Part 14

1.4K 285 216
                                    

Selamat Membaca*

#Author pov.

Keesokan paginya...

Yeri terbangun dari tidurnya lalu spontan saja beranjak, ia teringat kalau dirinya masih disamping sang suami. Ia tak langsung pergi melainkan mengecek suhu tubuh Jungkook untuk mengetahui kondisi terkini namja itu.

"Kau masih panas." gumam Yeri lalu beranjak pergi untuk segera membuatkan bubur di dapur, tak lupa sembari menghubungi sang sahabat.

Yeri menghubungi Suhyun. "Ya! Mengapa lama sekali mengangkat telponku saja? Jawab aku, obat demam apa yang paling bagus?!" tanyanya dengan terburu-buru, masalahnya Jungkook tak juga sembuh padahal sudah beberapa kali meminum obat.

"Ish, tidak usah berteriak! Kau ini, nanti ku kirimkan pesan nama obat yang bagus untuk demam tapi kalau demam suamimu belum juga mereda setelah meminum itu kau harus membawanya ke klinik." jawab Suhyun memberikan nasehat pada sahabatnya seperti seorang dokter yang memberikan resep pada pasiennya.

Yeri berdeham mengerti, lalu segera mematikan panggilan karena harus kembali fokus menyelesaikan pembuatan bubur untuk suaminya.

Selesai memasak bubur, ia segera pergi keluar rumah menuju ke apotik yang buka 24 jam untuk membeli obat demam yang telah diberitahu oleh Suhyun.

Yeri berlari sekuat tenaga karena jarak apotik yang ia tuju cukup jauh, ia bergegas pergi dan kembali ke rumah dengan terus berlari. "Syukurlah, sudah sampai." gumamnya disertai dengan senyuman lega.

Senyuman Yeri memudar kala di dekat pintu ada sepatu seseorang, ia segera memasuki rumah dan melihat siapa orang yang datang dan langsung masuk ke dalam rumahnya.

Yeri mendapati seorang yeoja yang kini tengah mengompres suaminya, yeoja itu adalah yeoja yang sama.

Yeoja yang kemarin, Lee Mijoo.

Mijoo beranjak dari duduknya untuk menyambut kedatangan Yeri. "Annyeong, maaf karena aku langsung masuk. Tadi aku sudah menekan bel tapi tak ada yang membukakan, karena khawatir terjadi sesuatu pada Jungkook jadi aku langsung masuk saja dan kebetulan pintunya tidak dikunci." jelasnya disertai dengan senyuman ramah.

"Tolong berikan obat ini pada Jungkook." timpal Yeri lalu menyerahkan obat yang tadi dibelinya pada Mijoo. "Aku harus bersiap-siap ke kampus sekarang." lanjutnya sebelum pergi meninggalkan kamar itu.

Yeri menutup pintu kamarnya dan bersandar disana. "Mana mungkin dia hanya temanmu, Jungkook! Dia berani masuk ke dalam rumah bahkan masuk ke dalam kamarmu." gumamnya lalu mulai melangkah untuk segera bersiap-siap.

Saat hendak keluar kamar, Yeri tak sengaja berpapasan dengan Mijoo yang juga hendak keluar dari kamar Jungkook.

"Yerim-ssi, kau mau berangkat sekarang?" tanya Mijoo dengan ramah, sementara itu Yeri hanya menganggukkan kepalanya membenarkan.

Mijoo tersenyum lalu menepuk bahu Yeri dengan akrab. "Kau tak perlu khawatirkan Jungkook, aku akan merawatnya seharian ini." ucapnya membuat Yeri menarik ujung bibirnya, tersenyum sinis.

Tanpa mau menimpali ucapan Mijoo, Yeri langsung melenggang pergi meninggalkan rumah tapi langkahnya terhenti tepat di depan rumah.

Yeri menoleh ke pintu rumah yang telah tertutup itu. "Apa kau akan baik-baik saja Jungkook? Bersama dengan kekasihmu itu?" gumamnya dalam hati.

Dengan langkah yang terasa sangat berat Yeri mulai berjalan meninggalkan rumah, meski dalam hatinya ia masih sangat khawatir akan kondisi Jungkook.

The Innocent HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang