Kantin terlihat padat dengan manusia manusia yang ingin memuaskan hasrat laparnya.
Tak terkecuali Archa bersama 2 temannya. Adel dan Bela.
"Cha, liat deh Kak Arga makin hari makin ganteng aja!" ucap Adel sambil menatap Arga yang sedang berkumpul dengan gengnya di ujung kantin.
"Hmm, sayang udah ada yang punya" ucap Bela.
"Siapa?" tanya Archa dengan kening berkerut.
"Lo masak ga tahu sih? Itu si badgirl kita, Kak Carla. Liat tuh tuh! Dia dateng! Pasti bawa makanan, terus kasih ke Kak Arga" ucap Adel. Dan ya, memang benar Carla dateng membawa bekal. Makanan itu diberikan kepada Arga.
Sebenarnya itu karna Carla kalah taruhan waktu tanding main basket dengan Arga. Dan sebagai hukumannya, Carla harus membawakan bekal Arga tiap hari.
Archa hanya menatapnya sebentar, bahkan ia sempat bertatapan dengan Arga. Namun, ia segera mengacuhkannya. Kembali makan seperti tidak terjadi apa apa. Walaupun, hatinya berkata lain.
"Ini nggak ada yang niat beli minum?" tanya Archa. Ia baru sadar ketika baksonya habis dan belum ada minuman dimejanya.
"Oh iya sampe lupa. Gue titip deh Cha" ucap Bela.
"Es teh aja ya Cha" sahut Adel.
Archa hanya menghela nafas pelan, ia langsung berdiri ikut mengantri di stand minuman.
Saat sedang mengantri. Seseorang di depannya tiba tiba melangkah mundur. Archa pun ikut mundur. Dan Brukk!!
Ia menabrak seseorang. Archa segera membalikkan badannya dan memekik terkejut. Ketika mendapati Carla berdiri dibelakangnya dengan tumpahan jus di bajunya.
"Aduh kak! Maaf! Maaf! Aku nggak sengaja" seru Archa panik.
Arga datang memberikan Carla jaketnya. Ia menatap tajam kearah Archa. Archa hanya menunduk.
Takut? tentu saja tidak.
Ia hanya sedang mengontrol hatinya. Tangannya. Agar penyakitnya tak kambuh.Karna sedari tadi tangannya gatal. Sangat sangat ingin mencakar perempuan yang membuatnya merasakan hal aneh dihatinya. Sakit?
"Udahlah Ga, dia nggak sengaja" ucap Carla santai.
"Lain kali hati hati ya" ucap Carla pada Archa.
Carla dan Arga segera berlalu dari hadapannya.
.
.
.
Kini Archa tengah berdiam diri di Apartmentnya. Ia berada di balkon dengan pintu tertutup. Menatap keindahan kota dengan tatapan kosong. Hatinya terasa sangat sakit. Mengetahui suaminya lebih dekat dengan perempuan lain ketimbang dirinya. Bahkan ia belum pernah memasakkan Arga sesuatu. Yah, karena ia tak bisa memasak. Ia dan dapur adalah musuh. Dan lebih perihnya lagi. Arga belum pulang hingga saat ini karna sedang bersama Carla.Sepertinya ia harus mengalihkan perhatian sebelum melukai dirinya sendiri.
Untuk mengalihkan perhatian ia menatap kolom chatnya. Membuka sebuah grup yang telah lama ia abaikan. Namun, dari situlah ia mengetahui sedang apa Arga sekarang. Yahh, ia sedang balapan. Ada teman temannya termasuk Carla berdiri di sampingnya. Itu yang ada di foto di grup itu.
Lion
Dani_
send a pictureNicho_
Eh dodol, ngapain lo ngefoto musuh!? Gaada kerjaan apaDani_
Wkwk niatnya mau foto setan, eh malah ketangkepnya ituArkaaa
Heh Nic! Kurang ajar lo! Gue tanding masa lo galiat!Nicho_
Halah paling lo kalahRendi
Anjir, pedes banget omongan lo
Eh eh! Bebeb gue baca pesan!!!
Queen!!
Queenn!!
Yuhuuu!! Ratukuu!!Dani_
Eh masak?
Eh iya!! Queenn!!!Arkaaa
Queen?Hm?
KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Right (Telah Terbit)
Teen FictionBagaimana jika berada di posisinya? Ada namun, tidak dianggap. Berstatus, tapi diabaikan. Ya, itu nasibnya. Dia, Archa yg mencintai Arga. Arga Yang mencintai dunianya dan tentu saja bukan Archa dunianya, melainkan wanita lain. Dia, Arga. Makhlu...