Part 8

87.1K 4.6K 140
                                    

Archa murka. Semua benda yang ada disekitarnya ia banting. Bahkan jika ada manusia disekitarnya ikutan ia banting. Kursi yang sudah jatuh pun ia jatuhkan lagi.

Tidak ada yang berani menegur. Mereka sudah cukup babak belur. Semua anak Lion mulai pergi satu persatu dengan minimal 2 lebam dimukanya. Tinggallah Archa, Arka, Nichol, Dani dan Rendi.

Terparah kondisi Arka. Karna ia lah yang membuat Arga dirawat di rumah sakit.

"Dia siapa lo sih Cha! Sampe segitunya!" teriak Arka.

"Lo bukan siapa siapa yang perlu tahu. Cuma, satu. Lo boleh ngelukain siapapun itu asal jangan dia! Sial Sial Sial!!! Arkaaaaaa!!!" pekik Archa.

"Oke, oke. Gue nggak bakal bahas ini lagi" sahut Arka. Ia tak bisa berdiri. Sedari tadi ia hanya duduk sambil memandang Archa.

Archa menghembuskan nafas kasar. Tangannya bergerak memijat keningnya. "Ambilin kotak p3k!" Seru Archa memerintah.

Ia segera berjalan menuju Arka. Dan duduk di depannya. Tanpa kata ia langsung menubruk tubuh itu. Memeluk ya erat.

"Nangis aja" ucap Arka sambil mengelus rambut Archa. Sudah biasa, Archa selalu menangis karena emosi yang berlebihan. Selama ia mengenal Archa. Jika Archa menangis pasti dikarenakan satu hal. Ia sedang marah besar dan tak bisa membendung emosinya.

Badan Archa bergetar, air mata terus keluar dari matanya. Arka pun hanya bisa menggerakkan tangannya mengelus Archa. Badannya ia sandarkan di dinding. Karna sungguh tadi Archa benar benar menghabisinya. Membuat tubuhnya lemah sekali, sakit dimana mana.
.
.
.
Kini mereka berada di rumah sakit. Arga hanya menatap teman temannya tanpa berkomentar apa apa.

"Gila! Gue nggak nyangka aja kalo cewek cupu itu anak Lion" ucap Beta.

"Penampilannya bener bener nipu" Sahut Carla. Tangannya masih sibuk menyuapi Arga makanan. Tadinya Arga kekeuh ingin makan sendiri. Tapi Carla terus memaksanya aga ia suapin. Dengan dalih, tangan Arga masih sakit tidak boleh banyak gerak.

"Dia udah bisa disebut penghianat ga sih? Secara dia sekolah di tempat kita tapi malah jadi anak Lion" ucap Galih.

"Bisa aja dia jadi mata mata selama ini" sahut Beta.

"Liat aja gue bakal kasih perhitungan buat cewek yang udah bikin kita kayak gini" sahut Carla dengan nada rendah penuh dendam. Karena cewek cupu itu, Arga harus dirawat di rumah sakit.

"Gue dukung" sahut mereka.

Arga menatap tajam kearah teman temannya. Dia tidak bisa mengatakan apa apa. Tapi ia tidak ingin terjadi hal buruk pada Archa.

Tidak jauh berbeda dari ruangan itu. Kini di ruangan lain, dengan rumah sakit yang sama ada Arka yang tangannya terbalut perban dan Arm Sling. Ya, tulangnya bergeser sedikit. Untung tidak sampai patah.

Hal ini juga yang membuat seorang Archa bebas berkeliaran di dunia malam tanpa adanya pelindung lagi. Deni, Nicho dan Rendi sedang menginap di rumah sakit menemani Arka.
.
.
.
Bukan tanpa alasan Archa berdiri disini saat ini. Mengenakan jaket bertuliskan Queen, serta motor sport berwarna biru kebanggaannya yang selama ini mendekam di suatu tempat tersembunyi.

Tadi siang setelah melihat Arga dibawa ke rumah sakit. Ia langsung mengikuti mereka. Dia pun segera menuju bagian administrasi untuk menanyakan biaya perawatan Arga.

Dan yaa 10 juta. Sial, kenapa Arga harus dimasukkan rumah sakit mahal seperti ini. Itulah batin Archa pertama kali mendengar nominal itu. Arga tak butuh operasi, jahitan atau apapun. Cuma memang ia butuh bedrest. Dan juga obat obatan yang membuat kesembuhan Arga lebih cepat. Ya Arga memiliki banyak lecet di bagian tubuhnya. Pipi membengkak sebelah. Itulah yang mahal obat obatan yang banyak entah jenis salep ataupun pil.
.
.
.

Pada saat itu pula ia menelfon orang yang tak pernah ia bayangkan untuk ia hubungi lagi. Namun bagaimana lagi, Arga tak akan segera dipindah di ruang inap jika biaya belum dilunasi.

"Halo bang, gue butuh 10 juta, transfer dong. Ntar malem gue bakal dateng" ucap Archa.

"..."

"Bukan buat aneh aneh bang, cepetan ah. Ini gawat tahu nggak. Kirim sekarang!" seru Archa. Ia langsung menutup telfonnya begitu saja.

Bukankah ia cukup sopan? Menelfon teman lama yang tak pernah lagi ia hubungi. Tak pernah bertemu. Tanpa salam langsung meminta uang, dan menutup sepihak.

Namun, semua tak masalah ia sudah mendapat notif di hpnya jika ia sudah dapat transferan.

Setelah mengurus biaya itu, ia langsung berjalan menuju tempat Arga. Memastikan jika Arga sudah dipindah di ruang inap VIP. Ya VIP.

Ia melihat Galih dan Beta sedang duduk di sofa. Sedangkan Carla duduk disamping Arga. Tangannya terus mengelus kepala Arga.Mata Arga terpejam. Ia tampak damai. Ahh, sepertinya ia sudah tidak membutuhkanmu Archa.

Archa memejamkan mata sekilas. Ia tak berani masuk, ia hanya menatap dari celah jendela. Setelah itu ia pergi menuju markas dan membuat Arka masuk rumah sakit.
.
.
.
"Bang" Panggil Archa pada laki laki dihadapannya. Laki laki itupun langsung memeluk Archa erat.

"Jadi gini kelakuan adik kecil abang? Lama nggak ada kabar. Dateng dateng minta uang?" ucap laki laki itu, Varo namanya.

Archa hanya nyengir lebar. Namun, tetap saja matanya terlihat sendu dimata Varo.

"Iya iya yang lagi patah hati. Emang Kak Letta ngapain kakak?" sahut Archa.

"Tahu darimana kamu!" sahut Varo melotot.

"Ya siapa yang nggak tahu, abang sering upload foto cewek itu tiap hari. Dan sekarang abang ga bikin story apa apa. Udah semingguan lagi" ucap Archa.

"Dasar, udah sana siap siap balapan. Inget! Jangan luka! Sekali luka kamu gaboleh kesini lagi!" ancam Varo.

"Siap bang, oh iya. Taruhannya berapa?" tanya Archa.

"Kalo kamu menang dapet 3 juta, juga sebaliknya. Pokoknya jangan kalah! Kalo kalah kamu jadi pembantu abang!" ucap Varo.

"Iya iya ih! Udah nikah , punya anak masih aja jahat!" seru Archa balik.

"Kamu yang jahat! Nggak dateng ke nikahannya abang!" sahut Varo lagi. Varo ini, bertahan di dunia ini (dunia malam) cuma gara gara satu hal. Archa. Dia itu anak kecil pemberontak. Persis seperti Letta. Biasanya ia tak akan datang kalau ada Arka. Namun, ini si kecil ini datang sendirian. Mau tak mau Varo harus ikut menemani.

Masalah patah hati tadi, sebenernya Varo bukan lagi patah hati. Cuma ia tak bisa meminta jatah pada istrinya yang sedang hamil muda. Padahal baru 3 bulan lalu istrinya itu melahirkan. Di usia 30 tahun, ia sudah punya 4 anak.

Dino dan Doni anaknya yang pertama bahkan masih kelas 2 sd. Lalu, anaknya ketiga berumur 3 bulan. Dan sekarang Letta hamil lagi.

Dasar Varo.

Make It Right (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang