Hening dan tenang, seperti itulah suasana perpustakaan Fakultas Seni dan Teater itu setiap hari. Seorang yeoja berjalan pelan seraya menyentuh tiap buku yang dia lewati. Dia berhenti sejenak untuk membaca judulnya lalu berlalu ke buku lainnya.
Dibalik Rak buku itu, seorang Namja melakukan hal yang sama. Dia bukannya mencari sebuah buku tapi mencuri pandang memandangi Wajah yeoja yang ada di balik rak buku itu di cela-cela buku yang tersusun.
Sebagian pengunjung perpustakaan bukan mencari buku tapi mengintili Namja yang menjadi pusat perhatian di kampus beberapa hari ini.
Sehun muncul dari arah berlawanan dan tepat berdiri di depan Sejeong. Yeoja itu terkejut melihatnya lalu tersenyum senang melihatnya lagi.
Sehun mengambil beberapa buku secara acak untuk menjadi alibinya di depan para mata yeoja yang mengikutinya sedari tadi. Dia memberi isyarat pada Sejeong untuk mengikutinya.
Sehun memilih meja paling pojok yang terhalang oleh Rak buku namun cahaya matahari masuk lewat dinding kaca yang ada di samping meja itu. Mereka bisa melihat pemandangan di luar tapi mereka yang diluar tak bisa melihat mereka.
Sejeong menarik kursi untuk dia duduki dan mengambil buku yang di bawa Sehun. Namja itu dengan wajah berseri-seri menarik kursi di samping Sejeong.
"Hya! Kenapa kau duduk di sampingku?" Bisik Sejeong menyuruh Sehun duduk di depannya.
"Sirheo..." Tolak Sehun.
Sejeong memberi isyarat mata ke Sehun untuk menoleh dan melihat betapa banyak yang menatap iri kepada mereka.
Sehun melambaikan tangan menyapa mereka dan menangkupkan tangannya lalu memperlihatkan buku yang tadi dia ambil. Mengisyaratkan bahwa Sehun memohon ke mereka agar memberi Sehun ruang untuk belajar.
"Mereka pergi, bagaimana bisa kau?" Bisik Sejeong yang terlihat takjub dengan kemampuan Sehun itu.
"Cukup tersenyum dan memainkan mataku" tutur Sehun.
"Huh! Jangan lakukan itu lagi" perintah Sejeong.
Sehun mengangguk dan menumpu dagunya dengan tangan kanannya lalu terus memandangi Sejeong yang tengah asyik membaca.
"Kenapa kau selalu cantik tiap hari?" Rayu Sehun.
"Uljima (dalam artian lain selain jangan menangis yaitu berhenti)" suruh Sejeong tanpa menatapnya.
"Kapan Mv kamu rilis?" Tanya Sejeong.
"Itu bukan Mvku tapi punya Si Soojung" jawab Sehun malas karena dia tak ingin membahasnya.
"Tapi aku tak sabar melihatmu di Mv itu", ujar Sejeong.
"Kau tak sabar melihat pacarmu bermesraan dengan Yeoja lain euh?" Gerutu Sehun.
"Itu kan memang tuntutan pekerjaanmu Sehun'ssi. Aku tentu saja cemburu, Geunde. Aku selalu sadar bahwa kekasihku ini bukanlah pria biasa" Sejeong akhirnya menoleh menatap Sehun lalu tersenyum.
"Boleh Cium?" Pinta Sehun.
"Hya!" Sejeong langsung menutup mulutnya memakai kedua tangannya.
"Kau begitu menggemaskan, aku tak tahan..." Racau Sehun bergelayutan seperti anak kecil di mejanya.
"Tapi bagaimana bisa kau mau menc..."
Cuupp
"Seperti ini"
Dengan cepatnya Sehun mengunci mulut Sejeong lalu tertawa melihat ekspresi terkejut Pacarnya itu.
"Hyaa!" Racau Sejeong sembari memegang pipinya yang memerah karena malu.
KAMU SEDANG MEMBACA
"My Oppa is An Idol" (The End)✓
Fanfic"Aku ingin cinta yang sederhana dari wanita yang bukan siapa-siapa. tapi bagiku dia adalah harta yang ingin ku lindungi" - Oh Sehun "Aku tak masalah jika bersaing dengan wanita lain, tapi bersaing dengan Impianmu. Bagaimana bisa aku menang?" - Kim S...