Cintya, Bella dan Ervina yang baru sampai di markas 3 pun langsung berlarian memasuki markas setelah melihat mobil Lea yang juga terpakir disana, sudah terlihat jelas kehancuran markas dan banyaknya mayat yang tergeletak disana.
Cintya yang melihat Lea ditengah ruangan pun segera berlari menghampirinya sedangkan Ervina memungut sebuah kotak dan sebuah belati yang terletak tidak jauh dari Lea. Ervina pun melihat huruf R pada belati tersebut.
"Lo gapapa kan?" Tanya Bella memegang bahu kanan Lea.
Lea pun menggelengkan kepalanya, "i'm not fine."
Cintya pun merangkul bahu Lea yang menatap kosong ke depan.
"Gue telat."
"gue gabisa nyelamatin mereka."
"Gue gagal!"
"Gue gabecus!!"
"Harusnya gue yang mati!!"
"Harusnya gue yang ada disana!!"
"Mereka gasalah apa-apa!!"
Lea pun terus memaki dirinya dengan mata yang berkaca-kaca. Bella pun ikut memeluk tubuh Lea.
"Engga!! Lo gasalah apa-apa!" Lea pun menggelengkan kepalanya menepis ucapan Bella.
"Kayaknya ini perbuatan Revan," ucap Ervina menghampiri mereka.
Lea pun menganggukan kepalanya dan segera bangkit dari duduknya, Lea pun berjalan keluar markas dengan tangan yang mengepal.
"Le!!"
"Lea!!"
"Le Lo mau kemana??"
Lea pun tak menggubris teriakan ketiga sahabatnya, ia sudah dibutakan oleh amarah, amarah yang dapat meluap kapan saja.
Dengan cekatan Cintya mengejar dan meraih tangan Lea, Cintya pun menggelengkan kepalanya, pertanda 'jangan'
"Lo jangan gegabah le!"
"Tapi gue gabisa biarin ini terjadi," ucap Lea.
"Gue tau, tapi kita gabisa gegabah ngehadapin Revan," balas Cintya yang diangguki oleh Bella dan Ervina.
"Jadi gue harus gimana?!" Tanya dengan suara sedikit meninggi.
"Lo perlu nenangin diri Lo, dan kita butuh waktu buat ngatur strategi" sambung Bella.
"Revan bukan sembarang orang, dia kuat. Apalagi setelah kehilangan adik dan ayahnya," ucap Ervina.
"Sampai kapan kita harus terus menunggu? Sampai semua orang yang ada didekat gue mati?"
"Lo jangan ngomong gitu," ucap Cintya menenangkan.
Lea pun menghembuskan nafasnya kasar, bagaimana pun ia setuju dengan ketiga sahabatnya, karena Revan memang bukanlah sembarangan orang, ia juga memiliki kekuatan yang hampir sama denganya.
"Yaudah ayo kita pulang dulu," ajak bella dan dibalas anggukan oleh Lea dan yang lainya.
***
Lea pun berjalan gontai menyusuri koridor di pagi hari dimana sekolah masih terlihat sepi. Ia sengaja berangkat pagi untuk menghindari keluarganya?
Tiba-tiba saja seseorang menarik nya, membuat gadis itu refleks berbalik badan.
Detak jantung Lea pun berpacu cepat karena wajahnya yg sangat dekat dengan Alex, ya orang yang menarik tas Lea adalah Alex, Rivaldi Alexandra.Beberapa detik kemudian Lea pun tersadar dan langsung mendorong Alex menjauh dari nya, membuat Alex terpisah beberapa langkah dari nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Bad Girl [Telah Terbit]
Teen Fiction[Follow dulu sebelum baca] SEBAGIAN PART DIHAPUS Aleanka Xone Devandra, gadis berparas cantik dan memiliki otak yang pintar, tapi ia harus menyamar demi menjalankan misinya, berdamai dengan masa lalu atau balas dendam untuk masa lalu. Dan itu lah a...