Kurang heboh apalagi sekolahan ini? Katrok banget sih. Cuma liat dua orang boncengan berangkat bareng aja langsung heboh gitu.
Ya, gimana ga heboh. Yang boncengan itu si Arga dan istrinya.
Yups, mereka berangkat bareng. Arga melepas helm yang dikenakan Archa lalu, mereka berjalan bersama. Iya bersama, karena paksaan Arga tentunya. Dengan enaknya Arga menggenggam tangan Archa dan menariknya.
Hingga di pertengahan jalan terhenti. Ditengah koridor ini ada anak anak elang. Mereka... menatap tajam kearah tautan tangan Archa dan Arga.
Membuat Archa sontak melepas tautan tangan itu. Dan Arga membiarkannya.
"Gue duluan, " ucap Archa. Ia lantas berbelok ke kiri menaiki tangga ke lantai dua menuju kelasnya.
Arga menatap kepergian Archa. Ia sedikit khawatir tentang Archa. Huh? Apa yang dikhawatirkan tentang Archa si gadis buas itu?
Perdebatan pun berlangsung. Mereka mendebat Arga. Mendorong Arga dengan segala ucapannya. Namun, bukan Arga kalau tak bisa bertingkah. Ia cukuo diam saja dan membiarkan mereka semua mengoceh hingga jam masuk.
.
.
.
Istirahat ini, anak anak elang berkumpul di halaman belakang sekolah. Mereka belum puas menyudutkan Arga. Bagaimana mungkin? Arga. Ketua. Mereka. Berboncengan. Dengan. Musuh. Mereka?Dan Arga menjawab "Bukan urusan kalian. Hubungan gue sama dia apa" ucap Arga. Dan seketika tonjokan mengenai pipinya.
"Sial! Lo jalan sama musuh! Banyak cewek lain! Kenapa dia!?" seru Beta.
Yang lain pun tak menghentikan perkelahian itu. Merasa puas dengan tonjokan Beta yang mewakili mereka.
Sedangkan Arga, ia memang sedang butuh pelampiasan akan perasaan dan pikirannya yang kacau balau.
Dann... Bughh!!
Arga dan Beta terpental kearah berlawanan ketika sebuah kaki mengenai dada mereka.
"Sial! Gue tahu kalian benci sama gue! Gimana kalo kita taruhan?" ucap Archa dengan nada menantang.
"Cih! Cewek kayak lo apa yang perlu dipertaruhin!" ejek Galih.
Archa tersenyum miring. Dagunya naik keatas. " Cari yang terkuat dari kalian, lawan gue. Kalo kalian menang, terserah mau apa aja gue kabulin. Kalo, gue menang.... kalian harus baikan sama anak Lion" ucap Archa.
"Lo gila!" pekik mereka.
"Seminggu lagi. Tanggal 5, di gedung X. Gue tunggu di arena" ucap Archa, lalu ia berbalik pergi. Meninggalkan Arga yang sedang sibuk mencerna perkataan Archa.
Archa tahu, cepat atau lambat semua ini harus diakhiri. Karena, ia tak mungkin hidup dengan permusuhan diantara orang orang disekitarnya.
.
.
.
Nekad sama gila beda tipis. Iya beda tipis. Kayak Archa ini. Sekarang pukul 11 malam. Dia nekat kabur dari rumah, eh apartement."Dasar Bego! Udah tahu nggak bisa berantem sok sok an nglawan mereka!" seru Archa. Kini mereka sedang berkumpul di markas Lion.
Tadi, saat Arga sedang mandi. Archa menerima panggilan dari Nichol. Begitu diangkat, telinganya pun langsung mengalami gangguan pencernaan.
Apa hubungannya?Ya adalah, ini dunia gue, jangan larang dong.
Nichol langsung berteriak meminta tolong kataya, mereka lagi di kroyok. Dan saat ini Nichol udah berhasil kabur. Dia emang orang paling setia kawan dan paling pintar.
Tahu temennya lagi dikeroyok malah kabur, bukan bantuin. Tahu mereka dikeroyok banyak orang bukan nelpon geng mereka. Malah telepon seorang cewek. C e w e k.
Kan pinter.
Dan ya, tentu saja Archa nggak tanggung tadi mukulnya. Seperti orang kesetanan. Salah sendiri nyari masalah, disaat hidupnya sedang rumit.
Pasangan ini emang couple goals. Yang satu ngelampiasin ke temennya sendiri. Yang satu ngelampiasin ke musuh. Sama sama suka berantem. Lain kali kalian kalo lagi marahan langsung baku hantam aja ya.
"Iya iya... sorry lah cha" ucap Arka sambil meringis.
"Kalo gitu janji sama gue. Kalian jangan musuhan lagi sama anak anak elang" ucap Archa yang langsung membuat mereka menganga.
"Apa hubungannya coba!!!" pekik Dani.
"Lo nggak usah aneh aneh deh Cha" sahut Rendi.
Archa menghembuskan nafas malas. Lalu ia mengeluarkan jurus yang pasti nggak akan mereka tolak.
"Minggu depan gue ikut balapan. Kalo gue menang lo turutin apak kata gue. Dan sebaliknya" ucap Archa final.
"Deal!" pekik mereka.
.
.
.
Dan sekarang ia menghadapi satu masalah lagi.Ia hanya bisa berdiri dengan kepala menunduk. Kedua tangannya saling berkaitan.
Di depannya seorang laki laki tengah duduk di sofa dan menatap dirinya tajam.
"Jam berapa ini?" ucap Arga dingin.
"Emm.... emmm...."
"Jam 12!" seru Arga.
"Ta_tadi... " guman Archa.
"Kamu kemana!" seru Arga.
Archa seketika bersimpuh. Kepalanya ia tumpukan di atas lutut Arga. Tangannya memeluk Arga. Ia menangis. Ia takut. Dan ini sebuah kejadian langka. Archa? Takut? Wow!
Arga syok. Ia tak menyangka Archa senekad ini. Ingat nekad dan bodoh beda tipis.
Seketika Arga menarik Archa menjauhkan dari kakinya. Namun, Archa malah semakin erat merangkul kaki Arga dan terus menggumamkan kata maaf.
"Iya iya aku maafin" ucap Arga melembut. Tangannya mengelus kepala Archa.
Setelah dirasa Archa cukup tenang. Arga menarik Archa. Dan sekali hentakan, Archa udah ada dalam gendongannya.
Nggak tahu ya sekali hentakan nya tu gimana. Kalo dunia nyata nggak mungkin. Berhubung ini dunia gue. Ya suka suka gue lah.
Arga menggendong nya ke dalam kamar dan menidurkan Archa. Memeluk Archa. Ia menenggelamkan kepalanya di lekukan leher Archa.
"Tadi aku ke markas. Mereka di keroyok. Maaf nggak ijin" ucap Archa pelan.
Arga langsung menjauhkan diri dan memeriksa dari ujung kakinya hingga ujung rambutnya.
"Lain kali, ijin!" sahut Arga.
"Emm" Gumam Archa sambil mengangguk ragu.
Ia pasti nggak akan ijin kan? Kalo mau berantem, balapan. Pastilah nggak ijin. Emang bakal di bolehin apa.
Arga memeluk Archa kembali. Dan mereka tenggelam di alam mimpi bersama.
Alam dimana mereka bertemu dengan author. Dan menghakimi para readers.
Walaupun cuma beberapa yg komen di part sebelum ini. Itu tu temenku secara gratis ngedit in cover. Bukan aku. Kalo aku mah bisa apa?
Wkwk
Eh aku bisa sesuatu.
Bisa bikin readers nunggu.Nggak papa nggak ada doi yg nunggu. Tapi readers yg nunggu banyak kok. wk

KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Right (Telah Terbit)
Teen FictionBagaimana jika berada di posisinya? Ada namun, tidak dianggap. Berstatus, tapi diabaikan. Ya, itu nasibnya. Dia, Archa yg mencintai Arga. Arga Yang mencintai dunianya dan tentu saja bukan Archa dunianya, melainkan wanita lain. Dia, Arga. Makhlu...