Hari minggu aku gk up lagi ya, mian.
Happy reading!
I can feel~
imi nae mamsoge~
nuguboda slowly ~
deureoon deushae~
Girl you got me loving you~
beolsseo myeot beon—
Klik.
Tangan kecilnya kembali meletakkan ponsel di atas nakas sebelah kanan setelah mematikan alarm diponselnya tadi.
Membuka mata serta mengumpulkan nyawanya setelah bangun tidur, meraih ponselnya kembali melihat pukul berapa sekarang, jam tujuh kurang lima belas menit.
Menoleh kirinya yang terdapat pria tampan dengan mole dibawah mata kanannya, tidur dengan nyenyak.
Membawa tangannya menyentuh pelan mole itu dengan sekali usapan, dan terhenti oleh tangan lain.
"ma-maaf" Jihoon segera menarik tangannya lalu bangun dari tidurnya dan bergegas memasuki toilet.
Daniel perlahan membuka mata menatap langit-langit kamarnya sambil mengumpul nyawanya kembali.
Kilasan kejadian tadi malam terputar kembali dalam ingatannya, apa yang harus dilakukan oleh keduanya nanti dalam keadaan seperti ini.
.
.
.
.
.Jihoon mengambil kemeja hitam di atas tempat tidur dan membawanya dihadapan Daniel yang berdiri di depan kaca pas berukuran tinggi Daniel itu.
Dimulai dari tangan kanan lalu Daniel dengan perlahan memasukan lengan kemeja itu hingga masuk dan dengan mudah tangan kirinya memasukkan tangannya di lengan kemeja lainnya.
Jihoon memasang kancing kemeja Daniel, mengabaikan wajahnya yang memanas karena dihadapkan dengan tubuh atletis milik Daniel.
Meraih dasi berwarna silver dengan motif bintik-bintik kecil dari meja rias di samping mereka dan memasangkan kekerah kemeja pria tampan itu.
Jihoon menjinjitkan tubuhnya tidak ada bantuan saat akan memasangkan Dasi karena tubuhnya agak rendah dari Daniel.
Selama seminggu ini Jihoon melakukan aktifitas pagi hari seperti ini, bedanya mereka dalam keadaan canggung.
Badan Jihoon membeku saat sentuhan tangan besar itu berada dipinggangnya dan membawa tubuhnya mendekat, tangan itu menahannya agar dapat memasang Dasi dengan benar.
"aku hanya membantumu,"
Daniel yang sadar dengan perubahan wajah Jihoon dengan cepat menanggapinya.
"jauhkan tanganmu," Jihoon mendongak menatap Daniel mengubah ekspresinya jauh lebih tenang.
"tapi kau kesusahan—"
"lepaskan saja!" sergah Jihoon cepat.
Daniel melihat kaca yang memantulkan dirinya dan juga Jihoon yang membelakangi kaca.
Daniel kembali menarik tubuh yang kecil darinya itu mendekat, seperti memeluk dengan sebelah tangan membiarkan Jihoon mencengkram bahu kirinya keras.
"Niel, berhenti bermain-main" ucapnya geram. Jihoon hanya lelah, perasaan sesak dan nyeri di dadanya kembali datang. Tentu Jihoon hanya menahannya sekuat yang ia bisa.
Dengan terpaksa Daniel melepaskan Jihoon, memandang wajah itu saat kembali memasang dasi pada kerahnya.
Jihoon sudah selesai memasangkannya serta merapikan kembali pakaian Daniel, meraih Jas hitam yang tergantung tepat di sebelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll be there for you, I'm here for you (NIELWINK)√
Romance(COMPLETED) "tidak ada yang bisa melakukan ini" Akankah aku masih bisa bertahan di sampingmu? Haruskah aku melangkah mundur menghadapi kenyataan yang ada? Haruskah aku pergi? Dan apakah kau menyadari keberadaanku selama ini? Ku harap aku tak akan...