Part; 6

496 60 6
                                    

Sebelum yang dikatakan Daniel padanya,ia dan juga kedua orangtuanya bertamu kerumah malam ini.

Kedua orangtua mereka memang sudah cukup lama kenal dekat, jika untuk Jihoon dan Daniel, mereka bertemu satu tahun lalu ketika Jihoon pindah kemari setelah ayahnya pindah keperusahaan baru, tepatnya Perusahaan ayah Daniel.

Dan ayah Jihoon merupakan Sekretaris ayah Daniel.

Cukup sederhana pertemuan keduanya, ketika keluarga Jihoon bertamu kerumah mewah Daniel untuk acara pertemanan orang tua mereka.

Entah bagaimana keduanya dekat, Jihoon yang memang introvert dan Daniel yang cukup cepat dengan lingkungannya.

Semua orang sudah siap makan malam bersama, kini para orang tua berkumpul di ruang tengah rumah sederhana itu. Pembahasan kerja, perabotan rumah, sampai-sampai peliharaan Anjing milik Jihoon mereka bahas.

Jihoon dan Daniel hanya bisa menyimak pembicaraan orang tua mereka, terkadang mereka di tanyakan tentang sekolah dan dijawab sederhana oleh keduanya.

"bibi, Daniel dan Jihoon mau bermain game di kamar, boleh kan?" 

Daniel bosan di sana, kebetulan ia ingin bermain game bersama, untungnya Jihoon memiliki hobi yang sama dengannya. Ini salah satu cara Daniel ketika mendekatkan diri dengan Jihoon pertama kali.

Waktu itu Jihoon sama sekali tidak bicara dengan Daniel. Dan ketika Jihoon hanya diam ia bermain game diponselnya dulu saat orang tua mereka sibuk berbincang, pada saat itu Daniel akhirnya bisa mendekatkan diri dengan si Introvert Jihoon.

"tentu niel-ah, jika jihoonie macam-macam denganmu katakan pada bibi ya?"

" yang ada Daniel yang macam-macam dengan jihoon baek" perkataan ibu jihoon dibalas oleh ibunya Daniel, keduanya tergelak dengan pikiran mereka, astaga anak mereka belum ilegal untuk melakukan itu.

"eomma~ kami hanya ingin bermain game, bukan macam-macam yang ada dipikiran kalian"

Setelah mengatakan itu, Daniel pergi menarik tangan Jihoon, yang ditarik hanya diam mengikuti langkah lebar miliknya.
.
.
.
.
.
"jadi jihoon-ah, aku harus bagaimana?" Daniel terlihat lesu di atas kasur dengan sang pemilik duduk di bawah dengan stick di tangannya.

Bukankah sudah Daniel katakan jika mereka ingin bermain game, ah lebih tepatnya hanya Jihoon sendirian tampaknya yang menikmati, Daniel? Sebenarnya hanya ingin curhat dengan Jihoon. Hanya masalah percintaan Daniel.

"bukankah dia sudah mengatakannya padamu jika mereka sudah tidak ada hubungan lagi? Mungkin dia sudah jujur padamu" jawabnya masih fokus pada playstation miliknya.

"benarkah?"

"kalau kau tidak percaya padanya putuskan saja, cari yang bisa kau percaya. Aku dengar ada perempuan dari kelas sebelah yang menyukaimu terang-terangan"

"Nugu?"

"yang selalu membawakan minum untukmu setelah bermain basket, kau lupa?"

Jihoon menghentikan gamenya dan beranjak dari sana menuju tempat tidurnya, membaringkan tubuh kecil itu di samping Daniel.

"ohh maksudmu Bae Joo Hyun?!"

"hmm"

"ck aku masih setia pada kekasihku yang sekarang" bangganya.

"aku yakin kau pasti penasaran dengan Bae joo hyun kan?? Dan kupastikan kau pasti akan berhubungan dengannya nanti"

"tidak akan"
.
.
.
.
.
Setelah seminggu perbincangan keduanya, itu terjadi.

Yang dikatakan Jihoon benar adanya.

Daniel berhubungan dengan yeoja cantik itu, primadona seluruh laki-laki disekolahnya.

Jihoon sudah menebak pasti akan terjadi, ia tidak peduli. Itu hanya masalah percintaan sahabatnya. Ia sudah terbiasa dengan keluh kesah tentang kasmaran Daniel.

Setelah jam istirahat pertama bunyi, seperti biasa keduanya berjumpa di taman belakang sekolah.

Daniel memberi tahu jika ia memutuskan hubungan dengan kekasihnya dan berhubungan dengan Bae Joo Hyun setelah itu.

Dasar namja gila, ia baru memutuskan hubungan dan sudah memiliki kekasih baru sesudahnya. Jihoon sudah terbiasa, baginya Daniel hanya mencari kesenangan saja.

Tidak jika sudah melewati batas, ia akan memberi tahu jika pemuda bergigi kelinci ini melakukan tindakan yang salah.

Hei bukankah Jihoon harus mengatakan pada Daniel untuk tidak menggonta ganti pasangan?

Lagi, itu bukan urusannya.
.
.
.
.
.
.
Inilah puncaknya, libur musim panas. Kedua keluarga itu pergi liburan ke pantai.

Jihoon kehilangan kebahagiaannya.

Jihoon kehilangan dunianya.

Jihoon kehilangan orangtuanya.

Mendengar kabar itu dari telpon rumah sakit cukup membuatnya hancur.

Saat itu, kebetulan Jihoon pergi bersama keluarga Daniel.
Awalnya pemuda manis itu berada dalam mobil kedua orangtuanya , tapi mendapat paksaan dari Daniel untuk satu mobil dengannya ,ia terpaksa satu mobil dengan Daniel.

Semua terjadi begitu saja, ia sudah menunggu kedatangan keduanya karena tertinggal di belakang, setelahnya ia mendapat telpon itu.

Cukup sulit Daniel mengembalikan Jihoon seperti dulu, butuh tiga bulan Daniel memperbaiki Jihoon yang bertambah dingin padanya.

Hanya saja, Itu tidak semua berhasil, Jihoon hanya bicara jika ditanya. Sulit menbuatnya tertawa, ah jangankan tertawa ,Daniel sulit membuatnya senyum.

Semua tidak sama seperti dulu.

Tapi, seiring dengan waktu Jihoon menerima kenyataan Itu. Walaupun terlalu berat baginya.

Ia tetap tinggal dirumah lamanya, orangtua Daniel membujuknya untuk tinggal bersama,ia menolaknya.

Jihoon hanya ingin tinggal di mana semua kenangan orangtuanya bisa ia kenang.

Jihoon dengan umur 18 tahun sudah mencari pekerjaan untuk bisa menghidupinya.

Lagi, orangtua Daniel kembali membantunya, mereka mencari pekerjaan yang cocok untuk Jihoon. Mereka sebenarnya tidak masalah untuk memberikan uang pada Jihoon, tapi ia tidak ingin merepotkan orang lain.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TO BE CONTINUE
#111019

Tepatin janjikan:)

See youuu😆

I'll be there for you, I'm here for you (NIELWINK)√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang