Part; 21

492 61 11
                                    

"aku akan pergi dari sini" ujar Jihoon turun dari pangkuan Daniel dan mengarahkan kaki kecilnya ke lemari kaca tempat pakaian mereka berdua.

Jihoon yang mengambil hoodie biru milik Daniel, melangkah kembali kearah Daniel yang ternyata ada ponsel dan dompet  mereka disana.

Setidaknya Daniel bisa bernapas lega karena Jihoon tidak berkemas dan tidak betul-betul pergi dari sana.

"kau mau kemana?" Daniel mengikuti Jihoon yang sedang berjalan cepat ke pintu masuk apartemen dan kini Jihoon memasang sepatu kets putih.

"bukan urusanmu" dengan begitu Jihoon pergi meninggalkan Daniel yang berdiri di depan pintu apartemen tanpa melihat kearah Daniel.

.
.
.
.
.

Sudah tujuh jam Jihoon berkeliling di sekitar apartemen Gangnam  sejak ia pergi dari apartemen Daniel dan sekarang sudah jam empat sore.

Selama beberapa jam itu Jihoon berdiam diri di taman sambil menikmati es krim strawberry yang ia beli sebelumnya.

Merasa bosan Jihoon pergi mengelilingi pusat pembelanjaan gangnam di sana, jangan tanya Jihoon membeli atau tidak, jawabannya tentu saja tidak.

Hanya ada merek-merek terkenal dijual di sana. Dan Jihoon tidak akan mau membeli barang-barang mahal seperti itu.

Daniel terkadang membelikan pakaian seperti kaus atau kemeja untuk diberikannya pada Jihoon, dan sering membelikan hoodie untuk Jihoon. Dan Jihoon tidak akan menolak barang gratis apa lagi bermerek seperti itu bukan?

Heii tunggu dulu! Kenapa malah membahas Daniel?

Jelas-jelas ia ingin melupakan pemuda Kang itu sebentar.

Merasa tidak mempan hanya dengan berkeliling  sebagai pengalihan, Jihoon jadi lapar dan ia butuh makan siang.

Tanpa babibu Jihoon mengarahkan kakinya kerestoran mewah yang kebetulan dekat dari ia berdiri.

Jihoon kali ini tidak ingin pilih-pilih apa yang ada didepan mata, cukup melangkah dan nikmati.

Jika Jihoon tidak ingin membeli barang mahal, lain halnya dengan makanan.

Jadi untuk biaya mahal makan direstoran tidak masalah, selama itu makanan dan enak Jihoon tidak peduli karena perut lebih penting dari pada yang lain.

Hei kalian! Kalau kalian dalam keadaan seperti ini tentu kalian tetap makan bukan?

Jangan jadi orang bodoh ketika patah hati tidak nafsu makan setelahnya.

Makan sebanyak yang kau bisa.

Dan kembali berjuang.

Apapun itu masalahnya, perut tetap nomor satu, oke?

Dan itu salah satu prinsip yang Jihoon miliki, prinsip yang lain tidak jauh-jauh dengan orang yang bernama Kang Daniel.

Ah sudahlah, lagi-lagi membahas Daniel.

Setelah makan siang disana Jihoon akan pergi berkeliling lagi sebelum itu Jihoon membayar tagihan makananya dulu.

Dan sialnya dompet ditangannya adalah dompet  milik Daniel.

Damn it.

Jihoon membeli banyak makanan tadi, ada lima makanan termahal yang ia beli.

So what?

Jihoon bahagia tentu saja.

Karena itu bukan dompet nya.

Berbagai macam kartu-kartu ada di dalam dompet itu.

Tunggu, setelah di cek lagi ternyata kartu-kartu di dompet itu semua kartu yang berisikan uang. Tidak ada kartu seperti kartu pengenal Daniel.

I'll be there for you, I'm here for you (NIELWINK)√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang