Ngeselin✅

46.4K 3.3K 15
                                    

Semua murid berhamburan ke kantin di saat bel istirahat berbunyi dengan nyaring, begitu pun dengan Lea yang malas-malasan berjalan menuju kantin bersama ketiga sahabatnya, jujur saja, Lea sangat malas untuk berjalan ke kantin walaupun kantin tidak terlalu jauh dari kelasnya.

Sesampainya di kantin keempat gadis tersebut mengedarkan pandangannya melihat sekeliling kantin untuk mencari tempat yang bisa mereka tempati.

"Duduk dimana nih??" Tanya Bella.

"Serah," jawab Lea acuh.

"Sana aja yuk," ajak Cintya yang melihat salah satu meja kosong yang tidak terlalu jauh dari pintu kantin. Keempat gadis tersebut berjalan kearah meja kantin yang tadi Cintya tunjuk.

"Siapa yang mesen nih?" Tanya Ervina.


Lea pun bangkit dari duduknya, " biar gue aja."

"Oke, kayak biasa ya," ucap Bella dan diangguki dua teman lainya.

Setelah itu Lea berjalan menghampiri kang Mamat yang menjual somay, emang diakui bahwa somay kang Mamat emang terthebest.

Lea menunggu giliran di antara banyaknya murid-murid yang berdesakan. Lea pun menghembuskan napasnya kasar, dasar warga Indonesia, gatau antrian.


Selama mengantri Lea sesekali melihat sekelilint kantin, hingga matanya beradu dengan mata seorang cowok yang sedari tadi memperhatikannya.

Lea langsung gelagapan dan segera mengalihkan pandangannya dan berusaha senetral mungkin.


Lea menatap ujung sepatunya untuk menghilangkan kegugupannya, karena cowok tersebut adalah cowok yang ia temui malam tadi, cowok yang menyebabkan memar di pergelangan tangannya, dasar cowo kasar dan Gapunya hati.

"Kang, Somay sama lemon tea nya empat ya," pesan Lea setelah mendapat giliran.

"Kang somaynya empat," ucap suara bass cowok dari samping Lea, Lea menoleh dan sontak melangkah mundur ketika melihat cowok tersebut, sejak kapan cowok sialan itu berada di sampingnya.

"Saya dulu kang," ucap Alex kepada kang Mamat.

"Gabisa gitu dong, kan saya yang pesan duluan," protes Lea tak terima.

Alex menoleh kearah Lea dengan sudut bibirnya yang sedikit terangkat.

"Lo cewe yang kemaren malam kan?" Tanya Alex.

Lea pun mengedarkan pandangannya untuk melihat kepada siapa Alex berbicara.

"Gue ngomong sama lo!" Ucap Alex membuat Lea diam sesaat.

"Ss-sama sa-aya-??" Ucap Lea terbata-bata, lebih tepatnya dibuat-buat.

"Iya," ucap Alex dan memasukan kedua tangannya ke dalam saku celananya.

"Eh! Saya ada salah apa ya kak?" Tanya Lea berpura-pura polos dan tidak tahu apa-apa.

"Lo cewek yang kemaren malam kan?" Alex pun mengulangi pertanyaannya.

"Maksud kakak apa ya? Saya gangerti," ucap Lea masih dengan kepura-puraanya.


Alex mengeluarkan tanganya dari kantong celana dan meraih tangan kiri Lea.

"Eh! Kakak mau ngapain? Jangan berani macam-macam ya sama saya!" Ucap Lea menepis tangan Alex.

Lea tahu pasti alasan Alex, cowok tersebut pasti ingin melihat bekas merah yang sedikit memar karena cekalanya yang kemaren sangat erat. Tapi untungnya Lea tidak sebodoh itu, Karena gadis itu memasang sebuah jam tangan bewarna Dongker yang sangat cocok dengan warna kulitnya dan mampu menutupi memar di pergelangan tangannya.

Alex menatap Lea dalam, Lea dengan segera mengalihkan pandangannya,


"Kenapa ngalihin pandangan? Lo takut ketawan boong?" Tanya Alex.

"Mas, neng, ini pesananya," ucap kang mamat. Lea pun menghela napas lega.

"Engga kok, ini karena pesananya udah jadi, saya pamit dulu ya kak," ucap Lea.

Lea segera mengambil pesananya lalu membayarnya. Lea pun berlalu meninggalkan Alex yang masih menatapnya. Sesampainya di meja yang diduduki ketiga sahabatnya Lea diserang banyak pertanyaan dari ketiga sahabatnya.

"Lo tadi ngapain sama kak Alex?"

"Kak Alex ngomong apa?"

"Kak Alex ngapain pegang tangan Lo?"

"Lo bikin masalah sama kak Alex?"

"Atau Lo ada hubungan sama kak Alex?"


Lea menatap ketiga sahabatnya dengan tatapan membunuh, sungguh Alex saja sudah membuatnya pusing ditambah pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan ketiga sahabatnya. Rasanya Lea ingin lenyap saja dari dunia ini.

"Nanya satu-satu bego! Gue pusing jawabnya!" Kesal Lea.

"Oke, yang pertama, kak Alex bilang apa sama Lo??" Tanya Bella.

"Kepo Lo!" Ucap Lea. Bella menggeram kesal karena jawaban gadis itu.

"Lo ada masalah sama kak Alex?" Tanya Ervina.

"Menurut Lo?" Lea balik bertanya kepada Ervina.

"Kak Alex ngapain pegang tangan Lo?" Tanya Cintya.

"Mana gue tau, Sana tanya sama rumput yang bergoyang," jawab Lea ngaur.

"LEA!!" Kesal ketiga gadis tersebut sambil mengebrak meja.

Lea yang kaget sontak menggeser kursinya kebelakang. "Untung gue gapunya riwayat jantungan," ucap gadis itu santai sambil mengusap dadanya.

Ingin rasanya Ervina, Bella dan Cintya membunuh Lea saat itu juga, tapi untungnya mereka tidak sekejam itu.


Lea menatap heran ketiga sahabatnya, "Ngapain liatin gue?? Gue cantik ya? Yaiyalah gue kan titisan bidadari."

"Musnah aja lo!" Kesal Ervina.

"Kalau gue mati, ntar Bella nangis darah," ucap Lea dengan pedenya. Lea menatap Bella dan menaik turunkan alisnya menggoda gadis tersebut.

"Sumpah demi apa pun gue pengen bunuh orang!" Kesal Bella.

"Sana bunuh Cintya," ucap Lea yang mulai menyantap somay nya.

"Lah anjing! Napa gue?!" Sewot Cintya tak terima.

"Karna Lo sering nyari mati," jawab Lea santai.

"Woi ada yang bawa golok ga?? Mutilasi sekarang aja yuk," ucap Bella yang sudah kesal stadium akhir.

"Hayuklah, pinjam pisau kang Mamat aja," balas Ervina dan diangguki Cintya.


Lea menatap ketiga sahabatnya dan menunjuk mereka dengan garpunya,

"Kalian kalo mau manipulasi jangan dilingkungan sekolah," ucap Lea.


Ketiga sahabat Lea menarik rambutnya frustasi, sudah dibilang bukan? Terkadang Lea itu sangat menyebalkan.

"MUTILASI BEGO!!" teriak ketiga sahabatnya yang sudah sangat frustasi menghadapi Lea. Sedangkan Lea hanya menggedikan bahunya acuh dan kembali melanjutkan makanya. ketiga sahabatnya menelungkup kan wajahnya di meja sambil mengangkat tangan.

"Nyerah gue ngelawan Lo," pasrah Bella.

"Lah emang kita lagi perang?" Tanya Lea dengan polosnya.

"BODO LE BODO!! GUE GAPEDULI," teriak Cintya yang sudah tidak tahan.

"Iya gue tau Lo bodo, gausah diperjelas."

----------------------
(Sudah di revisi)

I'm A Bad Girl [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang