Hari pertandingan tiba. Dan kini terjadi perdebatan di depan gerbang sekolah mereka.
Archa memaksa naik ojek online. Sedangkan Arga dan kawan kawan yang ingin mengantarkan mereka.
Archa yakin, pasti nanti setelah mengantar mereka, pasti geng Elang ini memaksa ikut masuk. Sedangkan, sudah tertera di peraturan kalau selain peserta dilarang masuk. Bukan cuma itu, perkelahian antara mereka pasti tak bisa terelak lagi.
"Nggak usah!" pekik Archa kesekian kalinya.
"Nggak usah nolak deh! Lo adek kelas nyolot juga dibilangin" sahut Beta yang terlalu sebal dengan sifat kekeras kepalaan Archa.
"Lagian lo nolak terus kenapa sih! Gue jadi curiga!" sahut Carla yang ikutan sebal.
Archa mendengus keras. Lalu, akhirnya ia mengambil rencana cadangan. Terpaksa ia melakukan ini.
Archa mendekat kearah Arga yang sedari tadi hanya diam menatap Archa dingin.
Archa maju hingga jarak sejengkal diantara mereka. Kepalanya mendekat dan berakhir di telinga Arga.
"Lo biarin gue pergi sendiri, dan orang tua lo gabakal tahu kalo lo masih sering balapan dan ninggalin gue sendirian" bisik Archa.
Saat Archa menjauh ia melihat urat urat di rahang Arga menonjol. Gertakan giginya pun terdengar. Matanya menatap nyalang kearah Archa.
"Kita tetap disini. Biarin mereka pergi sendirian. Kita liat aja mereka bakal menyesal" ucap Arga dingin sekalii.
Archa tersenyum penuh kemenangan. Sebelum beranjak ia tersenyum miring pada Arga. Sebenarnya agak aneh. Karena ia sekarang tengah mengenakan kacamata bulatnya dan rambut yang dikucir kuda. Itu terlihat nerd. Apalagi baju seragam yang kebesaran serta rok yang panjang selutut.
"Dan gue jamin, gue gabakal nyesel"
Ia segera menarik Anna keluar gerbang menaiki ojek online mereka.
.
.
.
Sesampainya mereka di sekolah musuh mereka. Walaupun sebenarnya bukan musuh bagi Archa.Mereka mendapati segerombolan geng Elang ada di pos satpam.
"Uwoo uwooo!! Sekolah musuh udah dateng nih!"
"Wahh! Penghinaan! Kenapa yang dateng duo cupu!"Archa menghela napasnya lelah. Ia yang awalnya menunduk mulai mendongak ketika langkahnya dihalangi oleh berpasang pasang kaki. Tangan Anna pun mencengkram seragam belakangnya erat. Tampaknya ia sangat ketakutan.
Archa melepas kacamatanya, menaikkan sebelah alisnya sambil menatap ketua geng Lion itu. Arka.
"QUEEN!" Teriak mereka bersamaan. Arkapun langsung menarik tangan Queen mendekat kearahnya.
"Hmm, gue mau ikutan lomba" sahut Archa.
"Lo-Lo—...." Arkaa benar benar kehabisan kata kata. Ia bingung mau bicara apa.
"Udah deh, gausah lebai. Minggir ah! Gue udah mau telat nih!" sahut Archa. Ia menarik tangan Anna untuk melesak lebih jauh masuk ke sekolah itu.
Arka, Dani, Nicho dan Rendi pun segera mengikuti langkah Archa.
Arka merangkul bahu Archa. Dan, Archa tak menolak. Ini sudah biasa.
"Jadi, gue butuh banyak penjelasan kayaknya" ucap Nichol.
"Hmm" sahut Archa malas.
"Lo kok bisa! Kok- kok pake seragam ini!?" seru Dani heboh.
Archa memutar bola matanya malas. "Bisa lah" sahutnya.
"Queen, gue beneran syok deh. Tapi gue tahu lo ga mau bahas ini sekarang karna lo mau lomba. Jadi kita bikin perjanjian ketemu di markas nanti sore gimana?" sahut Arka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Right (Telah Terbit)
Fiksi RemajaBagaimana jika berada di posisinya? Ada namun, tidak dianggap. Berstatus, tapi diabaikan. Ya, itu nasibnya. Dia, Archa yg mencintai Arga. Arga Yang mencintai dunianya dan tentu saja bukan Archa dunianya, melainkan wanita lain. Dia, Arga. Makhlu...