"Chapter 32"

1K 89 10
                                    

Sehun mengucek-ucek matanya, setelah mengumpulkan kesadarannya untuk bangkit dari tempat tidurnya. Dengan mata yang masih terkantuk-kantuk dia keluar dari kamarnya menuju dapur, sambil meraba-raba. Sebotol air berhasil ditangkap tangannya. Dia menutup kulkasnya, lalu meneguk air mineral di tangannya.

"Selamat pagi!" Suara Yeoja begitu nyaring menyapanya.

Sehun terkejut dan menyemburkan air yang masih tertahan di mulutnya.

"Uhuk.."

"Guk-guk" suara Anjing kesayangannya juga terdengar menyapa Sehun.

Sehun terpana sejenak, menatap lama Sejeong dan juga vivi yang duduk manis di meja makan. Sejeong dan vivi juga menatapnya bingung.

"Kau?..." Sehun menunjuk Sejeong lalu menyadari dirinya hanya menggunakan boxer merah dan tubuh bagian atasnya terekspos begitu saja, namja itu menutupi dadanya seketika.

"Apa yang kau lihat euh? Kenapa matamu tak berkedip sama sekali?" Oceh Sehun.

"Heol! Apa sekarang kau menyalahkan mataku euh? Kau tak usah malu padaku, aku memiliki seorang kakak laki-laki di rumah dan dia selalu telanjang dada kemanapun dia pergi di dalam rumah. Jadi aku sudah terbiasa dengan pemandangan roti sobek, hanya saja punyamu lebih putih dan..." Sejeong malah menggodanya.

"Hya, cukup. Bagaimana bisa otakmu isinya sama dengan Jongin Hyung?" cibir Sehun.

Sejeong memakan roti lapisnya, dan hanya menaikkan bahunya menanggapi ledekan Sehun.

"Jangan-jangan kau melakukan sesuatu padaku semalam?" Tuduh Sehun.

"Woaahh... Bukankah seharusnta itu dialogku euh? Kau yang mengajakku bermalam di apartemenmu loh" oceh Sejeong menyadarkannya.

"Vivi-ah, bukankah ayahmu itu keterlaluan?" Sejeong malah meminta pembelaan dari vivi.

Vivi hanya sibuk menyantap makanannya, lalu mengonggong untuk menanggapi pertanyaan Sejeong tadi.

Sehun segera berlari masuk, dan mengenakan kaos biru laut. Lalu ikut bergabung dengan Sejeong di meja makan.

"Bagaimana kalau kau tinggal disini?" Usul Sehun merasa senang karena kali ini dia tak sarapan sendirian.

"Dan kau akan menuduhku telah menodaimu gitu?" Cibir Sejeong.

Sehun cengengesan karena mengingat tingkah hebohnya tadi.

"Bagaimana kalau setelah kau jadi karyawan tetap? CEO Lee menjanjikanku akan menjadikanmu managerku jika kau melewati masa percobaanmu" ujar Sehun.

Sejeong hanya diam dan memikirkan sesuatu, dia menatap Sehun yang begitu senang mengatakan hal itu.

"Sehun'ssi. Bisakah aku tetap menjadi manager NCT? Bahkan setelah masa percobaanku selesai" pinta Sejeong.

Sehun terdiam dan menengadah menatap Sejeong dengan ekspresi datar.

"Kenapa? Apa kau berubah pikiran setelah kukatakan bahwa Doyoung menyukaimu?" Tuduh Sehun.

"Jadi kau membenarkan tanggapan orang lain kalau aku ini penggoda begitu?" Sejeong merasa tersinggung dengan perkataan Sehun.

Sehun meletakkan sumpitnya dengan kasar, lalu meracau karena lagi-lagi Sejeong salah paham dengan maksudnya.

"Kau tahu semalam, ketika mereka berdiri diatas panggung. Menunggu hasil Vote atas lagu comeback mereka, aku juga merasakan debaran jantung yang mereka rasakan dan ikut berdo'a semoga mereka menang. Dan ketika nama mereka muncul di layar, mereka bersorak menang dan mengacungkan trofi itu kepadaku. Aku terharu dengan apa yang mereka lakukan, dan aku berpikir bahwa seperti ini rasanya bangga dengan hasil perjuangan anak asuh sendiri. Melihat mereka gigih latihan setiap hari, keringat dan nafas mereka yang terengah-engah mengisi ruang latihan. Hal itu berirama di telingaku, terkadang membuatku sedih dan khawatir jika mereka sampai kelelahan dan sakit. Sehun'ssi, aku ingin mendampingi mereka. Aku tak perlu menjadi manager tetap, beri aku waktu hanya sampai manager kang kembali" pinta Sejeong.

"My Oppa is An Idol" (The End)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang