Semua orang berkumpul di ruangan VVIP itu. Rendy, Galih, Beta, Nichol, Dani, Carla, Arka, serta Arga.
"Gue... ada yang mau gue omongin. Archa... dia istri gue" ucap Arga, ia duduk disisi Archa. Tangannya menggenggam erat tangan Archa.
Beberapa memekik terkejut. Carla yang sedang minum langsung terbatuk batuk.
"Bego" ucap Arka.
"Lo tahu, gimana sulitnya Archa nyatuin kita. Dia yang dari dulu nggak pernah bisa bergantung sama orang lain. Sebelum gue dateng. Sebelum lo dateng. Pasti berat banget bagi dia"
Arga matanya menatap nanar kearah Archa.
Arka beralih. Menatap Carla, yang sedang menatap sendu kearah Arga.
"Lo tahu? Seminggu terakhir ini. Archa terus terusan dateng ke balapan. Buat apa? Ia memang cuma bilang lagi butuh uang. Tapi, itu buat biaya pengobatan lo." ucap Arka menatap Carla.
"Kalian juga tahu sendiri. Gimana dokter tadi ngejelasin kalo Archa kekurangan asupan makanan dan air putih. Archa, tipe orang yang nggak akan makan kalo nggak disuruh. Lo pasti tahu itu kan Ga?" ucap Arka.
Arga, laki laki itu menangis. Mencium kening Archa lama.
"Dia... mungkin udah lelah. Lelah sama kita" Arka, masih terus saja meracau dari tadi. Laki laki ini terlihat sangat terluka. Ia tidak hanya mencintai atauoun menyukai Archa. Rasanya lebih dari itu.
"Sayang... bangun.... maaf.... aku tahu... aku banyak salah... maaff... jangan lelah... terus berjuang...kumohon..." ucap Arga, ia masih saja menangis. Badannya bergetar. Kedua tangannya memeluk Archa. Ia menaruh mukanya di lekukan leher Archa.
.
.
.
Satu bulan Archa tidak masuk sekolah. Satu bulan ini juga, Arga semakin dekat dengan Carla. Bahkan teman teman Arga yang tadinya sangat membenci Archa. Kini malah ikut ikutan membela Archa.Mereka selalu menegur Arga yang terlihat lebih sering dengan Carla.
"Ga! Lo apaan sih! Lo lupa kalo udah punya istri!" bentak Beta. Kini mereka tengah berada di kamar mandi.
"Ya emang kenapa kalo gue udah punya istri? Masalah buat lo?" sahut Arga tajam.
"Lo gila!" pekik Beta.
"Apaan sih, gajelas" ucap Arga. Laki laki itu segera pergi dari kamar mandi.
Baru saja ia berjalan beberapa langkah. Ia mendengar suara orang muntah sangat keras dari arah sampingnya.
Ia berjalan ke kiri, melongok melihat siapa yang sedang muntah di halaman belakang.
Dan saat itu juga Arga terkejut. Ternyata Carla yang sedang muntah.
"Astaga! Carl!" pekik Arga. Ia langsung berlari kearah Carla. Memijit dahi Carla yang sedang menunduk disampingnya.
"Kamu keluar sekolah aja ya? Ini nggak baik buat kesehatan bayi kamu. Nggak usah khawatir masalah biaya oke? Ada aku" ucap Arga.
Carla segera memeluk Arga erat. Ia menangis dalam pelukan itu.
"Aku takut... hiks.. kamu pasti bakalan pergi... hiks hiks..."
"Sekarang aku disini Oke?" ucap Arga menenangkan , tangannya mengelus kepala Carla perlahan.
Dikit 😁
Jangan timpuk Author oke?
Jangan mengumpat
KAMU SEDANG MEMBACA
Make It Right (Telah Terbit)
Teen FictionBagaimana jika berada di posisinya? Ada namun, tidak dianggap. Berstatus, tapi diabaikan. Ya, itu nasibnya. Dia, Archa yg mencintai Arga. Arga Yang mencintai dunianya dan tentu saja bukan Archa dunianya, melainkan wanita lain. Dia, Arga. Makhlu...