Genap dua tahun lamanya Archa menghilang. Arga, kini ia menjadi CEO sukses karena kegilaannya terhadap pekerjaan. Ya perusahaan orang tuanya. Dulu, kini ia yang telah menguasai perusahaan itu. Membuat perusahaan berkembang pesat. Tidak ada henti ia gunakan semua waktunya untuk bekerja. Berharap dapat melupakan sejenak sang istri.
Hidupnya akan terlihat sempurna dari luar. Harta melimpah. Teman banyak. Dihormati. Disegani. Tampan? So pasti :)
Hanya dalam waktu dua tahun pun sudah banyak sekali perempuan perempuan yang berusaha mendekatinya. Entah dari sekretaris, resepsionis, rekan bisnis, anak teman orang tuanya, atau kenalan temannya.
Ia sendiri sudah muak dengan itu semua. Yang ia inginkan hanya Archa! Tidak dengan perempuan lain! Bodo amat dengan segala kesempurnaan wanita. Ia hanya ingin Archa! Titik!
Tok tok tok!
"Masuk!" sahutnya dingin.
Sekretaris satu satunya yang masih bertahan hingga sekarang, karena ia seorang laki laki juga.
"Anda ada pertemuan makan siang ini"
"Jam berapa?"
"Tiga puluh menit lagi. Dan, eumm sebaiknya anda membawa pasangan. Karena rekan bisnis kita akan membawa anak dan istrinya" ucap Daniel.
"Sejak kapan saya peduli urusan itu? Kamu ikut dengan saya!" sahut Arga.
"Oh! Ayolah Ga! Sampe kapan kita jadi pasangan homo. Astaga! Cari pasangan sana!" seru Daniel malas. Selama bekerja menjadi sekretaris Arga, selama itulah ia selalu menemani Arga kemanapun ia pergi.
Arga memutar bola matanya malas. Selalu saja ada perdebatan ini, jika ada pertemuan dengan rekan bisnisnya.
Arga terlalu malas untuk menanggapi kalimat itu. Jadi, yang ia lakukan hanya berdiri, melempar tas tangan kearah Daniel dan berlalu keluar.
"Astaga! Arga! Cari Istri baru sana!!!" pekik Daniel.
"Diam!" pekik Arga dari luar.
Lalu mereka meninggalkan ruangan itu dan segera menuju restaurant tempat janjian.
"Kamu ini gimana sih ngatur jadwal gini aja salah! Hampir satu jam kita nunggu! Batalin kontrak dengan mereka!" seru Arga tegas. Ia berdiri ingin beranjak keluar. Hingga sebuah tangan terulur di depannya.
"Maaf, salah saya membuat anda menunggu terlalu lama. Tadi kami mendapat kendala, anak saya menangis ingin membeli es krim" ucap seorang pria yang mungkin umurnya sudah 27 tahun.
Arga menatapnya tajam. Tidak ada lagi rasa hormat baginya jika ada yang membuatnya marah. Ia benci menunggu! Sudah cukup ia dibuat menunggu selama ini oleh istrinya yang entah dimana. Ahh! Sial! Amarahnya semakin membesar ketika mengingat penantiannya yang terlalu lama.
Ia sudah terlalu sangat sekali merindukan istrinya. Istrinya? Apakah, mungkin ia sudah menikah dengan laki laki lain?
Meninggalkan dirinya?"Daddy!!! Mommy nakal! Echa au es klim!" seru seorang anak berkucir dua dengan dress pink melekat pada tubuhnya. Diikuti seorang perempuan yang dipanggilnya mommy tadi.
"Kan tadi udah sayang" ucap Errick menggendong putrinya.
Sedangkan Arga mematung ditempat. Menatap pemandangan yang paling ia takuti seumur hidupnya. Hatinya semakin hancur ketika melihat senyuman perempuan itu.
"Tuh kan, kamu dibilangin ngga mau sihh. Ganti oke? Jangan es krim" ucap perempuan yang selalu ia dambakan di setiap mimpinya. Yang selalu ia tunggu kehadirannya.
"Archa...." ucap Arga lirih.
"Maaf?" tanya Archa. Alisnya naik sebelah dengan pandangan mata bingung.
"Oh iya, Pak Arga. Kenalkan ini Sherly" ucap Errick.
.
.
.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Right (Telah Terbit)
Teen FictionBagaimana jika berada di posisinya? Ada namun, tidak dianggap. Berstatus, tapi diabaikan. Ya, itu nasibnya. Dia, Archa yg mencintai Arga. Arga Yang mencintai dunianya dan tentu saja bukan Archa dunianya, melainkan wanita lain. Dia, Arga. Makhlu...