24. Birth

6.6K 1K 159
                                    

Bagi Jaehyun, kehamilan Taeyong kali ini benar-benar terasa singkat. Entah karena ia telah menanti kehadiran seorang bayi setelah sekian lama, atau mungkin karena si submissive benar-benar tak membuatnya kelimpungan seperti saat Taeyong mengandung anak pertama mereka.

Seperti baru kemarin Jaehyun dibuat kesal oleh suami kecilnya karena ditinggal tidur sebelum mereka bersenggama. Seperti baru kemarin pula ia dibuat panik ketika Taeyong tiba-tiba menangis disepertiga malam karena kelaparan dan ingin memakan masakannya.

Dan kini, hanya menghitung hariㅡsesuai perkiraan dokter kandunganㅡhingga anak kedua mereka, adik kecil Naeun akan lahir ke dunia. Disatu sisi Jaehyun merasa tidak sabar untuk bertemu sang anak yang telah ia ketahui berjenis kelamin laki-laki setelah melihatnya dari hasil USG. Tapi disisi lain, ia pun merasa semakin takut jika Taeyong kembali mengalami hal serupa seperti dahulu. Saat kehilangan anak pertama mereka.

"Hyunie!"

Jaehyun yang tengah memandangi album berisi foto-foto Naeun ketika masih bayi hingga mereka tinggal di Amerika beberapa tahun lantas menoleh ke sumber suara. Ia mengerutkan kening melihat si pria berperut buncit berjalan ke arah ranjangㅡtempat ia duduk saat iniㅡdengan langkah lunglai.

Perasaannya tiba-tiba tidak enak jika Taeyong sudah mulai memanggilnya dengan sebutan 'Hyunie'.

"Kali ini apa lagi?" Tanya Jaehyun dengan tatapan datarnya. "Apa kau akan menyuruhku memanjat pagar tetangga untuk menyelamatkan kucing yang kau lihat didalam got?"

Ya, Jaehyun masih sangat mengingat ketika Taeyong menangis tersedu-sedu hanya untuk menyuruhnya menyelamatkan anak anjing tetangga yang terjebak di semak-semak.

Taeyong mencebik. Ia duduk disamping sang suami lalu bersandar pada bahu Jaehyun. "Apa kau melihat album foto keluarga kecil kita?"

"Tidak, aku sedang melihat pertunjukan barongsai."

"Yak!" Taeyong mencubit lengan Jaehyun sebelum menyerang sang dominan dengan tatapan membunuh. "Berhentilah membuatku emosi, apa kau ingin melihat aegi lahir dari mulutku?"

"Menyeramkan juga," Jaehyun bergidik. "Jika hal itu terjadi aku mungkin akan refleks mati."

Taeyong memutar bola mata. "Mana ada mati yang refleks."

"Ada," Jaehyun tak mau kalah. "Orang-orang yang berhadapan denganmu bisa refleks mati."

"Aish, Diamlah!"

Taeyong melipat lengan diatas perutnya yang telah membulat sempurna. Ia mengerucutkan bibir sembari memalingkan wajah, guna menghindari tatapan suaminya dan berpura-pura marah. Diam-diam Taeyong berharap Jaehyun akan kembali membujuknya dan berakhir memanjakannya seperti beberapa hari belakangan.

"Yah, Jung Jaeyuk kenapa kau diam saja?" Taeyong kembali memandangi suaminya yang tak kunjung memberikan respon.

Jaehyun mengangkat pundaknya acuh. "Tadi kau menyuruhku untuk diam."

Demi kebun binatang dan seluruh isinya, ingin sekali Taeyong menjedotkan kening sang suami pada lantai saat ini juga.

"Hah, sudahlah. Aku ingin bersiap-siap untuk menjemput Naeun," ucap Taeyong pasrah.

"Naeun baru saja masuk kelas satu jam yang lalu, idiot yang sangat kucintai." Kata Jaehyun sembari menahan lengan suami kecilnya yang hendak beranjak dari tempat tidur.

Belum sempat Taeyong melayangkan protes agar Jaehyun melepaskan cengkeraman pada lengannya, namun pria berlesung pipi itu tiba-tiba memeluk tubuhnya dari samping. Tak lupa pula sang suami mengecup pipi kanannya lalu menjadikan pundaknya sebagai sandaran bagi dagu lancip si dominan.

Hilarious | Jaeyong ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang