Part; 27

633 61 3
                                    

Rengkuhan itu terbalaskan. Menyamankan posisi dengan wajah tak lepas dari senyum lembutnya. Pagi ini begitu menyenangkan bagi Daniel, pagi yang selalu ia bayangkan.

Jihoon dipelukannya.

Membalas pelukannya sepanjang malam.

Wajah Jihoon terbenam pada dada bidangnya.

Jantungnya kembali berdetak cepat. Jangan sampai Jihoon terganggu oleh suara jantungnya yang ribut.

Beribu kata maaf Daniel lepaskan dalam batinnya karena selama ini tanpa sadar ia menyakiti perasaan Jihoon.

Setengah jam Daniel sudah terbangun dan selama itu ia hanya mengusap lembut kepala Jihoon dengan tenang.

Ini masih terlalu pagi. Pukul 5 lewat 20 menit setelah netranya menangkap jam di dindingnya.

Akhirnya hari ini tiba.

Hari yang Daniel nanti.

Dan itu kembali membuatnya gugup.

Daniel dengan pelan melepaskan pelukannya dengan tidak rela. Banyak yang harus ia siapkan.

Sebelum itu,

Daniel mengecup ujung hidung Jihoon sekilas, berdoa Jihoon mau mendengarkan semua tentang dirinya selama ini yang Jihoon tidak ketahui.

.
.
.
.
.

Jihoon menautkan alis melihat Daniel mengeratkan jaket tebalnya di depan mobil yang sudah disiapkan Daniel yang saat ini dibasement.

"kita...akan apa katamu tadi?"

"camping," Daniel menarik resleting jaket Jihoon agar pria manis ini tidak kedinginan.

"pekerjaanmu banyak Niel selama aku izin, dan kau ingin...camping?!"

Tanya Jihoon lagi saat Daniel mendorongnya masuk kedalam mobil yang memang diperuntukan untuk hal seperti camping atau bepergian jauh.

"tidak masalah, aku bisa lembur besok." diakhiri kekehannya saat Jihoon terus bertanya padanya kemana mereka akan pergi.

Jihoon menatap Daniel tidak percaya saat ia melihat kebelakang barang yang diperlukan sudah tersedia dibagasi mobil.

"kapan kau menyiapkan semua ini?"

"pagi tadi," dengan begitu Daniel menjalankan mobilnya sambil menghidupkan radio disepanjang perjalanan mereka.

"kau bisa tidur, ini akan memakan waktu tiga jam." ujar Daniel melihat Jihoon yang diam memandangi luar jendela mobil.

Jihoon tidak menyahut dan tidak mengalihkan pandangannya, kepala Jihoon dipenuhi pertanyaan kenapa Daniel tiba-tiba bersikap seperti ini padanya.

"ini hanya membuang waktuku," gumam Jihoon dan Daniel mendengar itu.

Tapi Daniel menulikan telinganya, bersenandung saat lagu kesukaanya terputar diradio.

Terkadang bernyanyi sambil mengacak rambut Jihoon agar atensi Jihoon mengarah padanya.

"berhenti bernyanyi tidak jelas, aku tidak bisa tidur,"

Daniel tidak berhenti, dan tertawa lepas saat Jihoon memukul belakang kepalanya kuat ketika Daniel tiba-tiba mencolek pipi Jihoon.

"aw!"

"hentikan nyanyian jelekmu! Bagaimana bisa aku tidur jika suaramu seperti itu?" geram Jihoon.

"ohh jadi kau mau aku nyanyikan dengan bagus? Baik. Ingin lagu seperti apa? Indie? jazz? Rap? Romance? Balada? Atau rock? Lagu yang berteriak mungkin bisa membuatmu tidur,"

I'll be there for you, I'm here for you (NIELWINK)√ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang