Part; 2

1K 79 9
                                    

Aku mencoba memasang wajah normal, dan bertindak seperti biasanya di hadapanmu. 

Ahh bahkan pagi ini terasa lebih cerah ketika aku melihat wajahmu di hadapanku, diriku mencoba menahannya,perasaan ini, tapi aku tidak bisa menyembunyikan perasaanku yang tumbuh setiap waktu.

Ini indah, ketika kau ada di sisiku.

Diriku merasa hidup,astaga aku terlalu berlebihan.

Heiii tapi itu kebenarannya!

ayolah Park Jihoon kau bisa menahannya!!

Jantung sialan!
.
.
.
.
.
Kedua manik itu perlahan terbuka,ia merasa di perhatikan saat dirinya terlelap.

"morning jihoon-ah, akhh tenggorokanku"

Jihoon sudah mengetahuinya pasti ini akan terjadi, ia selalu menyiapkan air di nakasnya.

"ini minum"

"terimakasih"

"hmm"

Setelah memberikan air pada pria itu, ia turun dari tempat tidurnya dan memasuki toilet dengan handuk yang ia ambil dari pintu  sebelum menutup pintu toilet.

Hanya kurang dari lima belas menit pemuda tadi sudah keluar dengan kemeja putih dan juga celana hitam kantor miliknya, ia melempar handuk yang di genggamannya tadi ke arah pria yang masih duduk di atas tempat tidur.

Daniel? Ia masih berusaha mengingat apa-apa saja yang tadi malam terjadi. Tentu ia terkejut dengan tiba-tiba lemparan itu mengenai wajah bantalnya.

"cepat mandi, kau akan terlambat kekantor, jam sembilan ada rapat dengan clienmu dari cina"

"yak! Sekarang masih jam enam pagi ji"

Brak!

"astaga Kenapa dia membanting pintu kamarnya, eoh?? Park Jihoon!! Di mana kemejaku?"
.
.
.
.
.
.
Park Jihoon kau baik-baik sajakan? Astaga wajahku panas

Tahan jihoon, kau sudah hidup bersamanya sepuluh tahun, kau sudah terbiasa.

Tapi terakhir melihat tubuhnya itu tiga tahun yang lalu!!! Bagaimana Kang Daniel memiliki tubuh seperti itu??

Tarik nafas, buang, ayo kau bisa jihoon, fighthing!

Ia segera beranjak dari sana, melangkahkan kakinya ke pantry sederhana miliknya. Membuatkan sarapan untuk dirinya dan juga sahabatnya.

Sarapan dengan roti dan segelas susu tidak masalah baginya, tapi masalah bagi pria bergigi kelinci ini.

"aku bosan makan ini, apa tidak ada ramen di lemarimu??"

"tidak, makan ini saja, aku kehabisan bahan makanan"

" kalau begitu ayo pergi beli" pria ini akan beranjak dari duduknya tapi itu di tahan oleh pemuda manis ini.

"tidak perlu, aku akan membelinya sendiri sewaktu pulang dari kantor nanti"

"ahh begitu, baiklah"

Daniel mulai menggigit roti yang di lapis selai favoritnya, dan mengambil lapisan kedua yang ada di piringnya.

"niel buka bajumu"

"eoh?? Kenapa? Yak!  Park Jihoon kau benar-benar mesum sekarang!?"

"aishh berhenti teriak, aku tidak mesum sialan,kau memakai bajuku"

"ahh kau ini ku kira ada apa, kemejaku kotor, jadi aku pakai saja kaos milikmu"

"ck ambil kemeja dalam lemari yang paling sudut sebelah kanan bawah, itu tumpukan bajumu yang tertinggal"

"benarkah?? Kenapa aku tidak mengingatnya?"

"kau selalu meninggalkan barangmu di sini"

"tunggu, ponselku mana???"

"di atas meja kecil samping tempat tidur, kau bahkan lupa di mana aku biasa meletakkan ponselmu"

"jihoon-ah"

"mwo?"

"boleh aku memelukmu?"

"huh?"

"ughh kau inii sahabatku yang paling sempurna, beruntungnya aku memilikimuu, aku menyayangimuu park jihoon"

Daniel yang memang duduk di sebelah jihoon,ia memeluk sahabatnya dari samping dan mencubit gemas pipi sahabatnya yang berisi ini.

"ishh minggir Kang Daniel, ini sakit"

"eoh?  Maafkan aku, apa aku terlalu erat memelukmu sampai-sampai wajahmu memerah seperti itu?"

"pergi ganti bajumu cepat"

Jihoon berusaha menahan ekspresi wajahnya di depan Daniel, ia mendorong tubuh besar itu agar pergi dari sana, wajahnya terlalu panas.
.
.
.
.
.
Suara dari dalam kotak persegi yang menampilkan orang-orang di dalamnya dengan canda tawa yang mengisi ruang tengah minimalis miliknya, pemuda manis ini melihat kearah jam dindingnya di sebelah kiri ,07:05

Ia terlalu pagi untuk bersiap tadi.

Masih ada satu jam kurang lima menit ia masuk kerja, menikmati secangkir teh, lagi di pagi hari tidak buruk bukan, apalagi ditemani dengan sepotong cake yang kau buat sendiri.

"kenapa lama sekali?"

"aku menghubungi kekasihku"

Aku tahu itu.

"ahh iyaa, tadi dia juga menjelaskan kalau yang aku lihat kemarin hanyalah kesalahanpaham saja"

Ini Deja Vu yang terlalu membosankan, dan menyakitkan.

"katanya lelaki yang pergi dengannya hanya teman lamanya yang baru bertemu setelah mereka pisah sekolah menengah, jadi bisa saja reuni mendadak, aku terlalu bodoh bukan?  Hehe"

Yaa kau benar-benar bodoh.

Lebih baik seperti ini, daripada aku harus melihat tatapan menyedihkan milikmu, itu membuatku sakit.

Jangan ucapkan kata-kata sedih seperti yang lalu, jangan katakan apapun.

Cinta itu memang begitu, menyulitkan bukan?

"syukurlah kalau begitu, kau tidak perlu takut kehilangannya, kau harus bertanya padanya dulu, baru kau bisa menilainya"

"benar cinta itu menyulitkan"

"eoh??" itu jawaban dari pertanyaanku.

"menyulitkan sampai-sampai kau tidak ingin menjalin hubungan dengan siapa pun. Ayolah park jihoon bagaimana kau tidak ingin memiliki kekasih dengan umur 25 tahun seperti ini??"

Itu karena mu.

"aku, a-aku menunggu seseorang"

"aigoo, lupakan saja dia, jika kau terus menunggunya itu akan membuat mu lelah, jadi cari saja yang lain di luar sana, bukan hanya dia yang ada di dunia ini sampai kau membatasi setiap orang yang ingin mendekatimu"

Kau benar

Aku sungguh lelah

sampai aku ingin berteriak di depanmu tentang perasaan ini.

Aku terlalu ragu mengatakannya, hanya bisa menunggu sampai kau mengetahuinya sendiri.

Aku bisa menunggu.

Hatiku akan tetap untukmu.

Hingga hari itu tiba, aku akan berdiri di sini,
Jangan ragu jika kau sudah tahu.

Aku di sini untukmu.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TO BE CONTINUE
#280919

Hai gaes🙌

Sesuai jadwal aku publis ceritanya setiap sabtu minggu :)
Jadi seminggu 2 kali publis, jangan lupa vote yaa nilwing loverss yew alay😂

#pencintaNielwink💜

See you🙇🙌

I'll be there for you, I'm here for you (NIELWINK)√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang