Part; 25

549 61 8
                                    

Cahaya matahari sudah meninggi memenuhi seisi kamar di apartemen mewah ini.

Tapi tidak menganggu tidur pria manis yang sedang menggulung badannya kedalam selimut lembut nan tebal, semakin membuatnya tertutup rapat oleh kain itu.

"dingin," ucapnya lirih sambil menggigil.

Tiba-tiba isi perut dalamnya berputar cepat dan menaik kearah tenggorokannya tanda ia akan mengeluarkan isi yang ada diperutnya.

Dengan cepat ia keluar dari selimut dan lari kearah kamar mandi mengeluarkan semua isi yang hendak mendesaknya keluar.

Ia mendengar suara langkah kaki tergesa dari belakang dan memijit tengkuknya pelan serta mengelus punggungnya lembut.

"apa kau baik-baik saja?" tanya Daniel khawatir dengan kondisi Jihoon saat ini yang memucat.

Jihoon tidak menjawab, ia akan keluar dari sana tanpa memperdulikan Daniel tetapi langkahnya goyah membuatnya hampir terjatuh jika bukan Daniel yang langsung mengangkat tubuhnya kepunggung lebar pria itu.

Daniel membawanya kearah kasur dan membaringkan Jihoon pelan.

Tangan lebarnya ia arahkan kekening pria manis ini, "kau demam," ucapnya saat melihat Jihoon hanya memejamkan matanya kembali.

"istirahatlah, aku akan membawa bubur untukmu." dan tidak dijawab oleh Jihoon yang segera memunggungi Daniel.

Daniel meraih ponsel pintarnya dan mendial nomor wanita yang sudah melahirkan dan membesarkannya itu.

"eomma, Jihoon sakit."

"...."

"ya, hanya demam biasa."

"...."

"tidak, aku membawa semua pekerjaan kantor keapartemen sambil merawat Jihoon disini."

Langkah lebarnya berjalan ke meja besar disudut ruangan menghadap jendela kaca itu yang dipenuhi oleh dokumen-dokumen perusahaan.

"apa eomma mau melihat Jihoon sebentar? Bawakan bubur dan makanan lainnya eomma. Dan mengenai 'itu' mungkin eomma harus menunggu sebentar,"

"...."

"bawa juga makanan untukku ya eomma hehe"

"...."

"ya aku juga menyayangimu,"

Ponsel ia letakkan dimeja setelah ibunya mematikan sambungan mereka, pandangannya mengarah kebelakang dimana letak Jihoon sekarang yang masih diposisi yang sama.

.
.
.
.
.
.

Jihoon merasakan dahinya diletakkan sesuatu, seperti kain basah.

Ah, sakit sialan ini!

Jihoon sama sekali tidak menyukai jika ia sudah dalam mode tubuh panas dingin begini.

Perlahan matanya terbuka dan disambut oleh senyuman yang menampikkan gigi kelinci kesukaannya itu.

"eomma," Ia membawa tubuh bersandar pada kepala ranjang dibantu oleh ibu dari Daniel.

"hemm sudah mendingan" saat ibu Daniel mengarahkan tangan lentiknya didahi Jihoon.

"sekarang Jihoon-ie makan, eomma membawakan makanan kesukaanmu."

Riangnya mengambil makanan yang sudah diatas nakas.

"eomma hanya membawa makanan kesukaan Jihoon, padahal aku sudah minta makanan kesukaanku juga" nada rengekan itu ia dengar dari sudut ruangan.

"makanan kesukaan Jihoon adalah makanan kesukaanmu Daniel," kekeh wanita tua itu pada anaknya yang seperti anak kecil saat ini.

I'll be there for you, I'm here for you (NIELWINK)√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang