Lea sudah siap dengan seragam sekolahnya, ia sudah siap berangkat dan ia sangat bersemangat untuk berangkat bersama sahabatnya hari ini, tapi satu hal yang membuatnya ragu untuk melangkah turun, karena saat ini keluarganya sedang sarapan bersama, Lea sangat benci makan bersama mereka.
Lea menghembuskan napasnya kasar dan membulatkan tekadnya untuk melangkahkan kaki ke bawah.
Sesampainya di bawah Lea menyapa keluarganya dengan senyuman, namun keluarganya mengabaikanya.
Lea meringis merasa miris dengan hidupnya, Jujur saja Lea rindu saat dulu ia masih kecil, saat mereka masih berkumpul bersama, saat mereka bermain bersama, saat mereka makan bersama, namun semuanya berubah seketika karena suatu hal, suatu hal yang sangat ia benci sekaligus ditakuti Lea, Lea takut hal itu akan terjadi lagi.
"Lea berangkat dulu ya," pamit Lea masih berdiri. Alfa pun menoleh ke arah Lea sedangkan yang lainya masi tak acuh dan meneruskan makanya.
"Kamu mau berangkat pakai apa?" Tanya Alfa.
"Angkot," jawab Lea sekenanya.
"Ooh, yaudah," balas Alfa dan kembali melanjutkan makanya.
Lea sedikit melihat Airell yang menundukkan kepalanya, namun tercetak jelas di wajahnya bahwa ia sedang menertawai Lea. Lea berjalan keluar rumah dengan luka yang tergores semakin dalam.
"Tunggu saja pembalasanku bitch." Batin Lea.
Lea terpaksa berjalan keujung komplek, di mana dia dan sahabatnya berjanji untuk bertemu disana.
Lea mengembangkan senyumnya ketika melihat mobil milik Ervina yang sudah dekat dengannya. Lea dengan segera menghampirinya dan masuk ke dalam mobil tersebut.
"Cape njir."
"Sapa suruh rumah lo jauh amat."
"Ralat! Rumah ortu gue! Bukan rumah gue!" Ucap Lea tidak terima.
"Iya deh iya," pasrah Bella.
"Jadi berangkat ganih??" Tanya Cintya yang berperan sebagai sopir mereka.
"Jadilah, yaudah gercep keburu sekolah rame," ucap Ervina.
Cintya melajukan mobilnya dalam kecepatan sedang.
"Pegangan woi!" Perintah Cintya kepada ketiga sahabatnya.
Lea, Ervina dan Bella yang mengerti pun segera saling berpegangan, dan mereka menjadikan apa pun sebagai pegangan mereka.
Cintya mulai melajukan mobil dengan kecepatan penuh dan menyalip di antara kemacetan, ah rasanya sangat menyenangkan bagi Cintya, namun tidak dengan ketiga sahabatnya yang ingin mengeluarkan semua isi perutnya.
Mereka sampai disekolah hanya dalam waktu 10 menit, padahal biasanya membutuhkan waktu 30 menit untuk ke sekolah ditambah macet di kota Jakarta.
Namun betapa gilanya Cintya membawa mobil, ia hanya membutuhkan waktu 10 menit, tapi tentunya ia mendapat banyak sumpah serapah dari pengemudi lain disepanjang jalan.Sesampainya disekolah Cintya memarkirkan mobilnya di parkiran khusus, setelah itu Ervina sedikit mengintip untuk melihat kondisi sekolah, Ervina sangat hebat dalam memperkirakan sesuatu, dan apa yang ia perkirakan selalu benar.
"Kita cuma punya waktu 10 detik, kalo ga kita bakal ketawan," ucap Ervina.
Sontak tiga gadis lainya sudah pontang panting keluar dari mobil dan segera keluar dari area parkir khusus, Ervina ikut menyusul ketiga sahabatnya.
Tepat didetik ke 10, sekolah pun ramai, dengan segerombolan murid yang berbondong-bondong memasuki sekolah.
Ervina tersenyum tipis menyaksikan dugaannya yang tidak pernah salah.
"Anjing gila! Lo Napa bisa hebat gitu sih?" Heran Cintya. Ervina pun mengangkat kedua bahunya tak tahu, ia sendiri juga bingung dengan dirinya sendiri.
"Eeh! Itu siapa yang bawa mobil mahal ke sekolah!" Ucap seorang gadis, sontak mobil milik Ervina pun menjadi sorotan siswa-siswi yang melewatinya.
"Eh iya, baru pertama kali gue liat ada yang bawa mobil semahal itu kesekolah."
"Anjir parah! Ortu tuh orang pasti holkay""Gila anak holkay."
"Huaa, gue mau macarin yang punya mobil."
"Kayak dia mau aja sama Lo!"
Lea, Ervina, Bella, dan Cintya pun menatap semua orang yang berbisik-bisik dengan tatapan jijik dan berteriak kompak di dalam hati mereka Norak.
Itulah suatu gambaran yang bisa mereka gambarkan karena siswa-siswi tersebut yang seperti belum pernah melihat mobil elite padahal rata-rata yang bersekolah di sana anak sultan.
Lea dan teman-temanya pun berjalan acuh menerobos siswa dan siswi yang mulai bergerombol di dekat mobil Ervina.
"Kek nya mobil gue bakal banyak debu deh," ucap Ervina ditengah perjalanan.
Bella pun tertawa dan menepuk bahu Ervina, "wajib dicuci itu mah."
Saat memasuki kelas, langkah keempat gadis tersebut terhenti karena dihalangi oleh ratu Airell tersayang.
"Mau apa lagi sih Lo?" Tanya Lea yang lama kelamaan Gedeg dengan Airell.
"Tadi gue lihat kalian di parkiran khusus," ucap Airel.
"Ya terus?" Tanya Ervina.
"Jangan bilang kalau mobil itu milik salah satu dari kalian," ucap Airel tepat sasaran.
Lea, Ervina, Bella dan Cintya sontak saling pandang, Lea memberikan tatapan yang berarti bahwa santai saja, ia bisa mengatasinya.
Lea tersenyum lebih mengarah ke senyum sinis sambil menatap Airell dan tiga antek-anteknya yang Lea ketahui bernama Cindy, Laras dan Angel.
"Emang urusanya sama lo apa?" ucap Lea santai. Ketiga sahabat Lea ikut tersenyum mendengar ucapan Lea barusan.
"Ya karna kalian tadi ada di parkiran khusus."
"Banyak bacot Lo kek ibu-ibu," kesal Bella.
"Eh lo! kalo punya mulut dijaga ya!" Ucap Airell tak terima.
"Lah? Kan gue ngomong sesuai realita."
Airell pun menggeram kesal, dan berlalu meninggalkan Lea dan ketiga sahabatnya namun sebelum itu ia menginjak kaki Bella untuk melampiaskan kesalnya.
Bella pun tersenyum sinis, "cih! Lemah."
Keempat gadis tersebut kembali melangkahkan kaki nya memasuki kelas setelah sang nenek lampir sudah menghilang dari pandangan mereka.
-----------------------
(Sudah di Revisi)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Bad Girl [Telah Terbit]
Fiksi Remaja[Follow dulu sebelum baca] SEBAGIAN PART DIHAPUS Aleanka Xone Devandra, gadis berparas cantik dan memiliki otak yang pintar, tapi ia harus menyamar demi menjalankan misinya, berdamai dengan masa lalu atau balas dendam untuk masa lalu. Dan itu lah a...