[jangan lupa vote dan komen nya jika kalian suka]
"Eh woi, ada yang punya bedak tabur ga??" Tanya Cintya sedikit berteriak.
"Ga," jawab Lea yang masih sibuk bolak balik, entah apa yang gadis itu cari.
"Gue cuma punya bedak padat," balas Ervina yang sedang memasang tali sepatunya.
"Nih pake punya gue," ucap Bella menyodorkan bedak tabur nya kepada Cintya.
Cintya meringis sambil menggelengkan kepalanya, "Gajadi deh, makasih."
Bella menautkan kedua alisnya heran sambil menatap bedak tabur miliknya.
"Tenang aja, ini bukan racun kok," ucap Bella setelah mengerti kenapa Cintya menolaknya.
Cintya mengambil bedak milik Bella dengan senyuman kikuk. "Kali aja yang lo kasih ke gue racun."
Cintya teringat di saat Bella menjalani aksinya, ia memiliki senjata yang berbentuk alat-alat make up.
Bella tersenyum, "yakali gue ngasih racun ke lo."
"Iya juga ya," Cintya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Udah siap belum?!" Teriak Lea dari pintu luar lengkap dengan stelan serba hitamnya tak lupa masker dan juga topi dan dilengkapi dengan tulisan 'Dead' di baju kaus nya.
Ervina, Bella dan Cintya bergegas menyusul Lea dengan stelan tidak jauh berbeda dengan Lea, dan tulisan yang sesuai dengan ciri khas mereka di baju kaus hitamnya.
"Ayo bermain," Bella tersenyum lebar, dia sudah tidak sabar menjalankan aksinya, Bella sangat suka sesuatu yang menantang walaupun ia tidak suka bermain kasar.
Keempat gadis tersebut memasuki mobil hitam milik Lea, dengan Cintya sebagai pengemudinya.
"Jadi tujuan kita kemana?" Tanya Cintya setelah memakai seat belt.
"Kita ngikutin target dulu," ucap Lea menyerahkan ponselnya kepada Cintya, di sana sudah ada Google map yang menunjukkan keberadaan targetnya.
Cintya menganggukan kepalanya dan meraih ponsel Lea. Lea kembali sibuk mengotak Atik laptopnya untuk melacak targetnya lebih lanjut, dan merencanakan rencana B, berhati-hati jika rencana pertamanya gagal.
Ervina sibuk mengasah pisau mungil kesayanganya dengan tanganya, Ervina mengusap lukisan yang bertuliskan 'Crazy Girl' sambil tersenyum, lukisan tersebut dibuat olehnya sendiri, pisau tersebut merupakan senjata andalan Ervina dan senjata kesayanganya.
Sedangkan Bella sibuk dengan Make up nya, atau lebih tepatnya senjatanya yang berbentuk Make up. Bella memeriksa tas nya, memastikan apakah semua senjatanya sudah lengkap.
Hingga Cintya mulai memelankan laju mobilnya ketika titik keberadaan targetnya sudah dekat dengannya.
"Target udah hampir dekat," ucap Cintya membuat ketiga human di belakangnya sontak menoleh kearahnya.
"Oke, mari kita jalankan rencana A," ucap Lea mulai mematikan laptopnya dan menyimpannya ke dalam tasnya, Lea memang membawa ransel tipis bewarna hitam bahkan ranselnya nyaris tak terlihat karena menyatu dengan warna jaketnya.
Mobil yang dikendarai Cintya berhenti di sebuah hotel bintang lima. Keempat gadis tersebut keluar dari mobil siap dengan senjata mereka masing-masing, namun kali ini mereka harus berhati-hati karena mereka menjalankan aksi di sebuah hotel yang lumayan ramai.
Keempat gadis tersebut melenggang masuk ke dalam hotel dengan santainya, terlebih dahulu mereka memesan sebuah kamar hotel yang bersebelahan dengan ruangan yang ditempati targetnya.
Setelah itu keempat gadis tersebut memasuki lift untuk menuju lantai 5, di mana kamarnya berada. Setelah memasuki kamar tersebut, Lea menelepon pelayan hotel lewat telepon yang ada di ruangan itu untuk membawakan makanan, lalu selanjutnya Ervina meminta dua OB untuk membersihkan kamar tersebut.
Tak lama kemudian, dua pelayan dan dua OB datang menghampiri mereka. Lea dengan segera mengunci pintu kamar tersebut. Pelayan dan OB itu menatap heran, dan sedikit ketakutan dengan tatapan tajam Lea.
"Sekarang lepas pakaian kalian!" Pinta Lea.
Pelayan dan OB tersebut menatap Lea sedikit takut-takut. "Apakah kalian menginginkan tubuh kami?" Tanya seorang pelayan ragu-ragu.
Lea berdecak kesal, dan mengeluarkan pisaunya dan dengan santainya ia menebas kepala pelayan yang berbicara barusan. Pelayan dan OB yang lainya kaget, melihat rekan mereka sudah tergeletak bergelimpangan darah dengan kepalanya yang menggelinding dilantai.
Lea berjongkok dan membuka pakaian pelayan tersebut. "Kalian buka pakaian kalian sekarang atau nasib kalian berakhir seperti dia!!" perintah Lea dengan nada dinginya.
Pelayan dan OB tersebut bergetar ketakutan dan membuka pakaian yang mereka kenakan, hingga mereka juga ingin melepaskan pakaian dalam mereka.
"Eitts! jangan dibuka, Gue cuma butuh seragam kalian!!" Cegah Lea dan meraih seragam milik pelayan dan OB tersebut.
Ervina berjalan mendekat dan membereskan mayat pelayan barusan, sepertinya Ervina sudah biasa membereskan mayat-mayat hasil tebasan Lea.
"Kalian tutup mulut! Jangan bilang siapa-siapa, Soal rekan kalian kita akan ngurus semuanya dan ngirim uang buat keluarganya!" Ucap Bella.
Pelayan dan OB tersebut menganggukan kepalanya patuh, takut jika nasib mereka akan berakhir sama dengan rekannya.
Lea memilih seragam OB untuk dirinya sendiri dan menyerahkan seragam yang lainya kepada ketiga temanya.
Dengan segera keempat gadis tersebut berganti pakaian, Lea dan Cintya dengan pakaian OB nya dengan rambut yang mereka ikat dan mereka sembunyikan dibalik topinya dan tak lupa kumis palsu yang mereka pakai agar lebih mirip seperti cowok. Bella dan Ervina dengan seragam pelayan yang lumayan seksi dengan rok ketat di atas lutut, Ervina dan Bella sedikit berdandan seperti pelayan yang seragamnya mereka rampas secara paksa.
"Siap beraksi?" Tanya Lea dengan senyum devilnya.-----------------------------
(Sudah di revisi)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Bad Girl [Telah Terbit]
Roman pour Adolescents[Follow dulu sebelum baca] SEBAGIAN PART DIHAPUS Aleanka Xone Devandra, gadis berparas cantik dan memiliki otak yang pintar, tapi ia harus menyamar demi menjalankan misinya, berdamai dengan masa lalu atau balas dendam untuk masa lalu. Dan itu lah a...