Part; 14

480 70 5
                                    

Votenya dulu sayang baru deh di baca story nya😈

Kkkk~

Happy reading!

Jihoon sudah kembali dari rumah sakit, kepalanya benar-benar ingin meledak saat ini.

Seseorang mengikutinya dari belakang, tidak peduli dengan tatapan bertanya karyawan lain melihatnya.

"yang benar saja Kang Daniel! Kau tidak harus pergi kekantor. Astaga! Kau tidak lihat karyawan-karyawan melihatmu dengan kepala diperban begitu??! Aku yakin mereka sudah mendengar berita tentangmu, kau harus kembali kerumah sakit!" Geram Jihoon saat sudah didalam lift dan untungnya hanya mereka berdua didalamnya.

"tenang saja aku tidak akan lama. Sore nanti aku akan kembali kerumah sakit, dokter akan mengganti perbanku dan memeriksa bahuku, malamnya lalu pulang"Daniel terkekeh diakhir kalimat.

Jihoon tidak menyahuti perkataan Daniel hingga lift terbuka tanda mereka sudah sampai di lantai kantor Daniel.

Mereka keluar dari lift dan memasuki ruangan mereka masing-masing. Sebelum itu Jihoon bersuara membuat Daniel berhenti ketika ingin membuka pintu ruang kerjanya.

"aku tidak bisa menemanimu nanti. Aku ada rencana dengan kekasihku"

'kekasih?' kenapa dadaku sesak seperti malam kemarin? Gumam Daniel dalam hati.

"ah kau akan pergi dengan Lucas? Baiklah, mungkin Jihyo akan menemaniku nanti." Jihoon langsung memasuki ruangannya tidak membalas jawaban Daniel lagi membiarkan  Daniel diam didepan pintu itu.

Jihoon menyandarkan tubuhnya di belakang pintu kerjanya serta menghembuskan napasnya pelan lalu meraih ponsel dalam sakunya menghubungi seseorang.

"aku ingin bantuanmu" Jihoon langsung mengatakan keinginannya tanpa sapaan dan mungkin terkesan kurang ajar.

"baiklah, apapun itu" jawabnya.

"jemput aku setelah pulang kerja, dan ikut denganku bertemu dengannya." sendu Jihoon, ia melangkahkan kakinya berjalan kearah dinding kaca yang tertutupi oleh gorden khusus dengan sela-sela bisa ia lihat diruang sebelah, ruang Daniel.

"apa Daniel baik-baik saja? Aku dengar dia kecelakaan malam tadi?"

"ya, dan si bodoh Kang itu sedang diruang kerjanya saat ini. Dia bahkan tidak ingin dirawat dirumah sakit, kondisinya tidak terlalu baik. Dan itu—membuatku khawatir"  Jihoon mengintip disela gorden itu dan melihat Daniel memijit pelan kepalanya yang tertutupi perban.

"Hahh kau membuatku sakit hati kau tahu?"  orang itu tertawa kecil melontarkan kalimat itu pada Jihoon.

"maaf aku tida—"

"bukan masalah— bisa kau perlihatkan data perkembangan divisi pemasaran? Terimakasih tuan Lee. —maaf jihoon aku mengabaikanmu"

"sepertinya kau sibuk. Maaf mengganggumu Lucas, sampai jumpa nanti" Jihoon memutus panggilannya pandangannya bahkan tetap pada Daniel.

Wajah Daniel pucat sekarang, membuat jihoon makin khawatir melihat  Daniel. Merlihat Daniel yang kesusahaan dengan bahu kanannya terluka saat membaca dokumen Jihoon menghela napasnya kasar kali ini.

"cih kau kira badanmu besi? Bisa tahan banting begitu? Dasar sok kuat" gumam Jihoon melangkahkan kakinya keruang Daniel.

Jihoon membuka pintu kerja Daniel setelah mengetuk pelan tanpa peduli sahutan dari dalam.

"kau membutuhkan sesuatu pak? Misalnya dokter?" sindir Jihoon membuat Daniel tertawa. Ayolah Jihoon bukan pelawak apa yang lucu dari ucapanya?

"astaga kau tiba-tiba masuk dan mengusirku? kau lucu ji ahahahh"

"apa aku sedang bercanda sekarang Kang Daniel?" dengan perlahan Daniel menghentikan tawanya saat Jihoon melihatnya serius.

"hahh tidak. Pergilah! Aku tidak membutuhkan apapun kau bisa lanjutkan kerjamu. Dan bisa kau membuka gorden itu disini terlalu gelap aku ingin cahaya mataharinya masuk" Daniel melanjutkan membaca dokumennya mengabaikan Jihoon yang menuruti perintahnya.

'sekarang aku bisa melihatmu' ucap daniel dalam hati ketika gorden itu terbuka dan memperlihatkan dinding kacanya tidak terhalang apapun.

"permisi" Jihoon membungkukkan badannya sedikit dan berlalu dari sana.

Atensi Daniel bukanlah dokumen itu tapi Jihoon yang duduk diruangan miliknya dan mengetik sesuatu dikomputernya.

'aku hanya ingin melihatmu, apa itu salah? Dirumah sakit membosankan jika tidak ada orang yang akan aku usili'

Daniel terkekeh pelan dengan pikirannya barusan.

Tertttt  "masuk keruanganku" Daniel menekan panggilan khususnya yang tersambung pada Jihoon. Melihat Jihoon yang sudah keluar dari ruangnya Daniel kembali melihat dokumen ditangan kirinya. Hanya melihat tidak membaca.

"membutuhkan sesuatu pak?"

"ambilkan dokumen rencana pembangunan gedung yang ditangani oleh manager Kim"

Jihoon segera mengambil dokumen yang ada dilaci bawah meja kerja Daniel.

Jihoon memberikan kertas-kertas itu pada Daniel.

"ada lagi pak?" suara dan kalimat formal Jihoon benar-benar patut diberi apresiasi. Mengingat Daniel sahabat lamanya dan mengenal dirinya bisa membedakan pekerjaannya secara bersamaan.

"tidak" dengan begitu Jihoon kembali keruangannya.

Belum sampai sepuluh menit Daniel kembali memanggil Jihoon,

"bawakan aku kopi"  dapat Daniel lihat  Jihoon yang menatapnya melalui dinding kaca itu mengerutkan dahi. Melangkahkan kakinya kembali keruangan Daniel.

"tidak boleh! Kau masih pasien jangan meminta makanan atau minuman yang mengganggu kesehatanmu saat ini" Jihoon kesal mendengar permintaan Daniel, dan tidak akan menuruti itu.

"hei kau cerewet bawakan saja aku kopi, aku membutuhkan itu"

"tidak" Jihoon kembali keruangannya mengabaikan Daniel yang menaikkan alisnya bingung.

.
.
.
.
.

Jihoon mendengar ketukan dipintu ruangannya melihat kesamping tidak ada Daniel di ruangannya sendiri. Dan kembali melihat kedepan saat Daniel menyembulkan kepalanya dari luar.

"aku akan pergi sekarang"

Jihoon mengangguk sebentar dan kembali melanjutkan kerjanya.

"benar kau tidak bisa hmm menemaniku?" Daniel masih dengan posisi yang sama, Jihoon mengernyitkan dahinya.

"sesudah makan malam dengan Lucas aku akan kesana, sekarang aku tidak bisa menemanimu. Pergilah,"

Entah kenapa Daniel kecewa mendengar ucapan Jihoon yang tidak ada disisinya nanti, tapi bayangan Jihoon yang akan merawat dirinya membuat Daniel kembali memasang wajah cerianya.

"baiklah. Ingat! Aku pulang malam ini jangan lupa bawa pakaian-pakaianmu Park Jihoon"

Jihoon menghela napasnya kembali setelah Daniel pergi, Jihoon tidak tahu lagi apa yang harus ia lakukan dengan perasaannya.

Mencintai seseorang itu benar-benar menyulitkan, tapi ini keinginan hatinya. Tidak seharusnya Jihoon terlihat lemah.

Kenapa  aku tidak bisa membencimu?

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
TO BE CONTINUE

Jangan bilang bosen sama ff nya yee, nanti mud jidi gk baek buat up sampe complete nih cerita oke? Hhehe:")

See you❤

I'll be there for you, I'm here for you (NIELWINK)√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang