Cengeng✅

48.9K 3.5K 20
                                    

(Sebelum membaca alangkah baiknya memberikan vote dan komen)

Lea duduk sendirian di dalam kelasnya yang lumayan bising karena jam istirahat, Lea memilih diam dikelas karena ia terlalu malas untuk ke kantin, sehingga ia meminta ketiga temanya untuk membelikan makanan untuknya ke kantin.

Lea membaca novel dalam diam tanpa peduli dengan sekitarnya hingga seseorang yang menghampirinya.

"Lo Lea kan?" Tanya gadis tersebut.

Lea pun mengangkat kepalanya dan menatap gadis dihadapanya, "Iya, kenapa?"

"Lo ditunggu kak Malvin di taman belakang," ucap gadis tersebut dan berlalu meninggalkan Lea.

Lea menautkan kedua alisnya. Kenapa Malvin tiba-tiba ingin bertemu dengannya?

Lea pun bangkit dari duduknya dan berjalan ke taman belakang dengan malas-malasan. Dari jauh Lea dapat melihat sosok Malvin yang merupakan abangnya duduk di sebuah kursi taman. Lea pun menghampiri lelaki tersebut.

"Lo ngapain nyari gue??" Tanya Lea.

Malvin pun menatap Lea tajam, "kalau ngomong sama orang yang lebih tua itu yang sopan."

"Oh."

"Dasar Lo ya, gapunya sopan santun," kesal Malvin. Lea memasang wajah datar dan tak pedulinya.

"Kalau Gaada yang penting gue pamit," ucap Lea yang bersiap melangkah meninggalkan Malvin.

"Gue mau Lo pindah dari sekolah ini, gue takut anak sekolah tau kalau gue punya Adek kayak Lo," pinta Malvin.

Lea pun mengangkat satu alisnya, "Serah gue dong mau sekolah di mana pun," jawab Lea acuh.

"Yaudah kalau Lo gamau pindah, gue bakal bikin bonyok yang maksa Lo buat pindah."

"Serah, gue ga peduli, liat aja ntar," Lea pun berlalu meninggalkan Malvin yang geram.

Lea bertemu dengan ketiga temanya di koridor yang menuju kelasnya.

"Katanya mager, terus kenapa Lo ada disini?" Heran Bella.

"Habis buang sampah," jawab Lea acuh dan berjalan lebih dulu meninggalkan ketiga temanya.

Ketiga teman Lea pun menatap gadis itu bingung, namun keheranan kedua gadis tersebut hilang setelah melihat Malvin yang baru saja datang dari arah yang sama dengan Lea barusan, kecuali Cintya yang masih kebingungan.

"Pantesan," gumam Ervina.

"Kenapa?" Heran Cintya.

"Itu abangnya Lea," jawab Bella sedikit berbisik.

"Hah? Serius?!" Kaget cintya.

Ervina dan Bella pun menganggukan kepalanya. "Tapi mereka gapernah akur," sambung Ervina, sekarang Cintya mulai memahami kondisinya.

Ketiga gadis tersebut berjalan menyusul Lea yang sudah masuk ke dalam kelas.

"Nih makanan Lo," ucap Cintya sambil meletakkan sekotak nasi goreng di hadapan Lea, Lea menatap Cintya dan nasi gorong tersebut secara bergantian.

"Gue gamood makan," ucap Lea cuek dan kembali membaca novelnya.

"Gimanasih, tadi katanya laper terus sekarang giliran udah di bawain malah gamood," ucap Cintya sedikit kesal.

"Gue bilang ga ya ga!! Lo budeg ya!!" Kesal Lea menggebrak meja dan berlalu meninggalkan kelas, semua tatapan pun terarah kepada mereka.

"Dasar bego! Mau aja jadi babunya si cupu!" Teriak salah satu siswi yang bernama cila.

"Udah cupu, sok berkuasa lagi. Ewh ga banget," ledek Syifa.

Ervina dan Bella mengelus punggung Cintya, " sabar Lea orangnya emang gitu, apalagi kalau dia lagi badmood," ucap Bella sedikit berbisik.

Cintya pun berlari mengejar Lea disusul dengan Bella dan Ervina. Ternyata benar dugaannya Cintya, Lea ada di Rooftop.

"Le, maafin gue," ucap Cintya yang berjarak tak jauh dari Lea. Lea pun membalikkan badannya mengarah Cintya dan menatap gadis itu.

"Harusnya gue yang minta maaf, gue ga seharusnya ngebentak Lo tadi," sesal Lea.

Cintya pun berjalan mendekati Lea, "Seharusnya gue juga gamaksa Lo."

Lea pun memeluk Cintya, "maafin gue, gue bukan teman yang baik."

Cintya menggelengkan kepalanya pertanda tidak setuju dengan ucapan Lea barusan, " Lo teman terbaik yang pernah gue miliki Lea."

Lea diam tak berkutik dan mengisyaratkan kepada Bella dan Ervina untuk mendekat. Bella dan Ervina yang mengerti pun mendekat dan ikut berpelukan.

***


Sesampainya di mansion milik Lea, keempat gadis tersebut melemparkan tas nya ke sembarang arah beserta kacamata tebal yang mereka pakai, keempat gadis tersebut terkapar di sofa besar yang ada diruang tamu.

"Huaa kita sampai kapan harus nyamar kek gini??" Tanya Bella karena lelah memakai kacamata dan rambut yang dikepang dua setiap hari.

"Gue gak pernah maksa kalian buat ikut nyamar," jawab Lea acuh.

Bella pun menghembuskan napas pasrah, lagian juga salahnya yang ingin ikut menyamar.

"Hari ini gue balik ke rumah," ucap Lea lagi, sontak ketiga teman Lea menatapnya.

"Maksud Lo balik ke rumah orang tua Lo??" Tanya Ervina. Lea pun menganggukan kepalanya mengiyakan.

"Yaah, gabisa gitu Lo tinggal di sini bareng kita, lagian gue kan juga baru pindah kesini," ucap cintya, Cintya emang memutuskan untuk tinggal di mansion Lea.

"Gue masih ada urusan disana."


Tiga orang gadis yang lainya pun menghembuskan napas berat mereka.

"Yaudah deh, tapi Lo janji ya bakal sering nginap disini?" Ucap Bella.

"Gue gabisa janji."

Bella pun menatap Lea tajam dan penuh makna, Lea menghela napas karena kalau sudah begitu Bella tidak akan bisa dibantah.

"Iya gue bakal usahain."

"Lo harus janji dulu!!"

Lea terdiam dan balas menatap Bella, "Kalau gue gamau janji gimana??" Tanya Lea menantang.

Bella pun menatap Lea tajam, "pokoknya Lo harus janji!!"

Mata Bella mulai berkaca-kaca, Lea menggulum senyumnya, beginilah Bella, dia tidak bisa marah yang bisa ia lakukan hanyalah menangis.

Lea memeluk Bella masih dengan senyum gelinya, ia sengaja menantang Bella untuk melihat reaksi Bella dan benar dugaannya Bella menangis.

"Iya-iya gue janji."

Bella pun menepis pelukan Lea, "yang Lo lakuin ke gue itu jahat," ucap Bella dengan mata dan hidung yang sedikit memerah.

Ervina dan Cintya yang berada di hadapan Bella dan Lea tertawa keras melihat Bella yang begitu cengeng dan lebay, tapi mereka sangat beruntung memiliki teman seperti Bella, Karena hanya ada satu produk seperti Bella.

------------------------
(Sudah di Revisi)








I'm A Bad Girl [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang