"Chapter 54"

841 77 24
                                    

"Sejeong'ssi. KIM SEJEONG" teriak wanita yang menggunakan helm itu cukup keras untuk menghentikan langkah Sejeong yang berniat masuk ke ruang resepsi. Bahkan setengah dari tamu yang ada di dalam bisa mendengarnya termasuk Sehun yang memang tengah mencari Sejeong.

Sang pemilik nama itu membalikkan badannya, dia terpaku menatap wanita yang memanggil namanya kini berdiri 3 meter jauhnya dari tempat dia memijaki bumi. Perlahan Sejeong menghampirinya, entah rasa takut apa yang tiba-tiba mengusiknya saat ini ketika melihat yeoja itu.

Chaeyeon'ssi? Kau kenapa datang seperti ini kesini, ada apa?" Tanya Sejeong.

Chaeyeon menatap Sejeong, dia hanya mematung menatap Sejeong lalu menangis sesungukan.

"Sejeong-ah, mianhe. Jongmal Mianhe .."

"Seharusnya aku memberitahumu semalam, tapi aku terlalu kesal melihat kau dan .."

"Aku jadi egois dan masa bodoh. Tapi, saat ke  rumah sakit tadi, Aku hanya ingin memastikan bahwa dugaanku salah, bisa saja dia pulih dan berada di sini, tapi...."

"Dia kesakitan, semua alat yang di pasang di tubuhnya tak bisa membantunya bahkan aku bisa merasakan sakitnya ketika semua dokter berlari dengan wajah panik ke ruangannya .." cerita Chaeyeon.

"Apa maksudmu? Siapa yang kesakitan" Sejeong tak bisa menangkap cerita Chaeyeon tapi entah kenapa bulir bening terus keluar dari pelipis matanya.

Sejeong meremas kedua lengan Chaeyeon dan mengguncang yeoja itu agar lebih tenang.

"Chaeyeon'ssi, tenangkan dirimu. Apa yang terjadi? Dia? Dia kesakitan? Dia siapa?" Teriak Sejeong.

Chaeyeon tak bisa menyebut namanya dan terus saja menangis. Kini genggaman Sejeong melemah ketika kepingan Puzzle yang dia ciptakan menyatu dan lengkap.

"Kau bohong..." teriak Sejeong berusaha menyangkal apa yang telah dia simpulkan.

Obrolan mereka sudah mengusik para tamu sedari tadi, di tambah teriakan Sejeong yang mengejutkan mereka. Kaki Sejeong terasa rapuh, dia tiba-tiba saja terkulai lemas di lantai.

Perkataan Jaehyun padanya tempo hari, ketika kekasihnya itu menanyakan kalau seandainya dia di posisi Sehun. Apakah dia akan menyelamatkannya, kini menggema di telinganya.

Chaeyeon terus saja menangis dan ikut terduduk di depan Sejeong, "Maafkan aku Sejeong-ah ..."

Sejeong menghapus air matanya dan berusaha bangkit.

"Tidak, tidak mungkin. Dia ada di jepang, dia mengatakan bahwa dia ada..." Sejeong berjalan seperti Zhombie meninggalkan Chaeyeon.

"Rumah sakit Yulje..." Sahut Chaeyeon, yeoja itu tahu kalau Sejeong akan pergi menemui Jaehyun bagaimanapun caranya.

Hujan tiba-tiba turun dengan sangat derasnya, Sejeong tak peduli bahkan jika itu adalah Hujan paku sekalipun. Dia keluar dari gedung pernikahan kakaknya dan berjalan keluar menantang Hujan yang kini membuatnya kuyup seketika.

Chaeyeon yang mengekori nya hanya menatap Sejeong nanar dan terus menangis. Kali ini, dia merasakan rasa pedih yang di rasakan Sejeong.

********

Sejeong mengatur Nafasnya ketika sudah mencapai lantai di mana kamar VIP berada, dengan kondisi basah kuyup dan telanjang kaki. langkahnya semakin melemah ketika dia menghampiri Kamar VIP yang di katakan Chaeyeon. Sejeong masih berharap semua ini hanyalah mimpi buruk, tapi ketika dia membaca nama yang tertera di samping pintu. Suara gemuruh di luar sana menciptakan petir yang membuatnya getir.

Sejeong mengintip dari jendela persegi yang ada di pintu ruangan itu, Sejeong membungkam mulutnya ketika matanya menangkap Jaehyun yang sedang di periksa oleh dokter, begitu banyak kabel yang di pasang di keningnya. Setiap kali Dokter itu bertanya, Jaehyun menjawabnya dengan anggukan lalu tersenyum.

"My Oppa is An Idol" (The End)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang