Part 3

101K 5.3K 71
                                    

Jam menunjukkan pukul satu. Arga baru saja pulang dari balapan. Saat memasuki apartment terdengar suara tv. Ia berjalan mematikan tv. Lalu jongkok menatap istrinya yang tengah terlelap di sofa.

Ia menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah itu. Archapun terusik karenanya. "Hmmhh" gumamnya.

Ya hanya seperti itu. Lalu Arga pergi menuju kamarnya. Tidur terlelap tanpa peduli Archa yang akan kesakitan di pagi hari karna pegal semua badannya.

Pagi ini, Archa terbangun terlebih dahulu. Jam menunjukkan pukul 3 pagi. Namun, ia sudah bertekad akan mencoba memasak. Yahh, ia hanya tak ingin kalah saing dengan si cacar cacar itu.

Bermodalkan handphone ia memasak sesuatu yang bernama nasi goreng. Semalam ia sudah menanak nasi.

Klontang klontang

Yahh dalam sekejap dapur berubah menjadi tempat sampah. Tangan Archa pun sudah tak suci lagi. Ujung jari tengahnya terkena panci, hingga saat ini berwarna ungu karna kepanasan. Lalu ujung jari telunjuknya terkena pisau. Ia pun tak peduli, setelah darahnya berhenti mengalir. Ia kembali mencoba memasak.

Mungkin, percobaan yang ke empat. Lihat, 3 piring nasi goreng tak berbentuk sudah berujung di dalam tong sampah.

Yahh, sampai akhirnya ke percobaan ke 8. Setidaknya tidak gosong pikirnya.

Archa menghidangkan nasi goreng itu ke dua piring. Lalu ia membuat dua l susu coklat. Setelah selesai ia menatanya di meja makan. Ia memberesi dapur. Setelah itu ia menuju kamar. Oh, ternyata Arga sudah bangun. Bahkan sudah selesai mandi.

Setelah selesai Archa menyusul Arga menuju ruang makan.

"Kamu yang masak?" tanya Arga.

"Iya, maaf kalo nggak enak. Ini pertama kali aku masak" sahut Archa.

Arga segera memakannya. Tak ada komentar. Archa pikir mungkin makanannya sudah layak makan.

Namun, saat Archa menyuapkan nasi ke mulutnya.

Uhukk Uhhukk!!

Ia terbatuk dan langsung meminum susunya. Bangkit berdiri merebut piring milik Arga. Ia membuang semua isi di piringnya dan piring Arga ke dalam tong sampah yang sudah penuh dengan nasi. Hasil gagal percobaannya.

Ia berdiri menuju wastafel. Mencuci kedua piring itu.

"Kenapa susu coklat?" tanya Arga mengernyit sebal.

"Aku suka" sahut Archa asal. Moodnya benar benar sedang buruk pagi ini. Bahkan ia ingin menangis keras saat ini.

Setelah meminumnya Arga segera pergi duluan. Tak peduli dengan Archa yang masih menunduk sedih. Beberapa air mata pun mulai menetes di matanya.

Yahh Archa tahu Arga tak suka susu coklat. Arga lebih suka susu putih. Ia tahu, karna stok susu putih di kulkas hanya Arga yang menghabiskan. Namun, Archa seakan tak peduli. Ia ingin Arga sekali saja melakukan apa yang Archa suka. Termasuk minum susu coklat.
.
.
.
"Eh katanya ada tawuran!!" seru para murid panik. Mereka berbondong bondong menuju keluar kelas. Melihat tawuran yang kini sedang terjadi di luar gerbang mereka.

Disana terlihat Arga dan gengnya yang bernama Elang melawan Geng lain, yang Archa tahu pasti adalah Geng Lion. Yahh, geng dimana ada Archa didalamnya.

"Liat deh, Kak Arga sama Kak Carla serasi banget! Dari tadi berduaan ngelawan mereka!" seru salah seorang.

Ucapan ucapan memuji dua pasangan itu selalu terlontar di sepanjang koridor.

Archa menatapnya dari lantai dua. Disisinya terdapat Adel dan Bela yang juga ikut memuji keromantisan Arga dan Carla.

Archa hanya tersenyum getir. Melihat beberapa kali Arga melindungi Carla ketika ada musuh dari belakang Carla.

Pertarungan berakhir ketika semua guru ikut ke depan. Bukan hanya guru sekolahnya. Guru sekolah lawan pun juga ikut datang.

Seluruh anggota Elang melakukan hukuman lari 20 keliling. Setelah itu beberapa dari mereka ada yang ke UKS.

"Eh! Dek! Dek! Minta tolong dong!" seru salah seorang kakak kelas. Archa berhenti. Menatapnya bingung.

"Ini, tolong beliin Nasi Goreng 5. Dibungkus ya! Terus bawa ke UKS" ucapnya sambil memberi Archa uang 100 ribu. Lalu tanpa menunggu jawaban Archa ia segera melenggang pergi.

Archa menghela nafas pasrah. Ia segera menuju kantin. Membeli pesanan itu.

Saat sampai di UKS, pemandangan pertama yang ia lihat adalah Carla sedang mengobati lebam lebam di wajah Arga.

"Ini kak" ucap Archa memberi makanan pada Kakak Kelas yang meminta tolong padanya tadi.

"Eh, apaan tu?" tanya Carla.

"Nasgor" sahut temannya yang bername tag Galih.

"Jangan bilang lo ga beli minuman?" tanya Beta.

"Oh iya lupa nyuruh" sahut Galih nyengir.

"Eh dek—" ucapan Galih terpotong oleh Carla.

"Gue aja yang beli, sekalian ngambil HP di kelas" ucap Carla. Carla segera beranjak dari kasur yang tadi hanya diduduki oleh dia dengan Arga.

Setelah Carla pergi, Galih mengucap terimakasih pada Archa. Archa pun segera berbalik akan pergi.

Namun, langkahnya terhenti.

"Cha, sini" ucap sebuah suara dengan nada datar itu.

Archa menoleh, mengernyit bingung. Namun, ketika tak mendapat jawaban. Ia patuh mendekat ke sisi kasur.

Kini posisinya ia berdiri disisi kasur dengan kedua sisinya telah dikepit oleh dua kaki Arga yang duduk di kasur.

"Tangan" ucap Arga. Archa ingin mundur, ini terlalu dekat pikirnya.

Namun, kedua kaki Arga telah menguncinya, hingga ia tak bisa melangkah mundur.

Archa memberikan kedua tangannya. Arga memegang tangan Archa yang terluka karna tragedi tadi pagi. Lalu mengobatinya.

"Kalo ga bisa gausah maksain", ucap Arga ketus. Archa hanya menggigit bibirnya. Ia sebal dengan Arga yang seolah tidak menghargai usahanya.

Teman teman Arga yang ada di UKS pun terdiam. Mereka menatap kedua sejoli itu dengan tatapan yang berbeda beda.

Namun, satu yang sama . Mereka berpikiran. 'Sejak kapan Arga deket sama cewek selain Carla?'

Setelah selesai mengobati Archa segera pergi dari ruangan yang menguji kinerja jantungnya itu.

Make It Right (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang