Jika kalian menyukai cerita ini, alamgkah baiknya meninggalkan jejak dengan vote dan komen
---------------------------------Keempat gadis itu berjalan keluar kamar, Bella dan Ervina menekan bel kamar hotel bernomorkan 405, tak lama kemudian seorang pria bertubuh tegap membukakan pintu untuk mereka, Bella dan Ervina masuk dengan membawa makanan, mereka dapat melihat tiga orang berjas dan beberapa bodyguard.
Saat meletakkan makanan Ervina dengan sengaja menumpahkan semangkuk saus ke lantai.
"Jalang sialan! Kalau tidak becus tidak usah bekerja!" Bentak seorang pria berjas dengan Ervina yang menundukkan kepalanya.
"Maafkan saya, saya tidak sengaja. Saya akan panggilkan OB untuk membersihkannya," ucap Ervina dengan kepala menunduk.
Pria berjas tersebut berdecak kesal, dan menatap tajam Ervina, Ervina berjalan keluar untuk menghampiri Lea dan Cintya, sedangkan Bella masih ada di dalam ruangan.
Tak berapa lama kemudian Lea dan Cintya memasuki ruangan dan dibuntuti oleh Ervina.
Lea berjongkok tepat di mana saus yang tadi Erviana tumpahkan, namun bukanya membersihkan saus tersebut Lea malah menulis sebuah kata. 'Dead' itulah kata yang Lea tulis, Lea tersenyum sinis ketika melihat para bodyguard meminum minuman yang diberikan Bella.
Seluruh Bodyguard terkapar tak berdaya akibat racun yang dicampurkan Bella ke dalam minuman yang ia sajikan untuk para bodyguard.
Tiga orang pria berjas tersentak kaget melihat seluruh Bodyguard mereka terkapar tak berdaya, mungkin mereka semua sudah mati? Lea rasa begitu.
"Siapa kalian!!" Marah pria berjas hitam dengan kemeja biru di dalamnya.
Lea tersenyum sinis dan bangkit dari jongkok nya, Lea menunjuk lantai dengan dagunya.
Sontak ketiga pria tersebut melihat kelantai, di mana tulisan 'Dead' lumayan besar yang dibuat dengan saus yang hampir menyerupai darah, ketiga pria berjas tersebut melangkah mundur setelah membaca tulisan tersebut.
"Apa yang kau mau?!!" Tanya pria berkemeja merah kotak-kotak.
"Aku menginginkan seluruh uangmu," ucap Lea tersenyum sinis dan sedikit memiringkan kepalanya.
"Apakah kau sudah gila?!!" Tanya pria tersebut dengan nada sedikit mengeras.
Ervina melangkah maju, "Apakah kau memanggil ciri khas ku??" Tanya Ervina yang memang berciri khas 'Crazy Girl' yang berarti gadis gila.
Pria tersebut gugup seketika, mereka tidak menyangka jika akan berurusan dengan tiga gadis, ah ralat sekarang sudah menjadi empat gadis yang ditakuti dunia, tidak ada yang bisa menyaingi keempat gadis tersebut.
"Berapa yang kalian inginkan??" Tanya pria berjas Dongker.
Lea mengangkat sedikit sudut bibirnya dan berjalan maju mendekati ketiga pria tersebut, "Aku menginginkan semua harta kalian."
"Itu tidak mungkin!!" Ucap pria berjas merah kotak-kotak.
"Mengapa tidak?? Bagi kami tidak ada yang tidak mungkin tuan!" Ucap Lea dengan senyumnya. Bella dan Cintya ikut melangkah maju.
"Jika kalian tidak mau harta kalian kami rampas, maka sebutkan siapa dalang dibalik semua ini!!" Ucap Bella melemparkan berkas yang berisi bukti yang mereka cari dalam beberapa hari.
Salah satu pria botak mengambil berkas tersebut dan membacanya, alangkah terkejutnya mereka ketika melihat data yang mengungkapkan penggelapan dana sekolah.
"Kami tidak mengerti apa yang kalian maksud," ucap seorang pria pura-pura tidak tahu.
"Ah benarkah?? Tapi kurasa aku tidak pernah salah dalam menjalankan misi," ucap Lea melemparkan beberapa foto yang menjadi bukti penggelapan dana yang dilakukan ketiga pria tersebut membuat ketiga pria itu menjadi tambah gugup dan ketakutan.
"Apakah kalian tidak akan melaporkan kami dan membiarkan kami bebas dari khasus ini??" Tanya pria tersebut dengan sedikit nada takut terselip di suaranya yang berwibawa.
"Tentu saja," jawab cintya dengan senyumnya.
"Dia Malvin, tuan Malvin xone devandra dalang dari semua ini," jawab pria yang satunya, Lea tersentak kaget namun dengan segera menetralkan raut wajahnya.
"Apakah kalian tidak berusah mempermainkan ku??" Tanya Lea.
"Tentu saja tidak, kami memiliki buktinya," ucap seorang pria menyerahkan sebuah Flashdisk.
Lea tersenyum sinis dan meraih flashdisk tersebut. Lea menatap tiga pria yang bernamakan Roland, Fransco dan Satya, yah di antara tiga pria tersebut ada guru BK mereka, guru yang menghukum mereka waktu itu.
"Terima kasih, tapi aku tidak sebodoh itu untuk menyia-nyiakan kesempatan mengambil semua harta kalian, kalian tahu bukan, bagi kami harta segala-galanya," ucap Lea masih dengan senyum sinisnya.
"Apa maksudmu, kami sudah memberitahu semua yang kau mau!" Ucap satyo tak terima.
"Ah untuk itu terima kasih, dan juga terima kasih untuk kebodohan kalian yang sangat mudah untukku tipu," ucap Lea.
Ketika pria itu tampak marah, mereka tidak menyangka bahwa mereka akan dipermainkan dengan gampangnya.
"Tapi aku tidak sepenuhnya membohongi kalian, kalian tidak ingin dilaporkan dan hidup bebas bukan?? Maka akanku kabulkan," sambung Lea lagi.
Sreetttt....
Lea melemparkan tiga belati yang tepat menancap di jantung ketiga pria tersebut.
"Arrgghh..." Pekik ketiga pria tersebut dan dibalas senyuman sinis dari keempat gadis di hadapan mereka.
Ketiga pria itu ambruk kelantai dan sudah tidak sadarkan diri dengan darah yang memuncrat kelantai dan dinding, Lea berjongkok di dekat ketiga pria tersebut dan memeriksa apakah mereka sudah mati.
"Sekarang kalian sudah bebas bukan??" Ucap Lea dan bangkit dari jongkoknya.
Lea merogoh ponselnya dan menekan nomor seseorang, "Tolong bereskan semua mayat yang ada di hotel melati kamar 405, dan suruh anak-anak untuk memberikan makan anjingku dengan mayat-mayat tersebut."
"Baik Nona," balas Mario di seberang sana. Lea memutuskan sambungan telepon dan tersenyum manis ke ketiga temanya.
"Cabut!" Ucap Lea yang diangguki ketiganya.
Keempat gadis tersebut berjalan keluar hotel dengan santainya setelah mengganti pakaian mereka, mereka memasuki mobil yang dikendarai Cintya.
"Gue rasa kita akan sedikit bersantai di kantor," ucap Lea ketika Cintya menanyakan kemana tujuan mereka selanjutnya.
"Bersantai apanya, yang ada tambah pegal," dengus Bella, Bella tidak suka bermain kasar dan ia juga tidak suka jika harus bekerja keras, yang Bella sukai hanyalah bersantai.
Lea acuh tak menggubris ucapan Bella, karena tujuan Lea adalah kantornya untuk melihat peningkatan kantornya. Cintya melajukan mobil menuju kantor, yang cabangnya tidak jauh dari keberadaan mereka saat ini.
"Lo ambil semua harta mereka?" Tanya Ervina memecah keheningan yang sempat terjadi.
"Yoi, kan uang segala-galanya bagi gue," ucap Lea dengan senyum sinisnya.
"Dasar mata duitan," ejek Cintya.
"No money no life," ucap Lea santai.---------------------
(Sudah di Revisi)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Bad Girl [Telah Terbit]
Ficção Adolescente[Follow dulu sebelum baca] SEBAGIAN PART DIHAPUS Aleanka Xone Devandra, gadis berparas cantik dan memiliki otak yang pintar, tapi ia harus menyamar demi menjalankan misinya, berdamai dengan masa lalu atau balas dendam untuk masa lalu. Dan itu lah a...