Karena dicintai olehmu rasanya begitu menakjubkan
***"Kalau gue bilang, Kana juga suka sama lo percaya gak?"
Ucapan Regan kemarin terngiang di benaknya. Tadinya ia mengira sedang dikerjai, mengingat bagaimana jailnya cowok itu. Namun, Jenar yang juga mengatakan hal sama membuat kembali memikirkan hal tersebut.
Jenar bilang, ia mendengar Kana bicara setelah Arsel meninggalkannya di depan aula. Lalu, Regan yang tidak sengaja menguping saat cewek itu bercerita pada adik tirinya. Juga Rijal yang selalu mendapatkan informasi dari sahabatnya.
Jelas saja, Arsel merasa mendapatkan sebuah keajaiban. Tidak menyangka kalau cewek semenakjubkan Kana akan menyukainya, bahkan ia tidak berhenti tersenyum setelah mengetahui itu.
Arsel meminta para sahabatnya untuk tidak memberitahu Kana tentang perasaanya. Tidak seru kalau cewek itu tahu dari orang lain. Ia juga ingin membuktikan terlebih dahulu dengan mata kepalanya sendiri.
"Nanda!"
Arsel yang sedang menunggu kedatangan pujaan hatinya menoleh, Elsa mendekat dengan tergesa-gesa. Ia hanya menaikkan sebelah alisnya, mendapati raut cemas cewek itu.
"Kemarin pas bertengkar sama Reval gue, kan bilang lo pacar gue," ucapnya tanpa basa-basi.
"Ya terus? Bukannya emang lo minta kita pura-pura pacaran?" Arsel yang sedang menyandarkan punggunya tak henti memperhatikan koridor utama.
"Nah masalahnya kemarin Kanaya denger deh kayaknya."
Cowok itu terdiam sesaat lalu berucap. "Oh ya udah gak papa."
"Ih lo kok-" Elsa menatap kesal cowok di depannya. "Bukannya lo suka sama dia ya?"
Arsel langsung menegakkan badan melihat seseorang melangkah ke arahnya sambil memainkan kunci motor. Ia segera meraih jemari Elsa dan tersenyum manis. "Gak papa kok El, tenang aja."
"Lo ngom-" Elsa tak melanjutkan ucapannya karena Arsel menekan tangannya, mengisyaratakan untuk diam. Ada siapa? tanya cewek itu tanpa suara.
"Lo kok makin hari makin cantik aja sih?" Arsel melirik ke arah Kana yang sudah memperhatikan keduanya. Cewek itu sempat menghentikan langkah mendengar gombalannya. Sadar atau tidak wajahnya sudah bertekuk. Saat Arsel menggerlingkan mata, Kana langsung melengos.
"Pamer!"
Bahkan gumaman cewek itu masih didengarnya hingga Arsel terkekeh. Elsa yang sejak tadi bingung pun menoleh, matanya membola. "Ih elo ya, dia pasti salah paham lagi. Gue pikir Reval yang dateng, makanya diem."
"Justru itu yang gue mau. Kalau gitu gue ke kelas dulu," ucap Arsel tampak ceria. "Bye bye kakak Elsa tersayang!"
***Kana memasuki kelas dengan raut bertekuk. Pagi-pagi sekali ia sudah mendapati pemandangan yang membuatnya ingin mengumpat. Ah, tidak-tidak. Kana bukan tipe cewek seperti itu. Ia harus tetap tenang seperti biasanya. Stay cool, Na.
Mendudukkan badannya, Kana melihat Arsel memasuki kelas. Jangan tanya bagaimana cerahnya raut cowok itu. Apalagi senyuman lebar ala pepsodent yang membuat Kana ingin memukul bibir Arsel seketika.
Arsel sepertinya absen mencoreti whiteboard pagi ini. Cowok itu berjalan menuju bangkunya, padahal Sava sudah berdiri di sebelah meja guru, berjaga-jaga dan siap memarahi.
"Pagi Nana!"
Kana memutar bola matanya malas. Mentang-mentang baru bertemu sang pacar, cowok itu cerianya minta ampun.
KAMU SEDANG MEMBACA
A or A ✔️
Teen FictionKana diam-diam menyukai teman sekelasnya. Arsel, si tukang sepik yang gombalannya sudah menjalar di seantero sudut SMA Nusantara. Kana pikir, perasaannya akan sulit hilang. Hingga suatu hari, ungkapan terang-terangan dari sang ketua OSIS membuatnya...