Tikus Licik

45.7K 2.8K 36
                                    

Maaf karena gue dah lama ga up cerita ini, dan makasih buat temen gue yang jdi readers setia cerita ini sampai neror gue buat lanjutin cerita, terimakasih juga udah buatin cover untuk cerita ini karna saking sukanya lu sama cerita ini, wkwk:v
----------

"Lea!" Lea pun tersentak kaget ketika sebuah suara menyapanya dari belakang sambil memegang bahunya. Lea segera menoleh dan mendapati Ervina dengan senyum manis nya.

"Lo lagi mikirin apa?" Tanya Ervina. Lea pun gelagapan dan langsung menggelengkan kepalanya, "Gamikirin apa-apa kok."

Ervina pun kembali tersenyum, "Yaudah kalau gitu ayo kita musnahin tikus licik."

Lea pun menganggukan kepalanya dengan senyum sinis yang tercetak jelas diwajahnya, Lea pun berjalan keluar dari kamarnya dengan tangan yang mengepal, Lea sudah tak sabar menantikan hari ini.

Sesampainya dilantai satu Lea pun melemparkan dua pistol kepala Cintya dan Bella yang sedang duduk di sofa menunggunya membuat kedua gadis itu terkejut dan refleks menangkap pistol tersebut.

"Mungkin kalian membutuhkannya," ucap Lea dengan senyum tipisnya.

Bella pun kembali melemparkan pistol tersebut, "Gue gabutuh, semua yang gue butuhin udah ada dalam tas," ucap Bella menunjukkan tas kecilnya yang penuh dengan alat make up yang sangat mengerikan.

Lea pun tersenyum dan melemparkan pistolnya kepada Ervina, "Yaudah buat Lo aja." Lea pun berjalan keluar mansion nya disusul oleh ketiga temanya.

"Kok aura nya beda ya?" Bisik Cintya kepada Ervina dan Bella.

"Kali ini dia benar-benar menyeramkan," gumam Bella.

"Mereka semua akan habis," timpal Ervin.

Keempat gadis itupun memasuki mobil yang dikemudikan Cintya, mereka pun mulai memasuki daerah hutan dimalam yang kian larut, suara jangkrik pun saling bersahutan menembus kesunyian malam.

Mereka pun dengan segera menutupi wajah mereka dengan masker, sesampainya di gubuk tua Cintya pun menghentikan mobilnya, keempat gadis itupun turun dari mobilny, hanya berempat tanpa ada pasukan Lea yang lain.

Lea pun menatap gubuk tua yang ada ditengah hutan itu dengan senyum sinis, gubuk tua itu hanyalah tipuan karena sebenarnya didalamnya terdapat rumah besar yang sangat luar, sungguh licik, pohon disamping rumah itu hanyalah gambar tiga dimensi yang terlihat nyata, namun sebenarnya itu hanyalah tembok.

Doorrr..

Sebuah tembakan pun menyambut kedatangan keempat gadis itu, Lea pun kembali tersenyum sinis, Lea pun merogoh sakunya mengeluarkan benda kecil lebih tepatnya berbentuk obat dan menyerahkannya kepada ketiga temanya.

Ketiga teman Lea pun mengernyitkan dahi nya heran, "makan! itu gps yang bisa melacak keberadaan kalian jika terjadi sesuatu yang buruk."

Tanpa ragu ketiga teman Lea pun meminum obat kecil itu, Lea memang sangat pintar dalam membuat teknologi yang canggih.

Lea pun kembali menatap gubuk yang ada dihadapanya dengan senyum sinis, "Mari kita bersenang-senang!" Seru Lea.

Lea pun melemparkan sebuah benda berbentuk pupen kepintu gubuk tersebut, seketika pintu gubug itu pun langsung hancur hanya dengan sedikit teknologi canggih yang Lea ciptakan, Lea pun kembali tersenyum sinis melihat pintu besi gubuk itu yang dengan gamoangnya hancur karena sebuah alat kecilnya.

Bella pun menu terlebih dahulu dengan senyum manisnya menghadap orang-orang berotot besar yang menatapnya tajam dengan pistol yang mengarah kepadanya.

"Ah paman! Bersantailah, aku disini hanya ingin bermain," ucap Bella dengan nada lembutnya, diantara keempat temanya, Bella memang tidak mengenakan masker seperti ketiga temanya.

"Siapa kau!" Tanya penjaga itu dengan nada dinginya.

Bella pun kembali tersenyum, "kenalkan namaku Bella," ucap Bella mengulurkan tangannya, sedangkan tiga orang dihadapanya masih menatap tajam.

Bella pun kembali menarik tangannya, "Paman sungguh tidak sopan, bagaimana bisa paman mengabaikan tangan ku," ucap Bella memajukan bibirnya.

Ketiga pria berbadan kekar itupun berjalan mendekat, "Ini bukan tempat yang tepat untuk gadis bodoh seperti mu!" Ucap pria itu membuat Bella kembali memajukan bibirnya.

"Siapa bilang tidak cocok? Ini adalah tempat bermain yang sangat menyenangkan." Bella pun tersenyum, tapi kali ini senyum sinisnya.

Lea dan dua lainya pun ikut maju berdiri disamping Bella, "Sudahlah, tidak perlu banyak berbasa-basi kepada mereka." Lea pun dengan segera melemparkan tiga buah pisau yang tepat mengenai jantung ketiga pria tersebut yang hendak menembak kepala Bella dengan pistolnya.

"Yah, baru juga gue mau ngabisin," Bella pun mengerucutkan bibirnya kesal karena Lea selalu bergerak cepat dari pada dirinya.

Lea pun menghiraukan ucapan Bella dan melangkah memasuki gubuk tersebut, Cintya pun menganga melihat isi gubuk tersebut yang sungguh luar biasa dengan nuansa putih dengan banyak lorong seperti sebuah labirin.

Sebuah cahaya pun tiba-tiba menyambut keempat gadis itu dan terlihatlah sosok pria dengan gambar tiga dimensi yang dihasilkan oleh cahaya yang entah datang dari mana.

Prokk..prok...

Pria tersebut pun menepuk kedua tangannya, "kuakui kalian bernyali tinggi karena berani datang ke markas ku, tapi akan kupastikan kalian tidak akan pulang dengan selamat." Cowok itu pun tertawa keras diakhir kalimatnya.

"Dasar sinting," umpat Cintya yang kesal melihat raut wajah cowok tersebut.

"Berhati-hatilah saat berbicara nona, aku dapat mendengarmu," ucap cowok tersebut dan kembali tertawa melihat tampang kaget Cintya, karena ia hanya bergumam kecil.

"Sial-!" Umpat Ervina ketika baru menyadari sesuatu.

"Silahkan menikmati permainan ku." Cahaya itupun kembali meredup dan menghang begitupun dengan cowok dihadapan mereka.

Lea pun memgepalkan kedua tangannya.

-----------------------------

Semoga kalian suka, dan buat kalian yang udah nunggu cerita ini tolong komen sebanyaknya, gue butuh komen dari kalian buat penyemangat gue nulis.

I'm A Bad Girl [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang