Part; 5

523 63 0
                                    

Flashback

Alarm berdering  jam 7 pagi di kamar pemuda manis ini.

Sinar matahari memasuki kamar sederhana diantara tirainya, cahayanya menganggu ditambah ibunya mengomel setelah ia bangun.

Park jihoon beranjak dari kasur menuju toilet setelah ia menyahut pada ibunya. Ia keluar dari ruangan itu masih dengan piyama kusutnya. Lalu ia menggantinya dengan seragam sekolah.

Jihoon masih ingin tidur, ia begadang mengerjakan tugas yang diberikan gurunya, tapi bukankah ia harus sekolah? Tentu, ia harus pergi untuk ngumpulkan tugas pada saem nya yang menyebalkan itu.

"eomma~ buatkan aku bekal" manjanya setelah sarapan.

"tumben? Biasanya anak eomma yang manis ini tidak mau dibuatkan bekal,apa tidak malu di bilang anak kecil eoh?" canda ibunya sambil mengambil tempat bekal yang sudah jarang dipakai anaknya di atas lemari.

"ishh eomma, aku bukan anak kecil~ umurku sudah 15 tahun. Uhh lagian teman-temanku juga banyak yang membawa bekal"

"benarkah?" suara berat yang membalas perkataan pemuda  manis ini, ayahnya yang duduk dihadapannya dengan koran di kedua tangan itu.

"appa~jihoonie sudah 15 tahun"

"jihoonie baru ulangtahun minggu lalu" ingat eommanya, ia masuki kotak bekal itu kedalam tas anaknya yang ada di atas meja.

"dan jihoonie sudah kelas 2 Menengah"  sambung ayahnya lalu mengambil secangkir kopi dan meminumnya.

"jadi jihoonie sudah dewasa!"  bangga jihoon,ia meminum susunya hingga tandas,mengambil tas lalu menyandang serta beranjak dari sana dengan riang dan juga ciuman dipipi yang ia berikan pada kedua orangtuanya.

Ia cepat satu tahun memasuki sekolahnya.

"dah eomma appa~"

Jihoon keluar dari rumah sederhana itu dan mengambil sepeda  yang berada di samping mobil ayahnya itu.

"walaupun sudah besar begitu, Jihoonie masih bayi kesayanganku"

"aku juga"

"aku yang melahirkannya"

"aku yang membuatnya"

"ishhh chanyeol!!"

"mwo? Apa aku salah baek?" godanya sambil menaikkan Kedua alisnya dan itu ia sukses mendapakan lemparan apron kesayangan istrinya.
.
.
.
.
.
Jihoon memasuki sekolah menengahnya dengan sepeda ia tenteng menuju ke arah parkir siswa, hanya separuh jalan ia menggunakan benda gayuh itu. Rumahnya juga tidak terlalu jauh dari sekolah.

Melewati lorong dengan santai tanpa memperdulikan aktivitas yang dilakukan siswa di sana.

Setelah ia melewati lorong itu, ia menuju ujung kanan dan itu kelasnya.

Ada anak yang sedang ribut, membaca buku ,juga bermain ponsel, dan ada yang tidur.

Jihoon meletakkan ransel di samping kursi yang didudukinya, ia lebih memilih duduk di belakang, dan juga sendiri.

I'll be there for you, I'm here for you (NIELWINK)√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang