"Sial-!" Umpat Ervina ketika baru menyadari sesuatu.
"Silahkan menikmati permainan ku." Cahaya itupun meredup dan menghilang begitupun dengan cowok dihadapan mereka.
Lea pun mengepalkan kedua tangannya, "Jebakan-!!" Seru Lea dan Ervina bersamaan, membuat Bella dan Cintya kaget menatap tak percaya.
Pintu dibelakang mereka pun tiba-tiba tertutup membuat keempat gadis itu kembali kaget, "Pintu berlapis," gumam Lea.
"Gaada pilihan lain, kita harus hadapin mereka dan keluar dari labirin ini." Lea pun melirik pria-pria berbadan kekar yang berjalan mendekati mereka.
"Siap-siap, kita bagi tugas," titah Ervina yang diangguki ketiga gadis lainnya.
Bella pun berjalan terlebih dahulu ketika melihat dua orang berbadan kekar mendekati mereka, Bella pun tersenyum manis kepada musuhnya membuat musuhnya menaikan alis heran.
"Gue bingung nih mau milih yang mana," gumam Bella mencari-cari sesuatu dalam tas nya.
Lea, Ervina dan Cintya pun langsung memakai masker hitam mereka karena peralatan Bella sudah dijamin tidak akan jauh dari racun.
"Duh gue haus," ucap Bella mengeluarkan botol minuman kecil dan meneguknya, membuat dua orang berbadan kekar dihadapanya meneguk ludah.
"Kenapa? Kalian haus ya? Pantes aja sih, soalnya disini pengap banget," ucap Bella, Bella pun kembali merogoh tas nya dan mengeluarkan dua botol air minum lainya dan menyodorkannya kepada kedua pria tersebut.
"Nih sebelum ngehadapin gue mending kalian minum dulu, biar energi kalian pulih." Kedua pria berbadan kekar itu pun menatap curiga Bella sedangkan yang ditatap malah mengedikan bahu nya, "yaudah kalau gamau."
Baru saja Bella ingin kembali menyimpan minuman itu tapi kedua pria itu sudah terlebih dahulu merebut dan meminumnya, Bella pun menungging kan senyumnya siapa yang tidak akan menolak minuman ketika mereka merada diruangaan pengap?
Bella pun membalikan badannya mengarah kepada ketiga temanya yang menatapnya heran karena Bella malah membantu musuhnya, "Kalian kenapa pakai masker? Orang gue taruh racun diairnya, jadi kalian gabakal kena," ucap Bella membuat kedua pria berbadan kekar dibelakangnya sontak menjatuhkan botol minuman yang ada ditangan mereka.
Lea, Ervian dan Cintya pun menggelengkan kepalanya tak percaya melihat betapa liciknya Bella, kedua musuhnya pun langsung ambruk kelantai karena racun dari Bella dengan cepat bereaksi kepada tubuh mereka.
Keempat gadis itu pun kembali berjalan menyusuri lorong-lorong panjang bercabang yang entah dimana ujungnya, hingga pada akhirnya mereka pun kembali bertemu dengan tiga orang pria berbadan kekar.
"Sekarang giliran kami," ucap Cintya dengan semangat 45 nya.
"Silahkan," ucap Bella dengan senyumnya dan melangkah mundur membiarkan ketiga temanya menghadapi tiga musuh yang ada dihadapanya.
Cintya pun dengan cepat melayangkan kaki nya mengenai wajah musuhnya.
Bruukk..
Musuhnya pun tersungkur kelantai namun tak begitu lama, ia kembali bangkit dan menyerang Cintya balik, Cintya pun dengan lihai menghindar dari semua serangan dan sesekali memberi serangan yang tepat mengenai musuhnya.
Sedangkan Ervina mengeluarkan pisau nya dan menyerang musuhnya dengan pisau, serangan pertama tepat mengenai lengan musuhnya membuat musuhnya mengerang kesakitan.
"Aaarrrggggg!!"
Dan dilain tempat Lea menghadapi musuhnya yang memegang pistol dengan tangan kosong.
Doorrr...
Untuk kesekian kali nya Lea berhasil menghindar dari peluru musuhnya, Lea pun melakukan serangan melingkar tepat mengenai wajah musuhnya membuat musuhnya tersungkur dengan pistolnya yang terlempar cukup jauh.
Bughhh...
Krekkk...
Bughhh...
Srttt....
"Arrghhhh," teriak musuh Lea ketika Lea mematahkan tanganya.
Tanpa Lea sadari pria lainya pun datang dan mengarahkan pistol kearahnya, Lea yang lengah pun sama sekali tidak menyadari kehadiran musuhnya.
Doorrr....
Suara tembakan pun menggema dengan teriakan kesakitan karena peluru yang tepat mengenai kepalanya.
Tas Bella pun terjatuh begitupun Ervina dan Cintya yang menatap kaget, tak percaya.
Lea yang kaget dengan suara tembakan pun langsung mengalihkan perhatiannya keasal suara, disana seorang pria berbadan kekar tergeletak dilantai dengan darah yang mengalir dari kepalnya.
Bella pun menatap pistol berbentuk lipstik yang ada ditangannya, "gue nembak orang?" Tanya Bella tak percaya.
Lea pun menyungging kan senyumnya kearah Bella, "thanks."
Keempat gadis itu pun berjalan mendekat satu sama lain setelah dirasa musuh mereka sudah mati semua, "Gue ganyangka Lo bakal Makai pistol," ucap Ervina, karena seperti yang kalian ketahui, Bella adalah gadis yang suka bermain lembut, maka dari itu ia sering menggunakan racun.
"Gue juga ganyangka," Bella pun bergumam Masi tidak percaya karena ini pertama kali nya ia mengenakan pistol disaat menghadapi musuh.
"Ayo buruan cari jalan keluarnya," titah Lea yang diangguki ketiga temanya.
Keempat gadis itu pun terus berjalan melewati labirin yang entah dimana ujungnya, hingga pada akhirnya mereka berhenti karena mendapati tiga cabang lorong yang membuat mereka kebingungan.
"Kayaknya jalanya disana." Cintya pun menunjuk lorong sebelah kanan yang sedikit ada pancaran cahaya.
"Kayaknya yang ditengah," sambung Bella.
"Bukan," bantah ervina, Ervina pun menunjuk lorong sebelah kiri dimana lorong tersebut sangat gelap tanpa cahaya sedikit pun, "jalan keluarnya disana."
"Tapi kan itu gelap, ga mungkin jalan keluarnya ada disana," ucap Bella diangguki Cintya.
"Perkataan Ervina benar, jalan keluarnya ada disebelah kiri." Lea pun mengangkat suara setelah lama mengamati lorong-lorong yang ada didepannya.
Bella dan Cintya pun terpaksa mengangguk pasrah mengikuti kedua temanya, dimana mereka terpaksa masuk kedalam lorong yang sangat gelap tanpa cahaya secuil pun. Keempat gadis itupun terus berjalan menyusuri lorong yang gelap dengan cahaya penerang dari senter hp Ervina.
"Ini kenapa semakin lama udaranya semakin menipis?" Heran Cintya karena ia merasa udara disekitarnya semakin menipis.
"Jangan-jangan kita salah jalan," sambung Bella.
"Bel! Didalam tas Lo ada tabung oksigen?" Tanya Lea kepada Bella. Bella pun dengan segera memeriksa gasnya dengan penerangan dari senter hp nya.
"Ada, tapi gue cuma bawa tiga soalnya gue lupa nambah satu lagi, karna dulu kan kita cuma bertiga," balas Bella setelah memeriksa tas nya dan mendapati tiga tabung oksigen berukuran kecil.
"Yaudah kalau gitu kalian aja yang Makai," ucap Cintya.
"Ga! Gue gaterima bantahan!" Ucap Lea tak terbantahkan.
Mereka pun kembali berjalan, nafas lea pun semakin tercekat karena udara yang benar-benar sangat tipis membuatnya kesulitan bernafas.
Lea pun terus menahan hingga beberapa menit perjalanan mereka, Lea pun melihat titik cahaya, "gue yakin itu jalan keluarnya," ucap Lea dengan nafas tercekat yang diangguki ketiga temanya. Mereka pun dengan segera berjalan mendekati cahaya.
Bruugghh...
Belum sampai dititik cahaya, mata Lea terpejam tak sadarkan diri membuat ketiga temanya seketika panik.
---------------------
Semoga kalian suka, jangan lupa vote dan komen ya beb:)
![](https://img.wattpad.com/cover/196681947-288-k367781.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm A Bad Girl [Telah Terbit]
Novela Juvenil[Follow dulu sebelum baca] SEBAGIAN PART DIHAPUS Aleanka Xone Devandra, gadis berparas cantik dan memiliki otak yang pintar, tapi ia harus menyamar demi menjalankan misinya, berdamai dengan masa lalu atau balas dendam untuk masa lalu. Dan itu lah a...