Part; 4

567 73 1
                                    


Happy reading!!

Jihoon memberontak dalam pelukan erat itu, tapi pria yang memeluk langsung melepas pelukan dan memegang kedua bahu sempitnya.

"mau bertemu dengan orang tuamu??"

"eoh?"

"cha, besok kita pergi kerumah orang tuamu, bukankah kau sudah lama tidak kesana"

"aku sudah melihat mereka minggu lalu" ujar jihoon dan menuju ke arah meja dengan tumpukan bungkusan ayam di dalamnya, dan duduk di kursi lalu memakannya dengan tenang.

"kenapa tidak mengajakku?!"

"aku sudah menanyakannya padamu"

"kau tidak ada menyebutkan jika kau ingin melihat orang tuamu padaku"

Daniel beralih duduk di samping jihoon dan menyesap teh yang masih ada setengah milik jihoon, sudah biasa.

"aku menanyakannya, kau bilang kau sibuk, kau kencan dengan kekasihmu, jadi aku tidak ingin mengganggu"

"ahhh itu, kau hanya tanya apakah aku sibuk dan kau tidak menambahkan dalam kalimatmu jika ingin bertemu dengan kedua orangtua mu jihoon-ah,ku kira kau ingin bertemu dengan clien"

"baiklah aku salah di sini, cuih kenapa kau yang repot-repot ingin bertemu dengan mereka" gumam jihoon dan Daniel hanya samar bisa mendengarnya.

Pemuda itu kembali memakan ayam yang di bawakan Daniel tadi, menyenangkan bisa menikmati malam ini.

Perlahan sabit terbentuk di kedua belah bibir ranum itu serta dengan kunyahannya tidak terlalu jelas.

"katakan padaku jika mau melihat orangtuamu, aku akan menemanimu ke sana, aku tidak ingin kau kenapa-kenapa nantinya"

Jihoon berhenti dari acara kunyahannya, menatap tepat di kedua netra pria yang di sebelahnya, ia tidak salah dengar dengan ucapan barusan bukan?

"ada apa dengamu?? Ingin membuatku sakit perut dengan ucapan itu?? Jangan sekarang oke aku sedang ingin menikmati ayam-ayam mu"

Tentu ia menghindari efek dari kalimat itu, tidak ingin terlalu terbawa suasana. Mengabaikannya saja cukup baginya, untuk sekarang, tidak tahu jika ia sudah dalam sendirian.

Ini Euphoria nya.

Daniel menghela nafas sebentar dan mengangkat sebelah tangan dan mengusap kepala sahabatnya dengan lembut,

"cukup janji padaku"

"naikkan dulu gajiku yang sudah kau janjikan, ingat 50%"

"50% ?!! Kapan aku menjanjikannya?!"

"kau tidak bisa berbohong tuan, serendah apapun toleransi mu pada alkohol, kau masih mengingat setiap kejadian. Lihat!  Aku bahkan tidak ada menagih ayam-ayam ini"

Jihoon tertawa melihat ekspresi Daniel yang hanya memandang jengkel padanya, menyenangkan.

"ck menyesal sudah pergi dari acara makan malam dengan kekasihku,seha—"

"kau bisa pergi dari sini jika kau menyesal"

Jihoon beranjak dari sana, ia menuju arah pantry nya dan mengambil satu kaleng soda yang ia sukai dari lemari es miliknya, bersandar di pintu lemari itu serta matanya melihat Daniel yang mengikutinya.

"maksudku bukan begitu a-aku—"

"kenapa kau malah gugup begitu?? Ahh lupakan, kau mau menginap di sini lagi?"

Jihoon berusaha mengalihkan pembicaraan mereka, Daniel? Ia tidak tahu kenapa tiba-tiba gugup.

"Good idea! Karena kau menawarkannya maka aku akan menginap di sini"

"yak! Aku hanya bertanya, bukan menawarkannya padamu!!! Ishh Kang Daniel berhenti meletakkan jas mu di lantai!"

"Kang Daniel!!! Sudah ku katakan berulang kali, letak sepatumu di rak! Ingin ku buang sepatu mahalmu itu ke tempat sampah hah!?! Kau merepotkan"

"hehee jihoon-ah biasanya kau yang akan membereskannya, aku mandi dulu.  Mohon bantuannya~"

Daniel berusaha menghindar dari lemparan sepatunya dari Jihoon, ia sangat suka ketika melihat sahabatnya kesal, ia menyukainya.
.
.
.
.
.
.

Bunyi ketikan laptop mendominasi ruangan minimalis ini yang hanya dihuni dua adam di dalamnya, sudah tengah malam tapi pemuda manis ini masih sibuk dengan kerjanya.

Daniel sibuk memperhatikan Jihoon dari samping yang terlalu serius dengan laptop yang ada di pangkuan pemuda manis itu.

Terkadang tersenyum ketika melihat sahabatnya yang menggemaskan ini mengerucutkan bibirnya, menyipitkan mata dan mengerut kan dahi ketika membaca ulang setiap email yang masuk, lalu dengan kacamata bulat yang bertengger cantik di hidung mancung itu.

Menggemaskan.

Kenapa aku baru menyadarinya?

Kemana saja kau selama ini Kang?

"niel, ada email dari minhyun hyung. Ada acara reuni sabtu ini, kau bisa?"

Jihoon memalingkan wajahnya melihat Daniel yang ternyata juga menatapnya. Ia menaikkan kacamatanya sedikit yang meluncur manis di hidungnya dan kembali memanggil Daniel, ia melamun.

"eoh?? Apa? "

"sabtu ini, tepatnya tiga hari lagi ada acara reuni. Jadi minhyun hyung, sunbaemu yang tampan itu mengirim emailnya, apa kau bisa?"

"seharusnya aku yang bertanya, bagaimana jadwalku?"

"tidak terlalu sibuk, hanya pertemuan singkat dengan beberapa clienmu yang ingin membahas kerja sama"

Daniel duduk dari tidurnya dan bersandar pada kepala kasur berukuran sedang,

"oke, kita bisa pergi"

"baiklah,tunggu apa maksudmu dengan'kita'??"

"iya kita, kau juga ikut"

"tidak niel, aku tidak mau ke acara reunimu lagi. Aku tidak mau bertemu dengan teman hitammu ituu tidak lagi"

Daniel tergelak mendengar ucapan Jihoon barusan, pasalnya pada tahun lalu Daniel juga mengajak Jihoon pada acara reuninya dan temannya yang di maksud Jihoon, ia selalu menempel pada Jihoon sepanjang acara reuni itu.

Bukan hanya tahun lalu saja, tapi setiap acara reuni diadakan.

Daniel dan juga Jihoon terpaut satu tahun, yaa walaupun umur mereka tidak terlalu jauh,mereka berada ditingkat yang sama sebenarnya.

"heii jangan menghina Park Woojin, ia  jadi rapper terkenal sekarang. Apa kau tidak tahu??"

"benarkah?"

"ck kau ini sekali-sekali lihat acara televisi yang membahas tentang rumor-rumor artis"

"bagaimana bisa menonton televisi jika kau memberikanku pekerjaan yang banyak begini?!"

"aku tidak pernah menyuruhmu untuk mengerjakannya di rumah"

Benar, Daniel tidak pernah menyuruh untuk mengerjakannya di rumah, ia juga tidak mendesak, itu pun terkadang ia mendesak hanya waktu tertentu.

"kau benar, ck tapi kau menyerahkan semua data-data ini padaku. Kang Daniel bagaimana bisa kau mempercayaiku dengan data yang menyangkut perusahaan padaku?"

"hehee aku hanya percaya padamu,  aku selalu mempercayaimu. Aku tidak pernah merahasiakan apapun padamu, kau orang terpenting dalam hidupku, sangat"

Kalimat terakhir hanya bisa di ucapkan dalam hati, Daniel juga tidak tahu kenapa bisa kalimat itu bisa ia pikirkan. Ia juga tidak tahu ada apa dengannya .

Daniel tidak tahu apa maksud dari kalimat terakhir.

Sama sekali tidak ada hubungannya dengan pembicaraan mereka.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TO BE CONTINUE

#051019

I'll be there for you, I'm here for you (NIELWINK)√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang