Part 26

2.6K 262 118
                                    

Jangan jadikan perasaan ini sebagai candaan
***

Kana memarkirkan motornya dan membuka helm. Ia bersenandung kecil, raut wajahnya tampak bahagia. Namun, ketika berbalik dan mendapati sosok Arsel dan cewek di boncengannya, senyum cewek itu lenyap. Ia segera berjalan cepat menuju kelas, mengabaikan Arsel yang hendak memanggilnya.

"Ngarep apa sih lo, Na," gumamnya pada diri sendiri. Kana memasuki kelas dan mendudukkan badan. Mora sudah datang, tapi tidak tahu di mana karena hanya tasnya yang tergeletak.

Tak lama kemudian Arsel datang tergesa-gesa. Menyimpan tas dan hendak berlalu ketika Kana refleks bertanya. "Ke mana?"

Cowok itu berhenti, menoleh padanya sambil tersenyum. "Kantin," jawabnya membuat Kana ber'oh'ria. Mungkin menyangka Arsel akan menemui Elsa lagi. "Mau ikut?"

Kana menggeleng, beralih pada bukunya dan membiarkan Arsel berlalu. Membuka lembaran di depannya, ia menghela nafas.

"Hoi! Pagi-pagi udah ngelamun aja sih?" Mora menyenggol bahunya hingga tersentak. Berdecak, Kana menidurkan wajahnya menyamping ke arah sahabatanya.

"Masa gue baper sama pacar orang, Ra," keluhnya dengan satu tangan mengetuk-ngetuk meja.

Mora yang sedang membersihkan kacamatanya refleks menoleh. "Siapa?"

"Siapa lagi emang?" tanya Kana balik. Cewek di sebelahnya menaikkan sebelah alis, tapi tidak mengatakan apapun lagi. Malah membuka ponsel untuk mengirimkan chat pada sumber informasi yang bisa ia percaya.

Bunyi bel membuat para murid masuk kelas dan duduk ke tempat masing-masing. Arsel berjalan beriringan dengan Regan sambil bercanda membuat Rijal dan Jenar yang berjalan di belakangnya menampakan raut sebal.

"Cepet elah lelet amat!" ketus Rijal menendang kaki Arsel.

"Lo kenapa gak nendang Regan aja sih? Kenapa harus gue coba?" keluh cowok itu yang raut wajahnya langsung berbinar saat tatapannya bertubrukan dengan mata milik Kana. Melupakan kekesalannya, Arsel melepaskan rangkulan Regan dan mendekatinya.

"Na."

"Apa?" Kana berusaha bersikap tenang.

Arsel tak langsung menjawab, malah memandanginya lamat lalu tersenyum. "Enggak, cuma nyapa aja."

"Idih!" Mora yang mendengarnya berkomentar, sedangkan Kana hanya mengernyitkan dahi.

Arsel kini duduk di kursinya, lanjut berbicara dengan Regan. Tak lama Bu Berta masuk membuat keadaan kelas senyap seketika. Tentunya untuk sementara waktu saja karena dua biang onar tidak bisa duduk kalem lebih dari sepuluh menit.

Boombayah!
Yah Yah Yah Boombayah
Yah Yah Yah Boombayah Yah Yah Yah Yah
Boom Boom Ba Boom Boom Ba Oppa!

Kana menoleh lalu meringis melihat Arsel dan Regan sedang menyanyikan lagu milik girl group asal negeri ginseng. Rijal sudah bertukar tempat duduk dengan Regan.

Yah Yah Yah Yah Yah Yah Yah Yah Yah Yah
Yah Yah Yah Yah Yah Yah Yah Yah Yah Yah Oppa!
Yah Yah Yah Yah Yah Yah Yah Yah Yah Yah
Yah Yah Yah Yah Yah Yah Yah

Regan memutar kepalanya seperti orang kesurupan, pun Arsel yang melakukan hal sama, bedanya cowok itu sambil menepuk-nepuk meja layaknya seorang drumer. Tampak menikmati sekali, mengabaikan kedua sahabatnya yang sudah menutup kedua telinga karena mengganggu konsentrasi mereka mengerjakan tugas.

"Ananda! Regantara!"

Mereka menghentikan aktivitasnya saat menyadari sang guru yang sudah berkacak pinggang.

A or A ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang