Cuaca malam ini dingin menusuk hingga ketulang ketika merasakannya secara langsung.
Orang-orang masih berlalu lalang melewati taman yang dikelilingi lampu-lampu cantiknya.
Seakan mereka tidak merasakan hawa dibawah derajat celcius itu saat berjalan bersama kekasih atau keluarga mereka.
Begitu menghangat, saat kau bersama orang yang kau sayang.
Jihoon tersenyum melihat pemandangan itu duduk ditaman dengan Lucas di sampingnya, memegang satu cup kopi ditangan mereka sebagai perantara penghangat dikedua tangan dan juga tubuh mereka saat meminumnya.
"apa yang kau bicarakan dengan Daniel?"
Jihoon meminum kembali Kopinya dan bertanya pada Lucas tanpa mengalihkan pandangan didepannya.
"tidak penting, hanya urusan lelaki" diakhiri kekehan Lucas dikalimatnya.
"oh god! Ayolah aku juga lelaki!" geram Jihoon lalu memandang Lucas sengit bukannya mengerikan reaksi hanya menimbulkan keimutannya sendiri dan Lucas tidak tahan itu jadi Lucas menarik kepala Jihoon lalu meletakkanya diketiak.
"ya!! Apa yang kau lakukan!? Lepas!" Jihoon sibuk memukul lengan Lucas yang tertawa lepas entah apa yang ditertawakan Jihoon tidak peduli, Jihoon mencubit lengannya dan itu berhasil terlepas.
"menyebalkan! Antar aku pulang!"
Jihoon berdiri dari kursi taman membuang cup kopi tepat disampingnya.
Langkah kecil Jihoon berlahan pergi, ia mengeratkan coat yang ia kenakan.
"kau bisa sendiri, kenapa aku harus mengantarmu?" Lucas sudah beriringan dengan Jihoon dan omongannya membuat Jihoon menghentikan langkahnya.
"sungguh?! Wahhhh siapa tadi yang mengatakan 'aku akan mengantar Jihoon pulang' ha!?
"siapa tadi yang memohon padaku dengan mata memerah ha?!" balas Lucas.
Jihoon bergumam tidak jelas dan perang menatap terjadi beberapa saat ,Lucas kembali tertawa menghiraukan orang-orang disekitarnya.
"kau tahu sumber kebahagiaan? Kau tahu bahwa itu berasal dari kata cinta dan ketulusan, benci dan dendam tidak akan pernah memberi sebuah kebahagian" ujar Lucas tiba-tiba lalu merangkul Jihoon menuju mobilnya yang terparkir didepan sana.
"itu untukku apa untuk dirimu?"
Tentu saja Jihoon akan bertanya ini tidak ada hubungannya dengan Jihoon karena Jihoon tidak pernah terbesit dendam sedikitpun pada kebahagiannya, Kang Daniel.
"untuk diriku hahahaaha"
"astaga kau menyindir dirimu sendiri,dasar gila"
Keduanya memasuki mobil dan pergi dari sana ditemani radio mobil yang memenuhi pendengaran mereka.
"bisa kita mampir sebentar dimini market? Aku ingin membeli bahan makanan dan juga tisu toilet di apartemen Daniel sudah habis" Jihoon memeriksa list dalam ponselnya apa saja yang akan dibeli nantinya.
"kau serius? Masih ingin tinggal di sana? Wah kau hebat" cibir Lucas dan membelokkan mobilnya menuruti perkataan Jihoon sebelumnya.
"dengan Daniel atau tidak sama sekali"
Lucas berlahan melirik Jihoon sebentar. Ada yang aneh dengan Jihoon auranya menghitam jika itu anime tentu saja.
Maksudnya ucapan Jihoon benar-benar dingin. Seolah Daniel sudah seharusnya menjadi milik Jihoon.
"apa kau benar-benar mencintai Daniel atau kau...terobsesi denganya?"
Ketika sudah berhenti didepan mini market yang disebut Jihoon tadi, Lucas tanpa ragu menanyakan itu dan menatap lekat pada Jihoon yang hanya diam melihat kedepan dengan tatapan kosongnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'll be there for you, I'm here for you (NIELWINK)√
Romance(COMPLETED) "tidak ada yang bisa melakukan ini" Akankah aku masih bisa bertahan di sampingmu? Haruskah aku melangkah mundur menghadapi kenyataan yang ada? Haruskah aku pergi? Dan apakah kau menyadari keberadaanku selama ini? Ku harap aku tak akan...