09. Prison

5K 1K 175
                                    

"Dimana suamiku?"

"Hyung, tenanglah." Haechan berkata sembari mengusap punggung sang kakak yang baru saja menghampirinya. Ia bisa melihat raut khawatir, frustasi juga rasa takut diwajah Taeyong. "Jaehyun Hyung masih melakukan tes urine, kau tidak perlu khawatir."

Taeyong mengepalkan tangan. Gigi atas dan bawahnya saling bertautan, kekesalannya pun sudah berada di ubun-ubun. "Si kunyuk itu," Ia menggerutu. "Jika dia benar-benar menggunakan narkoba aku akan membunuhnya."

"Memangnya kau tidak takut menduda, Hyung?" Celetuk Haechan dan langsung dihadiahi sebuah pukulan keras pada belakang kepalanya oleh sang kakak.

Taeyong lantas menoleh ke penjuru ruang tunggu. Ia mengerutkan kening saat tak mendapati objek yang dicarinya. "Kemana anakku?!" Pekiknya. "Apa Naeun juga dituduh menggunakan obat-obatan terlarang itu? Mabuk saja Naeun tidak pernah!"

Haechan mengusap wajahnya pelan. Untung Taeyong Hyung tampan, batinnya. Semua mata tertuju pada mereka berdua, dan Haechan sama sekali tak bisa mengontrol pekikan saudaranya yang begitu memalukan.

"Hyung, tenanglah. Jangan membuatku malu."

"Apa katamu?!" Taeyong kembali memekik. "Jadi kau malu memiliki kakak sepertiku? Kenapa? Karena suamiku dituduh menggunakan narkoba? Yah! Asal kau tahu saja, Jaehyun sama sekaliㅡ"

"Appa!"

Haechan menghela napas panjang. Ia tersenyum tipis ke arah Naeun yang berlari dari arah pintu masuk menuju ayah kecilnya. Kali ini telinganya selamat karena tak mendengarkan Omelan panjang Taeyong yang benar-benar tanpa jeda.

"Naeun-ah!" Taeyong berjongkok lalu memeluk tubuh ringkih putrinya. "Sayang, Appa kira kau juga melakukan tes urin." Ia berkata dengan suara bergetar.

Hal itu sontak membuat detektif muda yang berada disamping Naeun mengulum bibir. Pria itu mati-matian menahan senyum, sayangnya iris legam Haechan mendapati tingkah si detektif.

"Kenapa kau tersenyum?" Haechan menatap lelaki dihadapannya datar. "Apa kau menertawai kakakku, huh?"

Taeyong yang sadar akan kehadiran si detektif muda pun mendongak. "Eoh, sepertinya aku pernah melihatmu." Ia beranjak dari posisinya lalu memiringkan kepala tak yakin. "Apa kita pernah bertemu di depan gerobak pedagang tteokbokki?"

"Bu-bukan, Hyung." Si detektif muda menunduk sopan. "Aku Mark, ah maksudku Lee Minhyung, teman Haechan yang mengantarnya pulang saat ia gagal lulus tes masuk Hubungan Internasional di Universitas Seoul dulu."

"Diam kau sialan!" Baru saja Haechan hendak menjambak Mark namun Taeyong dengan sigap menahan pergerakannya.

Taeyong mengangguk paham sembari memerhatikan Mark dari atas kebawah. "Wah, ternyata kau seorang detektif sekarang. Padahal umurmu masih sangat muda."

"Aku juga masih detektif baru, Hyung." Mark tersenyum malu-malu.

"Ya, dan dihari pertamamu diangkat menjadi detektif, kau malah membawa kakak iparku ke tempat ini," Celetuk Haechan dengan tatapan kesalnya yang masih terarah pada Mark.

Mendengar hal itu terucap dari bibir Haechan lantas membuat kedua bola mata Taeyong melebar. "Apa?! Jadi kau yang ingin menjebloskan suamiku ke penjara?!"

"Bunuh dia, Hyung!" Haechan memanas-manasi.

"Tapi bagaimana jika aku juga dipenjara?" Taeyong menatap adiknya pasrah.

Haechan menepuk dadanya. "Tenang saja, Hyung. Adikmu ini lulusan pengacara terbaik Universitas Korea. Aku akan membebaskanmu."

"Benar juga," Taeyong berkata lalu kembali menatap tajam kearah Mark yang tengah mematung.

Hilarious | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang