jaehyun. "Naeun akan menjaga Daddy di Ulsan. Naeun juga akan membeli obat untuk Daddy!"

"Aigoo, anak Daddy pintar sekali," Jaehyun mengecup pucuk kepala Naeun lalu melirik Taeyong sinis. "Tidak bodoh, seperti pria itu."

"Pria yang mana?" Naeun berkedip heran.

Jaehyun menunjuk Taeyongㅡyang tengah menahan amarahㅡdengan dagu. "Pria yang perutnya buncit itu
Sudah jelek, bodoh pula."

Naeun mengerutkan kening. "Dad..."

"Tapi Daddy sangat mencintainya," sambung Jaehyun sebelum berjalan mendahului Taeyong. Ia tidak yakin kakinya akan tetap utuh setelah ini.

Hilarious | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang