chapter 40

3K 245 14
                                    

Pemuda kecil melihat tangan orang yang membantunya dengan terampil membalut kakinya yang terluka , tiba - tiba merasa malu dengan dirinya sendiri . Pemuda kecil merasa bahwa dirinya tidak berguna dan hanya bisa merepotkan orang lain .

" Selesai "

Pemuda yang membantu pemuda kecil mengobati lukanya berdiri dan menyimpan kembali botol obatnya . Ia menatap pemuda kecil yang sedang menundukkan kepalanya dan sepertinya sedang melamun .

Pemuda itu mengerutkan keningnya dan berkata , " Bisakah kamu berjalan ? "

Kata - kata pemuda itu segera membangunkan pemuda kecil dari lamunannya . Pemuda kecil melihat bahwa kakinya sudah selesai dibalut dan ia merasa semakin malu karena melamun ketika orang lain sedang memberikan bantuan untuknya .

" Um . Bisa . "

Pemuda kecil berusaha berdiri tetapi gerakannya menyebabkan luka di kakinya terasa semakin nyeri . Pemuda kecil itu akhirnya berdiri dengan usaha yang sulit .

" Terima kasih Tuan karena sudah menolong saya . " Pemuda kecil menangkupkan tangannya kepada penyelamatnya dan mengucapkan terima kasih dengan sopan .

Pemuda itu tidak menjawab ucapan terima kasih dari pemuda kecil , sebaliknya ia mengulangi lagi pertanyaannya dengan apatis , " Bisakah kamu berjalan ? "

Pemuda kecil membeku ketika mendengar pertanyaan penyelamatnya . Dengan kondisi kakinya saat ini , tidak mungkin ia bisa berjalan mengikuti kecepatan kelompok . Ia hanya akan menjadi beban .

" Saya..... " Pemuda kecil semakin gelisah dan gugup . Suaranya bahkan sedikit bergetar .

Orang - orang dalam kelompok sangat memahami kondisi kaki pemuda kecil meski pemuda kecil tidak menjawab . Beberapa orang mulai mengerutkan kening dan merasa masam . Jika pemuda kecil mengikuti kelompok , maka ia hanya akan menjadi hambatan bagi kelompok .

Semua orang memahami fakta ini . Sehingga beberapa orang yang merasa simpati kepada pemuda kecil mulai tidak mempedulikannya . Mereka sudah berusaha sejauh ini , tidak mungkin ada yang mau menghadapi konsekuensi gagal pada tahap kedua ujian hanya karena rasa simpati mereka kepada pemuda kecil .

Beberapa orang mulai menjaga jarak dari pemuda kecil dan menunjukkan sikap apatis . Pemuda kecil juga mengetahui bahwa tidak mungkin ia bisa mengikuti kelompok lagi . Pemuda kecil menundukkan kepalanya dan mulai gemetar .

Pemuda kecil berusaha menenangkan dirinya dan berkata , " Saya.....saya hanya akan menjadi hambatan bagi kelompok . Saya , saya akan.....keluar dari tim . "

Semakin pemuda itu mengatakan kalimatnya , semakin serak suaranya . Beberapa kata terakhir bahkan diucapkan dengan nada yang sangat pelan dan tidak jelas .

Beberapa orang menghela nafas . Mereka menghela nafas bukan karena kasihan kepada pemuda kecil , tetapi karena merasa lega karena pemuda kecil memahami kondisinya sendiri dan keluar dari kelompok secara sukarela . Setidaknya pemuda kecil itu masih mengetahui posisinya sendiri .

Pemuda yang menyelamatkan pemuda kecil , tidak mengatakan apa pun . Ia hanya menatap tindakan pemuda kecil dari awal hingga akhir .

Seorang wanita dalam kelompok mengerutkan keningnya setelah mendengar kata - kata pemuda kecil dan respon dari semua orang .

Setiap orang tahu bahwa ditempat yang tidak diketahui kondisinya ini , jika seseorang bergerak sendiri dan menemukan bahaya secara tidak sengaja , maka keselamatan orang tersebut tidak akan dapat dijamin .

Karena itulah sejak awal , mereka memutuskan untuk bergerak bersama . Sehingga mereka akan lebih aman hingga ujian berakhir .

Tapi sekarang , pemuda kecil ini secara sukarela keluar dari tim . Bahkan jika nanti sesuatu benar - benar terjadi kepada pemuda kecil ini , orang - orang dalam kelompok tidak akan disalahkan karena pemuda kecil ini yang mengambil inisiatif untuk pergi .

Light From The OrchidTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang