Kang Yi memimpin ketiga orang bersamanya dan menjelajahi hutan selama lebih kurang dua jam tanpa henti dan selama waktu ini , mereka tidak menemui rintangan apa pun . Bahkan seekor burung juga tidak mereka temukan , seolah hutan ini benar - benar tidak berpenghuni .
Liu Xi tenggelam dalam pikirannya selama perjalanan .
Tang Yun Qi terkadang akan berbincang - bincang dengan Xia Wen He , sehingga membuat hubungan kedua orang menjadi semakin dekat .
Xia Wen He juga adalah seseorang yang sangat jujur dan terbuka , sehingga membuat Tang Yun Qi semakin menyukai anak ini . Selama perbincangan mereka , Xia Wen He juga menyebutkan beberapa hal mengenai keluarganya .
Meskipun Kang Yi tidak memperhatikan ketiga orang dibelakangnya , sebenarnya ia dengan serius mendengarkan semua perbincangan antara Tang Yun Qi dan Xia Wen He .
Begitu juga dengan Liu Xi , dari sikapnya , ia memang terlihat tidak peduli dengan urusan orang lain , tetapi sebenarnya , ia sudah mendengarkan semua perbincangan kedua orang tanpa melewatkan satu kata pun .
Melalui cerita Xia Wen He , ketiga orang lainnya dapat mengetahui bahwa Xia Wen He memiliki kehidupan yang sulit di keluarganya .
Xia Wen He tidak pernah melihat kedua orang tuanya sejak ia lahir . Ibunya meninggal ketika melahirkannya . Ayahnya bahkan tidak pernah berada disisi ibunya ketika ibunya sedang melahirkannya dirinya .
Hal itu karena ayahnya meninggalkan ibunya dan bersama dengan wanita lain .
Keluarga ibu Xia Wen He termasuk salah satu keluarga kultivator yang kaya dan makmur di kota asalnya . Kakek dari pihak ibunya adalah seorang kultivator tingkat tinggi . Kakeknya memiliki dua anak laki - laki dan satu anak perempuan , yaitu ibunya .
Ibu Xia Wen He adalah anak tertua dan juga merupakan seorang kultivator yang berbakat . Dari ketiga anak kakek Xia Wen He , ibunya adalah yang paling berbakat . Sehingga kakeknya selalu sangat menghargai dan menyayangi putri nya . Bahkan lebih dari kedua putranya .
Meski sangat dimanjakan oleh kakeknya , ibunya tidak pernah bersikap arogan dan selalu sangat lembut .
Pada saat itu , ibu Xia Wen He sangat terkenal di kota mereka dan banyak keluarga yang ingin melamar ibunya . Tetapi semua lamaran ditolak secara halus dan sopan .
Kedua adik ibu Xia Wen He juga merupakan bibit yang berbakat , tetapi bakat mereka masih tidak dapat mengungguli bakat ibunya . Sehingga kedua paman Xia Wen He selalu dibandingkan dengan ibu Xia Wen He .
Paman pertama Xia Wen He memiliki sifat yang sombong dan pemarah . Paman pertama nya selalu merasa iri dengan ibunya .
Paman kedua Xia Wen He memiliki sifat yang ramah dan lembut seperti ibunya , tetapi bakatnya adalah yang terendah diantara ketiga anak kakeknya , sehingga paman pertama Xia Wen He selalu memandang rendah paman kedua Xia Wen He .
Bahkan kakek Xia Wen He selalu merasa kecewa dengan putra bungsunya , hingga kakeknya tidak terlalu memperdulikan putra bungsunya ini . Karena hal itu , kedudukan paman kedua Xia Wen He dikeluarga ibunya sangat rendah . Banyak orang di keluarga ibunya yang memandang rendah paman kedua Xia Wen He . Hanya ibu Xia Wen He yang memperlakukan adik bungsunya dengan sangat baik dan memanjakannya .
Ketika ibu Xia Wen He berusia 17 tahun , ia bertemu dengan ayah Xia Wen He untuk pertama kalinya ketika berkunjung ke rumah ayah Xia Wen He .
Ayah Xia Wen He memiliki status yang rendah di keluarganya , karena ayah Xia Wen He adalah putra seorang selir . Ibu Xia Wen He sudah jatuh cinta kepada ayah Xia Wen He ketika mereka pertama kali bertemu .
KAMU SEDANG MEMBACA
Light From The Orchid
Fantasy[ Original ] [ Cover diambil dari Google ] Feng Ming Yue , seorang gadis dari era modern yang memiliki kemampuan khusus dan daya ingat yang tinggi , jatuh ke dunia lain setelah dilempar ke jurang oleh para penghianat yang telah merebut nyawa orang...