"Chapter 44"

735 67 24
                                    

Pagi-pagi sekali Hayoung bertamu, Myungsoo yang mengabarinya semalam. Berharap Hayoung bisa menghiburnya jika Sejeong tak kunjung keluar dari kamarnya atau mengeluarkan sepatah kata sejak semalam. Hayoung tak sendiri, Wonwoo setia menemaninya..

"Heii...." Tutur Hayoung pelan sembari menghampiri Sejeong yang menenggelamkan wajahnya di balik lututnya.

Sejeong mengangkat wajahnya, karena mengenali suara itu. Sejeong menatap sendu Sahabatnya. Hayoung meneteskan air matanya, untuk kesekian kalinya dia harus melihat Sejeong seperti ini dan dia tak bisa melakukan apapun.

Hayoung memeluk Sejeong, ketika Yeoja itu kembali menangis di depan sahabatnya. Lagi-lagi Sejeong menumpahkan air matanya, dan sekarang pundak Hayoung lah sasarannya.

"Dengarkan aku Sejeong-ah, kau Wanita yang kuat. Kau sudah melewati jatuh dan patah hati beberapa kali, lihat aku" Hayoung melepas pelukan Sejeong dan sedikit mengguncang tubuhnya.

"Kau jangan seperti ini, Myungsoo Oppa sampai menyuruhku kesini karena sangat mengkhawatirkan mu. Jika kau seperti ini, Myungsoo Oppa akan memberitahu Ibu my" tegur Hayoung.

Sejeong tak ingin eomma'nya sampai tahu, terlihat jelas ketika dia berusaha memperbaiki mimik wajahnya, lalu tersenyum.

"Aku baik-baik saja!" Ujarnya.

"Sekarang ceritakan, apa yang terjadi. Sehun tak mungkin setega ini padamu" tanya Hayoung yang ingin mendengar cerita lebih lengkap dari mulut Sejeong sendiri.

"Tapi dia memang tega melakukan hal itu padaku. Selama ini orang tua Sehun tak tahu kalau putranya sudah putus dengan Lisa dan Sehun membiarkan kesalahpahaman itu terus-menerus. Sampai Lisa berhasil menggambil hati mereka, untuk kembali ke Sehun. Bukan hanya sebagai pacarnya tapi calon Istrinya! Sedangkan Sehun sendiri malah mengusulkan untuk menjadikanku simpanannya atau istri ke duanya" cerita Sejeong pelan.

"Aku memang sangat mencintainya, tapi tak bisa melakukan hal konyol seperti itu. Aku tak bisa melakukannya"

"Tentu saja, kau tak boleh melakukannya. Semua wanita pasti akan bersikap sama sepertimu" Hayoung membelanya.

"Tapi, apa itu berarti hubungan kami benar-benar berakhir? Membayangkannya saja. Hatiku sudah sakit" Racau Sejeong.

"Terus kau mau apa? Mempertahankan hubunganmu? Sampai kapan? Apa kau sanggup melihat Sehun dan Lisa berjalan di altar pengantin?" Tegur Hayoung.

"Sejeong-ah, hidupmu tak sepenuhnya berakhir jika kau mengakhiri hubunganmu dengan Sehun"

"Tapi, aku tak bisa hidup tanpanya..." Ujar Sejeong.

"Kalau begitu temui Sehun, ancam dia. Bahwa kau akan bunuh diri di depannya atau ajak dia mati bersama. Jika kau berpikir hanya Sehun yang bisa membuatmu Hidup, dan aku, Kim Myungsoo Oppa, Ibumu, Jaehyun dan Chanyeol. Bagaimana dengan manager Kang dan NCT127? Apa kau pikir mereka hanya peran tak penting dalam hidupmu?" Hayoung sedikit menggertak Sejeong agar sahabatnya itu sadar.

Bahwa akhir dari cinta bukanlah sebuah akhir dari hidup. Seperti itulah permainan dalam cinta. kau bahagia, berkorban, terjatuh, bangkit dan terjatuh lagi lalu kemudian hancur berkeping-keping, dan akhirnya melapangkan. Kembali berani untuk memulai lagi, Cinta bukanlah sebuah Sindrom, Fhobia, Ataupun trauma yang membuatmu melarikan diri dengan alasan takut menghadapinya lagi. Sebuah kisah cinta, lukanya sama. Tapi kebahagiaan yang manis berbeda di setiap kisahnya.

Hampir 2 jam, Hayoung dan Wonwoo bertamu dan memutuskan untuk pulang. Hayoung terus saja memikirkan Sejeong jadi, Wonwoo menggandeng tangannya agar Yeochinnya itu mengekor di belakangnya.

"Kau baik-baik saja?" Wonwoo akhirnya menegur Hayoung ketika mereka menunggu Lift terbuka.

"Aku baik-baik saja, tapi tidak dengan Sejeong..." Ujar Hayoung.

"My Oppa is An Idol" (The End)✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang