Sejak mendengar pengakuan Jaehyun secara terang-terangan di ruangan Taehyung pagi tadi, Taeyong merasa sungkan dan malu untuk berkomunikasi dengan sang suami. Bahkan hingga langit telah bertaburan bintang seperti saat ini, ia masih mengisolir dirinya dari Jaehyun.
Taeyong terduduk di atas tempat tidur sembari memijat betisnya yang tiba-tiba kram. Sebelum masuk ke kamar tadi, ia mendapati sang suami tengah menonton televisi. Jaehyun beberapa kali mengajaknya berbicaraㅡSekedar menyuruhnya makan, minum susu atau beristirahat.
Tapi semuanya tiba-tiba terasa asing bagi Taeyong. Selama ini Jaehyun selalu menjaga perasaannya. Tapi ia justru membuat pria itu diam-diam memendam luka dibalik tawa.
"Kenapa kau belum tidur?"
Taeyong tersentak lalu menggulirkan mata ke arah pintu kamar. Ia menggeleng pelan sebelum membaringkan tubuhnya diatas ranjang. Lelaki manis itu berbaring menyamping, membelakangi sisi kosong yang akan dijadikan lahan tempat tidur bagi sang suami.
Baru saja Taeyong memejamkan mata sembari menutupi wajahnya dengan bantal guling. Ia diam-diam terkejut ketika merasa sepasang tangan memijat betisnya. Pelakunya tak lain adalah Jaehyun, sang suami.
Pria berlesung pipi itu tetap melanjutkan aktivitasnyaㅡmemijat betis juga kaki si submissive. Hingga saat ia melihat deru napas Taeyong telah beraturan, Jaehyun bergerak perlahan lalu menjauhkan bantal guling dari wajah suami kecilnya.
"Apa kau kelelahan setelah bersembunyi dibalik sofa, hm?" Gumamnya lalu terkekeh pelan.
Masih segar dalam ingatan Jaehyun ketika memasuki ruangan Taehyung pagi tadi. Firasat buruknya setelah tak mendapati sang suami di tempat les Naeun lantas runtuh ketika ia melihat Taeyong bersembunyi dibalik sofa. Ujung cardigan kebesaran si submissive yang tak tertutupi sofa pun sontak ia kenali.
"Lain kali perhatikan cardiganmu sebelum bersembunyi, idiot." Bisik Jaehyun lalu kembali terkekeh. Ia kemudian membungkuk, mengecup pipi kanan si submissive lalu membalikkan tubuh Taeyong perlahan agar berbaring menyamping kearahnya.
Lelaki berahang tegas itu melenguh pelan, tidurnya sedikit terusik karena ulah sang suami. Namun pada akhirnya ia menjadikan tubuh Jaehyun sebagai bantal guling.
"Jaehyun, dingin."
Mendengar gumaman Taeyong sontak membuat Jaehyun menunduk sembari memandangi wajah manis yang tenggelam diatas dadanya. "Kau ingin aku menaikkan suhu ruangan?"
Tak ada jawaban.
Jaehyun kembali tersenyum tipis lalu mendaratkan kecupan dikening Taeyong. Seharian ini suami kecilnya tak pernah mengajak ia berbicara, bahkan untuk menatap wajahnya lebih dari lima detik saja.
Sangat jelas jika Taeyong menahan malu juga rasa bersalahnyaㅡseperti saat pertemuan terakhir mereka di penjara. Tapi Jaehyun pun tahu jika beberapa kali lelaki manis itu menginginkan sesuatu dengan bantuannya namun tak kunjung mengutarakannya.
"I love you, idiot."
Taeyong melebarkan mata dengan napas yang seolah telah ditahan selama beberapa jam. Ia menoleh ke arah jendela, sang surya lantas menyapa diiringi cuitan sepasang burung kecil dari atas pohon.
Menghela napas panjang, lelaki manis itu bangkit dari posisinya sembari merenggangkan otot lengan. "Hah, bahkan dalam mimpiku dia memanggilku idiot," gumamnya.
Taeyong menoleh ke sisi kosong tempat tidur sang suami. Matanya refleks menyipit saat mendapati setangkai mawar merah dengan secarik kertas kuning tergeletak diatas bantal Jaehyun.
Roses are red, violets are blue,
The center of my world begins and ends with youㅡYours, JJH.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hilarious | Jaeyong ✓
Fanfiction❝I love being married. It's so great to find one special person you want to annoy for the rest of your life❞ M/M | GENFIC | M-PREG | MATURE | BOOK 2 a sequelㅡread 'Secret Romance' first Kehidupan pernikahan Jaehyun dan Taeyong nyatanya tidak semulus...