31

2.2K 265 47
                                    

"Ini apa?"

Deg~

Seperti yang Lia katakan kemarin, pagi ini Yeji sedang berada di kamar Lia, Lia menjelaskan bahwa dirinya waktu itu memang sedang tidak enak badan,namun yang dimaksud Sana waktu itu bukanlah kondisi daya tahan tubuh Lia melainkan bekas tamparan yang Sana ciptakan. Lia berhasil membuat Yeji percaya, namun cream memar yang diberikan teman-temannya kemarin membuat Yeji curiga kembali.

"Lia, kamu beli cream buat memar?"

Yeji mengambil cream tersebut dari meja Lia dan membaca tulisan 'Bentpla gel' pada bungkus tersebut.

"Aduh mampus, aku kira Yeji gatau cream itu" Batinnya.

Lia meremas celananya, ia benar-benar tidak tau harus menjawab apa, ia pasrah jika Yeji akan marah padanya.

"Lia" panggil Yeji.

Yeji duduk disebelah Lia, menatap tubuh pacarnya tersebut dengan rasa curiga.

Lia tidak berani menatap pacarnya, ia menundukkan kepalanya mencoba menyembunyikan bekas memar di pipinya yang ia tutupi dengan bedak.

Yeji sedikit kesal karena Lia tidak menjawabnya, diraihnya wajah Lia  membuat Lia terpaksa menoleh ke arah Yeji.

"Lia jawab Yeji"

Ia sedikit memajukan wajahnya, mereka saling menatap satu sama lain dengan tangan kanan Yeji yang masih setia menempel di pipi Lia.

Lia tak tahan, kejadian kemarin teringat kembali dan membuat dadanya sesak, seketika ia meneteskan air matanya. Yeji yang menyadarinya pun terkejut dan bingung.

"Lia, kenapa? Maafin aku bikin kamu nangis"

Lia menggeleng.

Yeji benar-benar tidak mengerti mengapa Lia menangis dengan tiba-tiba, ia mencoba menghapus air mata Lia dengan ibu jarinya.

Semakin banyak air mata yang keluar, membuat bedaknya luntur dan bekas memarnya terlihat, Yeji mengerutkan dahinya ketika melihat bekas tersebut.

"Lia pipi kamu kenapa?!"

Yeji mencoba menyentuh bekas luka tersebut, seketika rahangnya mengeras. Ia menyadari jika itu adalah bekas luka tamparan.

"Lia jawab jujur, siapa yang nampar kamu?"

Pertanyaan Yeji membuat Lia semakin menangis.

Yeji mencoba tenang dan mengontrol emosinya di depan pacarnya tersebut.

"Jawab Lia"

Lia tak mau menjawab dan malah menggelengkan kepalanya. Yeji menghembuskan nafasnya dengan kasar, ia mencoba menebak siapa yang berani menampar pacarnya tersebut,namun seketika ia teringat ketika Sana menanyakan kesehatan Lia.

"Shit, gak mungkin!" Batinnya

Yeji menghapus air mata Lia kembali, hatinya ter iris melihat Lia seperti ini, ia tidak akan tinggal diam dan akan memberi pelajaran kepada orang yang sudah membuat pacarnya seperti ini.

"Sana?"

Lia tidak menjawab pertanyaan Yeji.

"Jawab Lia jangan diem aja, Jangan bikin Yeji kaya gini" Ucap Yeji dengan frustasi, terlihat dari wajahnya emosi dan sedih menjadi satu.

Lia pasrah dan mengaku bahwa Sana yang menamparnya, Yeji tak kaget dengan jawaban Lia karena ia sudah mencurigai Sana, ia masih mencoba menahan marahnya dan menyuruh Lia mencoba untuk menceritakan kejadian tersebut.

I See My Future [Yeji x Lia] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang