Malam ini di saat Archa sudah terlelap, Arga mengendap endap keluar kamar pasien. Ia segera pergi keluar menuju .... yah kalian pasti tahu ia akan kemana.
Betapa terkejutnya Arga ketika melihat Carla tertidur di depan sebuah toko yang tutup. Dengan kondisi baju yang basah, karena memang sedang hujan. Mulutnya tersenyum miris. Ia merasa gagal.
Arga segera membawa Carla ke apartment Carla. Sesampainya di sana, ia menekan sandi pintu apartment itu yang telah ia hafal diluar kepala.
.
.
.Pagi ini, Archa terbangun dengan sosok disampingnya.
"Ar..." panggil Archa.
Laki laki itu terusik, dan bangun dari tidurnya.
"Kamu udah bangun? Ini minum dulu" ucap laki laki itu memberi minum kepada Archa.
"Mau memberi tahu aku sesuatu? Aku tahu ini ada kaitannya dengan tidak adanya Arga disini" ucap Archa.
Arka mendesah panjang. Ia bingung, bagaimana menjelaskannya. Karna ia yakin, Archa akan membencinya setelah ini.
"Jadi, Carla kenapa?" tanya Archa lagi.
"Diaa... tidak sakit apa apa" ucap Arka pada akhirnya.
"Lalu?" sahut Archa.
"D-d_diaa hamil" ucap Arka akhirnya. Matanya terpejam, tangannya mengepal kuat. Ia tidak berani menghadap Archa sama sekali.
Archa? Ia mematung di tempatnya.
Matanya menatap datar kearah Arka.
"Bukan anak lo kan?" ucapnya tajam.
Arka seketika menegang. Bagaimana mungkin? Ia tak mempersiapkan hal ini sama sekali. Ia pikir, Archa akan terpuruk. Ia pikir Archa akan berfikir kalau itu anak Arga. Tapi... mengapa? Mengapa?
Seketika kebungkaman Arka membuat Archa murka. Tanpa basa basi sebuah pukulan melayang di tubuh Arka. Dan dilanjutkan pukulan pukulan lain.
Tangan yang berdarah karena infus yang terjabut paksa pun tak ia pedulikan. Ia benar benar murka. Bagaimana mungkin?
Entah kenapa, ia begitu yakin kalau Arga tak akan pernah melakukan hal menjijikkan seperti itu. Dan ia juga tahu pasti bagaimana sifat Arka mengenai dirinya.
Arka pasti akan melakukan hal senekad apapun jika untuk kebaikannya. Arka adalah pahlawannya. Tak akan pernah terganti. Tapi, sekarang? Mengapa... perbuatannya membuatnya kecewa?
"Lo Gila! Itu anak orang Arka!! Gimana mungkin.... Lo... Lo... Gila" ucap Archa dengan suara lirih diakhir .
Archa terduduk di lantai. Ia menangis dalam diam. Arka semakin sakit melihatnya. Bukan ini yang ia inginkan. Ia hanya ingin Archa bahagia bersama Arga. Ia hanya ingin laki laki itu terlepas dari bayang bayang Archa.
"Jadi, lo udah bilang sama siapa aja? Muka lo keliatan banget habis dikeroyok" sahut Archa.
"Orang tua gue sama Carla, Carla diusir dari rumah"
Archa memejamkan matanya. Hatinya mencelos mendengar itu. Bukan, bukan karena kasihan dengan Carla. Tapi, karena Arga. Ia tahubpasti mereka sedang berduaan di apartment.
"Jangan pernah jadi orang tua brengsek Ka. Lo tahu sendiri akibatnya ke anak lo nanti kayak gimana. Lo udah tahu semua tentang gue kan Ka. Lo tahu apa yang nyebapin gue jadi kayak gini. Jangan sampe, jangan pernah lo sia siakan anak lo. Gapeduli sebenci apa lo sama ibunya. Dia tetep anak lo Ka"
.
.
.
.Gud! Yang setia komen "next"
Suka spam
nih
Kalian tu, ga capek ya komen tiap hari?Suka banget ngingetin up
BTW kok aku pingin Carla yg jadi tokoh utama ya :) kasian juga idupnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Right (Telah Terbit)
Ficção AdolescenteBagaimana jika berada di posisinya? Ada namun, tidak dianggap. Berstatus, tapi diabaikan. Ya, itu nasibnya. Dia, Archa yg mencintai Arga. Arga Yang mencintai dunianya dan tentu saja bukan Archa dunianya, melainkan wanita lain. Dia, Arga. Makhlu...