Trauma

48K 3K 158
                                    

Akhirnya up juga!! Gimana?? Kangen ga?? Makasih buat yang udah nyemangatin author:3

Disepanjang koridor semua mata pun memandan Lea dengan tatapan prihatin bahkan ada yang terang-terangan meminta maaf kepada Lea, gadis itu hanya menunduk menatap kosong lantai yang dilaluinya.

Sungguh lea tidak suka ketika semua orang mengasihani nya, ia akan meresa seperti sampah.

Hanya satu yang Lea inginkan saat ini, ia ingin pulang secepat-cepatnya, sedangkan ketiga sahabat nya berjalan mengikutinya dengan saling menyenggol bahu.

"Sana ajakin Lea ngomong," perintah Ervina.

"Lo aja!" Balas Bella tak berani, karena sedari tadi Lea hanya diam bahkan disaat jam pelajaran pun matanya hanya menatap kosong papan tulis yang ada didepan kelas.

"Ini didepan kita beneran Lea kan? Auranya beda banget," timpal Cintya.

"Terus siapa lagi, setan mbak Ati?" Kesal Bella.

Ervina pun diam mendengarkan perdebatan dua tuyul yang bahkan tidak mengusik Lea sama sekali, gadis itu hanya berjalan hampa seperti tak dapat melihat dan juga mendengar apa pun disekitarnya.

"Le, pulang bareng kita yuk," ajak Ervina yang pada akhirnya membuka suara.

Lea hanya menoleh sesaat dan diam tanpa jawaban, Ervina pun menghela nafas dan kembali membuka suara, "Mobil Lo biar Cintya yang bawa, biar gue yang nganterin Lo pulang," ujar Ervina masih tidak dibalas oleh Lea.

"Lah Napa gue?" Protes Cintya yang mendapat pelototan tajam dari Ervina dan Bella, Cintya pun kembali mengatupkan mulutnya, merutuki mulutnya yang tidak memiliki rem.

Lea hanya diam dan mengikuti perkataan Ervina tanpa niat untuk membantah atau pun menolaknya, Ervin pun memberhentikan mobilnya didepan rumah Lea dimana Cintya telah terlebih dahulu sampai disana, Lea menatap rumah yang ada didepan nya.

Lea pun turun dari mobil Ervina dan mendekati Cintya, "Lo bawa mobil gue ke mansion."

Setelah mengatakan itu Lea berjalan menuju gerbang rumah dan memasukinya, ketiga sahabatnya pun menghela napas berat, mereka berharap Lea akan kembali seperti semula, Lea yang kejam, Lea yang tidak takut apa pun, Lea yang pemberani.

Sedangkan dilain tempat, Lea melangkah memasuki rumahnya yang terlihat sepi, Lea pun bersyukur dan segera berjalan menuju kamarnya.

Disaat membuka pintu kamarnya Lea pun mengernyitkan dahinya karena kamarnya yang terlihat gelap, Lea pun melangkahkan kakinya untuk menyalakan lampu.

Braakk....

Pintu kamar Lea pun tiba-tiba tertutup dengan kasar dan seperti ada yang menguncinya, Lea pun membalikan badannya dan tiba-tiba lampu kamarnya menyala.

Lea pun melangkah mundur ketika melihat sosok yang tidak asing baginya, ia terus melangkah mundur dengan kaki yang gemetaran.

Sosok dihadapan Lea pun berjalan maju mendekati Lea dengan senyum sinis diwajahnya, "Hai!" Sapa suara itu membuat Lea merinding.

Lea pun terus melangkah mundur hingga ia menabrak dinding Lea pun terus menggeser tubuhnya namun sialnya ia malah terjebak dipojok ruangan.

Sosok yang ada dihadapanya pun semakin mendekat, sialnya tidak ada celah untuk Lea melarikan diri.

Malvin, ya orang itu adalah Malvin, Malvin pun memegang dagu Lea masih dengan senyum sinis diwajahnya, "Gue udah peringatin Lo kan?" Tanya Malvin dengan nada yang begitu tajam dan menusuk.

Lea pun mengatupkan kedua bibirnya tidak berani membuka suaranya, Malvin pun mengelus dagu Lea membuat Lea memalingkan wajahnya namun malvin menarik dagu lea membuat dirinya kembali menghadap saudaranya?

Malvin pun semakin mendekati Lea membuat Lea benar-benar terpojokkan, dan tanpa sadar air mata gadis itu pun terjun bebas membasahi pipinya.

"Lo masih ingat kan kejadian beberapa tahun yang lalu?" Tanya Malvin lagi membuat Lea menggelengkan kepalanya cepat dan menutup kedua telinganya dengan tanganya dengan air mata yang mambanjiri pipinya.

"Gak!! Gue gaingat!! Gue gaingat!! Gue gaingat apa pun!!" Bantah Lea masih menutup kedua telinganya seperti orang ketakutan.

Malvin pun semakin mengembangkan senyumnya, "Apa perlu gue bikin Lo kembali ingat kejadian beberapa tahun lalu?"

Lea pun menggelengkan kepalanya cepat dan terus menggumamkan, 'Gue gaingat apa pun.'

Tangan Malvin pun beralih memegang rambut Lea, awalnya ia mengelus kepala gadis itu namun semakin lama elusanya berubah menjadi jambakan, Lea pun memekik kesakitan ketika Malvin menjambak rambutnya tanpa belas kasih.

Malvin pun mendekatkan wajahnya dengan wajah Lea, Malvin pun menyambar bibir Lea, melumatnya kasar dan bahkan menggigitnya membuat Lea meringis kesakitan, Lea ingin lari namun tidak ada celah untuknya, Malvin pun terus melumat bibirnya dengan kasar membuat Lea terus meringis kesakitan.

Setelah puas Malvin pun melepaskan cumbuanya dan melihat bibir bengkak Lea bahkan bibir gadis itu berdarah?

Lea pun luruh kelantai dengan air mata yang terus membanjirinya membuat Malvin semakin menampakkan senyum iblisnya.

Malvin pun kembali memegang puncak kepala Lea namun gadis itu dengan cepat menepis tangan Malvin dengan tangan gemetarnya.

"Ini belum berakhir," ucap pria itu dan berjalan menjauhi Lea, berjalan keluar kamar dan membanting pintu kamar gadis itu.

Setelah kepergian Malvin Lea pun memeluk kedua lututnya, kejadian beberapa tahun lalu kembali memasuki pikirannya membuat Lea menjambak rambutnya sendiri dan terus menggelengkan kepalanya.

-------------------------------------
Semoga kalian suka sama part kali ini, maapkan author karena ada adegan anunya, karena otak author buntu dan yang kepikiran cuma itu, hehe...

Jangan lupa vote dan komenya..

I'm A Bad Girl [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang