Part; 24

579 62 24
                                    

"Jihyo-ssi—"

"berhenti bertindak seperti pecundang sejati!" teriak Jihyo pada Daniel yang membulatkan matanya terkejut.

"Niel berhenti bermain-main dengan perasaanmu sendiri." ujarnya lagi ketika Daniel tidak juga mengeluarkan suaranya.

"apa masalahmu sebenarnya? Ahiya bagaimana aku bisa tahu? Itu karena kau selalu menceritakan Jihoon padaku. Lalu apa itu terlalu jelas? Waw Kang Daniel itu bisa dilihat dengan sinar diwajahmu saat kau membicarakannya,"

Jihyo seolah berbicara pada dirinya sendiri tanpa ada lawan bicaranya, sedangkan Daniel masih membatu ditempatnya.

"kau selama ini hanya mengganggapku teman, rasa suka yang kau maksud sesama teman, cinta padaku maksudmu hanya sekedar teman. Dan itu tidak lebih."

Daniel menunduk pikirannya jauh mengarah kepada orang dibicarakan, sahabatnya.

"ayah Jihoon..." Daniel menghela napas sebelum melanjutkan ucapannya. Jihyo dengan antusias langsung mendekatkan diri menuntut Daniel untuk melanjutkan.

"ayah Jihoon adalah sahabat sekaligus sekretaris appa, saat sekolah menengah itu awal aku bertemu dengan Jihoon,"

"Jihoon sangat pendiam saat pertama kali kami bertemu. Mungkin sebagian orang juga begitu jika bertemu orang baru, saat itu aku berencana pergi dari rumah seorang diri dan bermain kerumah kakekku. Selama datang kerumahku dia selalu menunduk,"

"dan itu semakin membuatku ingin pergi keluar dari rumah, aku berpikir bahwa dia orang yang membosankan. Tapi saat dia mengangkat wajahnya melihatnya memakan dengan mata bulatnya....aku tertarik padanya."

"lalu?" Jihyo tanpa sadar menyahut dengan cepat dan ingin tahu lebih lanjut cerita yang Daniel sampaikan.

"dia tidak lepas dari game diponselnya saat itu, dan aku langsung tahu dia sangat suka game. Aku membantalkan rencanaku untuk kerumah kakek karena berusaha mengajaknya berbicara,"

Daniel tertawa kecil mengingat pertemuan pertama mereka sebelum melanjutkan ucapanya.

"sangat sulit membuatnya berbicara waktu itu, jadi aku membawanya kekamarku—"

"apa yang kalian lakukan!!? Wah Niel kau—"

"aku menunjukkan video game ku padanya" Daniel langsung memotong ucapan Jihyo sebelum mengeluarkan kalimat tidak masuk akal wanita itu.

"dia sangat menggemaskan dengan mata bulatnya yang semakin membesar saat aku menunjukkan itu. Tapi tetap saja dia tidak bicara banyak."

"lalu dimana masalahnya?" ucap Jihyo.

Benar, jadi dimana letak masalahnya.

"setelah itu kami dekat, aku bermain kerumahnya setelah pulang sekolah lalu akhir pekan terkadang keluargaku bermain kerumahnya atau sebaliknya."

"hari dimana orang tua Jihoon meninggal saat kami akan berlibur kepantai kami berkumpul sebentar kerumah Jihoon sebelum berangkat. Aku dan ayah Jihoon bermain catur pagi itu."

"ayah Jihoon mengatakan padaku bahwa Jihoon harus mendapatkan seseorang yang sangat menyayangi anaknya dengan tulus, tetapi lebih dari itu ayah Jihoon ingin Jihoon mendapatkan seseorang yang paham akan dirinya,"

"aku waktu itu tidak mengerti dan hanya mengiyakan ucapannya, aku dengan konyolnya mengatakan bahwa aku sangat memahami anaknya,"

Daniel menegakkan tubuhnya menatap langsung dikedua mata Jihyo.

"aku tanpa sadar meminta restu pada ayah Jihoon,"

"ayah Jihoon bahkan tertawa mendengar itu, lalu menyuruhku untuk memastikan Jihoon mendapatkan seseorang seperti itu dan menyuruhku menjaga anaknya. Aku saat itu senang mengetahui aku tidak jauh-jauh dari Jihoon,"

I'll be there for you, I'm here for you (NIELWINK)√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang