Part 17

80K 4.2K 73
                                    

Hari yang dinantikan sudah tiba. Hari dimana Archa akan melawan salah satu dari anak Elang.

Archa sudah berdiri disisi panggung. Sedangkan Arga sedang berkumpul dengan teman temannya.

Disini, Varo dan Letta pun ikut datang hanya demi mengawasi adik kecil mereka supaya tidak kelewatan.

"Pertandingan akan segera dimulai! Kedua belah pihak segera naik keatas!" seru seseorang yang akan menilai pertandingan ini.

Archa naik keatas panggung. Sungguh ia terkejut, ia pikir lawannya akan sehebat apa. Tapi.... kenapa hanya seperti kucing liar? Bagaimana mungkin ia yang seorang singa betina melawan kucing liar?

"Kenapa sama ekspresi lo? Nggak bisa lebih ngehina lagi!?" pekik Carla.

Archa terkekeh kecil. Merasa terhibur.
.
.
.
Arga sedang memandang panik kearah panggung. Sudah satu tahun lebih mereka berteman. Ia tahu bagaimana sifat Carla. Ia tidak akan segan dengan orang yang ia anggap musuh.

"Lo salah kalo lo ngawatirin Archa" ucap seorang perempuan yang tiba tiba duduk di samping Arga.

"Lo siapa?" tanya Arga.

"Hmm, hanya orang yang selalu ada dibelakang Archa" sahut Varo tiba tiba yang ikutan duduk disamping Letta.

"Aku masih takut" ucap Letta berganti gaya bicaranya.

"Tenang, Archa pasti bisa ngendaliin emosi" ucap Varo.

"Tapi, kamu tahu. Dia paling gampang kepancing emosi. Kamu tahu dia bukan manusia biasa. Dia berbeda Varo" ucap Letta pelan. Namun, tetap saja Arga mendengarnya.

"Kamu lupa? Siapa manusia didunia ini yang paling pinter nyembunyiin emosi selain kamu?" ucap Varo.

"Iya... Tapi... Aku tetep khawatir. Kalo lawannya sampai masuk rumah sakit. Dia bakal terpuruk lagi" ucap Letta.

"Justru itu gunanya kita disini" sahut Varo.
.
.
.
Dipertandingan kali ini pun terlihat jelas kalau Archa dari tadi tidak berniat melawan. Hanya menghindar terus. Tak ada satupun pukulan Carla mengenai dirinya.

Dan hal itu semakin membuat Carla geram. Ia merasa diremehkan. Ia pun langsung memukul Archa dengan membabi buta. Membuat Archa kesulitan mengelak tanpa melawan. Jadi, mau tak mau Archa ikutan melawan.

"Lo tahu? Arga milik gue! Jangan pernah godain dia!" desis Carla tepat di telinga Archa ketika mereka berdua terpojok di pembatas ring.

Seketika itu juga Archa menjadi kalap. Ia memukul Carla tanpa perasaan. Kakinya pun tak kalah tangkas menendang kaki Carla hingga Carla tak bisa berdiri lagi.

Tangannya memukul Carla, walaupun telah terlihat hidung Carla mengeluarkan darah. Sudut bibirnya pun robek. Dan luka lebam dimana mana.

Hingga ia sadar akan perbuatannya ketika seseorang menubruk dirinya hingga terguling kesamping.

Orang itu, menatapnya tajam dengan sorot mata membunuh.

"Pembunuh" desisnya tepat ditelinga Archa. Lalu ia bangkit dari tubuh Archa dan menggendong Carla yang sudah pingsan. Membawanya ke rumah sakit.

Archa. Ia tak mengeluarkan ekspresi sedih. Marah. ataupun kecewa. Ia hanya menatap kosong keatas.

"Kita pulang" ucap seseorang menarik dirinya.
.
.
.

Siapa yang ngucapin "pembunuh" ke Archa hayooo.

Dan siapa yang ngajak pulang Archa hayooo..

Make It Right (Telah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang