Mimpi✅

46.7K 3.2K 70
                                    

"kamu bukan anakku!!!"

"Sana!! Jangan dekat-dekat denganku!!"

Gadis kecil yang masih berumuran 8 tahun itu pun merangkak dan memegang kaki ibunya sambil menangis dengan beberapa lebam di wajahnya.

"Ma, jangan tinggalin Lean!" Tangis gadis itu.

Sang ibu menghempaskan kakinya membuat seorang gadis kecil yang sedang memeluk kakinya terbanting membuat tangis gadis itu semakin menjadi-jadi.

"Kamu bukan anakku!! Kamu hanya benalu yang selalu mempermalukan ku!!!"

Gadis kecil itu kembali menangis ketika melihat ibu, ayah dan saudara laki-lakinya menatapnya tanpa rasa iba.

Sang ibu pun memegang sebuah pisau, "diam!! Atau kubunuh sekarang juga!!"

"Keluarga macam apa kalian membiarkan anak kalian menangis seperti ini! Dan kamu!! Ibu macam apa yang tega mengacungkan sebuah pisau kepada putrinya!" Bentak seorang wanita paruh baya, ia adalah nenek dari gadis yang sedang menangis itu.

"Dia bukan anakku!! Dan aku tidak mau melihatnya!!"

Wanita paruh baya itu membawa gadis kecil itu ke dalam pelukannya.

"Baiklah aku akan membawanya bersamaku!"

"Ma..mama!!!!!"

Lea pun terbangun dari mimpi buruknya dengan peluh yang membasahi pelipis bahkan seluruh wajahnya. Lea sangat ketakutan, napasnya tersengal-sengal.

Lea mengambil segelas air yang berada di nakas sebelah tempat tidurnya. Lea melihat sekelilingnya dan ia baru menyadari bahwa ia sudah berada di rumah orang tuanya.

Rumah yang menjadi saksi seorang gadis yang hampir dibunuh oleh ibunya, mimpi Lea barusan merupakan potongan memori dari masa kecilnya.

Lea melirik jam yang ada didinding kamarnya yang telah menunjukan pukul 9 mmala, Lea memegangi perutnya yang berbunyi karena lapar, ia belum memakan apa pun saat sampai di rumah orang tuanya.

Lea berjalan keluar kamar, pemandangan yang Lea lihat saat membuka pintu kamarnya hanya gelap, semua ruangan gelap, sepertinya seluruh keluarganya telah tidur.

Lea berjalan ke dapur untuk mencari sesuatu yang bisa ia makan untuk mengisi perut kosongnya. Namun nihil, Lea tidak menemukan satu pun makanan ataupun cemilan, Lea mendengus kesal dan kembali ke kamarnya untuk mengambil jaket dan dompetnya.

Gadis itu berjalan menyusuri jalan yang sangat sepi Lea hanya ditemani lampu jalan yang redup. Ia melihat sekelilingnya, yang ia lihat hanyalah deretan rumah mewah yang gelap, mungkin karena penghuninya sudah tidur atau ada urusan di luar rumah.

Lea memangku tubuhnya dan mengeratkan jaketnya karena angin malam yang membuatnya sedikit menggigil ditambah perutnya yang terus berbunyi. Saat di tengah jalan menuju supermarket Lea dihalangi oleh dua preman, Lea menatap kedua preman itu dengan wajah datarnya tanpa rasa takut sedikit pun.

"Minggir," kesal Lea.

Kedua preman itu tertawa mendengar ucapan Lea barusan. "Bisa dijadiin buat mainan kita malam ini nih," ucap seorang preman berkepala botak. Lea menatap preman itu dengan wajah lesu karena laparnya.

"Minggir!! Gue mau lewat!!" Ucap Lea lagi, namun kedua preman itu tidak mau beranjak, mereka malah mendekat ke arah Lea dan mengelus tangan Lea.

Gadis itu pun menepis kasar tangan preman tersebut.

"Lo kedinginan kan? Sini biar kita hangetin " ucap preman dengan tompel besar dipipinya.

Lea membuka kacamata tebalnya dan menaruhnya di sakunya dan mengucir kuda rambutnya.

"Mau bermain bersamaku hm?!" Tanya Lea dengan nada dingin dan menakutkan.

Preman itu tertawa menganggap apa yang Lea katakan barusan adalah sebuah lelucon. Lea melepaskan satu Bogeman mentahnya di perut salah satu preman itu.

Bugh....

Preman itu memegangi perutnya karena mendapat pukulan yang cukup kuat dari gadis dihadapanya.

Preman yang satunya lagi membalas serangan Lea dan terjadilah sebuah perkelahian dimalam yang sepi itu.

Bugh... Bugh... Bugh....

Krieekk...

"Arrrggh!" preman berkepala botak itu meringis ketika Lea mematahkan tanganya. Lea tak cukup puas dan menyerang dua preman tersebut habis-habisan.

Bugh... Bugh...

Kreekk...

Bugh... bugh.. bugh..

Lea menghentikan aksinya ketika dua preman itu sudah terkapar tak berdaya, Lea tersenyum sinis dan berjongkok di dekat preman itu.

"Terimakasih telah membuat tubuhku hangat oleh keringat," ucap Lea dan berjalan meninggalkan dua preman itu.

Sedangkan dilain sisi, seorang cowok berparas tampan dan bertubuh tinggi menatap Lea tanpa henti, bahkan ia menyaksikan semua yang Lea lakukan.

Cowok tersebut berjalan menghampiri Lea dan mencekal tangan Lea ketika gadis itu ingin kembali melangkah.

Bugh....

Dengan refleks Lea menendang perut orang yang mencekal tangnya. Cowok tersebut meringis dan memegangi perutnya karena mendapat tendangan dahsyat dari seorang gadis yang selama ini ia anggap cupu.

Lea kaget ketika melihat wajah cowok tersebut, Lea pun menghempaskan tangannya dan berusaha berlari, namun lagi-lagi tanganya kembali dicekal.

"Tunggu!"

"Lepasin!!" Ucap lea.

"Gabakal gue lepasin! Lo harus jelasin semuanya ke gue!!" Ucap cowok tersebut. Lea menatap tajam bola mata cowok tersebut.

"Gaada yang perlu gue jelasin!"

"Lo murid baru yang cupu itu kan??" Tanya Alex, ya pria tersebut adalah Alex salah satu teman dari Malvin saudarannya.

"Murid baru apasih? Gaje Lo!!" Bentak Lea masih berusaha melepaskan cekalan Alex di pergelangan tangannya.

"Gue yakin, Lo murid baru itu!"

"Sksd Lo! Gue aja gakenal sama Lo!" Ucap Lea.

"Tap-"

Bugh...

Lea menendang perut Alex membuat cekalan di pergelangan tangannya terlepas. Lea dengan segera berlari kencang.

Sedangkan Alex hanya diam tanpa berniat mengejar gadis itu. Alex menatap punggung gadis itu yang semakin lama mulai menghilang di kegelapan malam.

"Gue yakin Lo murid baru itu!" Gumam Alex.

-----------------------
(Sudah di Revisi)

I'm A Bad Girl [Telah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang