Tengah malam, pukul 2 pagi. Jadi pagi atau malam?
Sebuah keributan terjadi dimana mana.
Archa hilang!
Seorang suster yang lewat, tak sengaja melihat tetesan darah dilantai di dalam kamar inap Archa yang terbuka lebar.
Seketika mereka menghubungi pihak keluarga. Yaitu, Arga. Arga yang panik pun langsung menghubungi Arka.
Dan mereka semua langsung berkumpul di depan rumah sakit. Lion dan Elang. Dua geng yang bermusuhan itu, tiba tiba bekerja sama untuk mencari Archa.
Arga sudah mengecheck apartment mereka. Tapi, tidak ada tanda tanda Archa disana.
"Ga, gimana kalo kita kerumah Bang Varo? Mereka kan deket banget sama Archa" ucap Arka.
"Yaudah! Ayo kesana!" seru Arga.
Mereka berdua pun langsung menuju ke rumah Varo. Sedangkan anggota yang lain berpencar di penjuru kota, untuk mencari seorang gadis tangguh itu.
Sesampainya di rumah besar itu. Mereka mengetuk pintu kasar sekali. Ini sudah jam 3 malam! Astaga, tidak ada sopan santun sama sekali.
Rumah yang awalnya gelap gulita itu, tiba tiba terang benderang. Pasti seseorang terbangun.
"Apa yang kalian lakukan!!!" pekik Varo yang baru saja membuka pintu.
"Archa disini!?" pekik Arga.
"Nggak! Archa hilang!?" sahut Varo panik.
"Astaga...." Arga meluruh ke lantai. Berjongkok dengan kedua tangan menutupi wajahnya.
Varo terlihat menghubungi seseorang. Sepertinya detektif kepercayaannya untuk mencari keberadaan Archa.
"Udah ke rumah orang tuanya?" tanya Varo.
Mereka menggeleng.
"Kita kesana sekarang!"
Varo mengunci pintu dan langsung keluar. Merekapun menuju rumah Archa langsung.
"Tapi, kalo Archa nggak ada disini gimana bang? Ini masih jam setengah 4, ganggu ga ya?" ucap Arga penuh pertimbangan.
"Nggak! Paling nanti yang kena marah juga lo" sahut Varo cuek. Ya walaupun memang benar. Jika terjadi sesuatu pada Archa. Maka, Arga lah yang salah.
"Assalamuallaikum!!" Mereka mengetuk pintu agak keras. Agak ya.
Setelah mengetuk pintu yang menghabiskan waktu setengah jam. Akhirnya pintu terbuka. Dan nampaklah Dika. Orang tua Archa.
"Ada apa kalian kesini pagi pagi buta gini?" tanya Dika dengan kening mengernyit bingung.
Dari reaksinya pun, sudah terlihat jelas kalau Archa tidak ada disini.
"Archa disini om?" tanya Arka.
"Nggak, emang kenapa? Archa hilang?" tanya Dika cepat.
"I—iya om" sahut Arka.
"Mengapa bisa begitu!!" Dika menarik kerah Arga kencang, hingga membuat laki laki itu berjinjit.
"Maaf ayah.... Maafin Arga" ucap Arga lirih. Kepalanya tertunduk. Tak berani membalas tatapan mertuanya ini.
Dan pukulan yang tak dapat dihindari itu mengenai Arga. Hingga dapat membuat Arga hampir jatuh pisan. Karena pukulan bertubi tubi yang diberi ayahnya. Setelah Arka mengatakan kalau Arga tidak ada di rumah sakit dan malah sedang bersama dengan Carla di Apartment.
"Saya tidak habis fikir!!! Bagaimana bisa kamu menduakan Archa! Kurang sempurna apa anak saya!!! Kalau tidak suka bilang dari awal!!" pekik Dika.
.
.
.
.Becanda elah, komennya banyak kali :)
Archa kemana hayoooo
bunuh diri beneran jangan2 :)
kalo kabur, kemana coba.
siapa yang bantuin?
emang Archa punya temen lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Right (Telah Terbit)
Teen FictionBagaimana jika berada di posisinya? Ada namun, tidak dianggap. Berstatus, tapi diabaikan. Ya, itu nasibnya. Dia, Archa yg mencintai Arga. Arga Yang mencintai dunianya dan tentu saja bukan Archa dunianya, melainkan wanita lain. Dia, Arga. Makhlu...