Part 4

3.6K 289 34
                                    

Ajarkan aku untuk melupakannya
***

"Cieeee yang berangkat bareng ketos!"

Kana melengos, baru memasuki kelas gerombolan Arsel and the genk sudah menggodanya. Ia mendudukkan diri dengan raut cemberut. Kana tidak suka pada Alan, makanya ia kesal. Lagian mereka hanya tidak sengaja bertemu saat Kana menunggu angkot karena motor kesayangannya mogok.

Di tengah perjalanan, ia bertemu dengan Regan yang sepertinya langsung memberitahukan kabar tersebut pada teman-temannya.

"Cieee Kanaya bentar lagi taken."

Kana melemparkan tatapan tajam pada sosok yang masih setia membuatnya kesal, padahal tiga orang lainnya sudah kembali sibuk pada aktivitas mereka.

"Cel, lo udah pernah ngerasain gak dilempar sama ini?" Kana mengangkat tangannya yang memegang kamus.

"Mau dong dilempar." Arsel malah memajukan wajahnya. "Mana sini lempar kalau berani," tantang cowok itu membuatnya tak bisa menahan diri. Jangan salah, walaupun Kana memiliki perasaan pada Arsel, tetap saja kalau kesal ia tidak main-main.

Kana benar-benar melempar kamus tersebut. Sayangnya Arsel dengan sigap dapat menangkapnya, menggerakkan tangan seperti hendak melempar balik hingga Kana refleks menunduk. Cowok itu tertawa dengan aksi konyolnya lalu memasukan kamus ke laci meja.

"Ya ampun, Na. Lo lucu banget sih." Arsel terkekeh. "Tenang aja lagi, gue itu cowok pecinta wanita jadi gak bakal gue berbuat kasar. Ya ... walau elo gak masuk kriteria gue."

"Emang lo juga tipe gue?" tanya Kana balik. Pintar sekali menyembunyikan perasaannya. Arsel baru hendak membalas ketika Mora yang baru memasuki kelas memanggilnya.

"Disuruh ke ruangan Bu Sasmita."

Mengabaikan raut sebal Arsel karena perdebatan mereka belum selesai, Kana menatap teman sebangkunya dengan raut bingung. "Ada apa? Kok gue jadi was-was gini."

Mora hanya mengedikkan bahu. Kana kemudian berdiri dari duduknya dan berjalan menuju tempat yang dimaksud. Karena terburu-buru, di pintu ruangan ia hampir menabrak seseorang. Kana mendongak, disusul matanya yang terbelalak.

"Kamu lagi." Suara merdu itu mengalun di pendengarannya. Kana yang malah memandangi tanpa berkedip membuat cowok itu tersenyum dan menggeser badannya. "Mau masuk, 'kan?"

Terkesiap, Kana langsung menundukan wajah. Malu tertangkap basah memperhatikan kakak kelasnya.

"Em, i-iya. Permisi, Kak."

Sial! Kana malah tergagu. Baru dua langkah, cowok itu bersuara, "Tunggu!"

Kana menoleh dengan dada yang sudah berdebar cepat.

"Kanaya?"

"Hng?" Kana mengernyit. Dari mana cowok itu tahu namanya?

"Nama kamu Kanaya, 'kan?"

Kana mengangguk kaku. Ia merasa tidak berbuat kesalahan selain tanpa sengaja menabrak cowok di depannya, tapi kenapa dirinya jadi cemas begini?

"Ke-kenapa ya, Kak?"

Cowok itu menggelengkan kepala diiringi seutas senyuman yang tak pernah hilang dari bibirnya.

A or A ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang